Sekarang Kita Berteman

7 0 0
                                    

***
Pagi ini tidak seperti biasanya Panji bangun pagi ketika Hari Minggu. Jam dinding baru menunjukkan pukul 6 dan Panji sudah rapi dengan setelan pbaju olahraga serta sneakers favoritnya. Panji berlari kecil menuruni anak tangga menuju dapur untuk menemui Mama nya dan Mbok Nah yang sedang asik memasak.

"Tumben kamu udah bangun, mau kemana Nji?" tanya Mama nya yg tidak menoleh sehingga tidak mengetahui bahwa Panji mengenakan pakaian olahraga.

"Tadinya mau joging Ma. Tapi kayaknya aku mau pake sepeda aja deh keliling komplek. Sekalian pingin tau ada apa aja di komplek ini heheh" Cengir Panji lalu meneguk air putih yang sejak tadi diambilnya.

"Ohhh, sama siapa?" Tanya Mama nya menyelidik yang membuat Panji kaget.

"Kok masih nanya sih Ma. Sendiri lah Ma kan Panji belum ada temen disini"

"Itu gadis depan rumah kita kan dia seumuran sama kamu. Mama liat minggu kemarin dia juga sepedaan tuh" Kata Mama menggoda.

"Belum kenal Ma, dia kayak pemalu gitu orangnya jadi agak susah mau temenan"

"Yee justru yang agak susah gitu malah jadi tantangan tersediri. Berarti dia nggak mudah didapetin"

"Mama ini makin nggak jelas. Udah Panji pergi dulu. Mlekum"

"Mlekum mlekum, Assalamualaikum. Yang bener dong Den Panji" Sergah Mbok Nah yang selalu kesal kalau Tuan kesayangannya ini selalu mengucapkan salam dengan tidak benar.

"Tuh marahin aja Mbok, emang dasar Panji susah dibilangin" Ucap Mama nya.

Panji tertawa sambil berlalu keluar rumah dan mengambil sepeda di garasi. Melesat mengitari tiap sudut komplek perumahan dan berhenti di suatu taman hendak beristirahat dan membeli minum. Taman yang cukup luas. Banyak anak kecil bermain dan lansia maupun orang dewasa yang sedang duduk di bangku taman maupun sedang berolahraga. Pemandangan minggu sehat yang sempurna, orang di komplek sini banyak juga yang gemar olahraga batin Panji.

Panji duduk di bangku taman paling tengah. Kemudian matanya menyipit melihat sosok gadis dengan cowok yang menurut Panji 3 tahun lebih tua. "Cowok nya keren juga untuk ukuran cewek pemalu kayak dia" batin Panji. Panji melihat cowok itu membenarkan tali sepatu milik sang cewek. Kemudian Panji ingat satu hal, ia pernah melakukan hal yang sama kepada Naya. Segera ia tepiskan sekelebat kenangannya, ia sudah bertekad bulat untuk menghapus semua tentang Naya terutama perasaaanya. Tiba-tiba ia melihat gadis itu pergi, dan cowoknya berjalan ke arah Panji, duduk di bangku samping Panji.

"Lo anak baru di komplek yaa boy? Kemarin gue liat lo keluar dari rumah depan rumah gue?" Tanya cowok ini tiba-tiba. Karena Panji merasa hanya ada cowok itu dan Panji yang duduk dibangku yang sama, maka Panji yakin bahwa pertanyaan itu diajukan untuk dirinya.

"Iya. Baru dua minggu lalu pindah. Lo tinggal di depan rumah gue?" Tanya Panji kaget, kemudian ia merasa bahwa pikirannya tentang cowok ini adalah pacar gadis itu adalah salah. Belum sempat di jawab pertanyaan Panji, tiba-tiba ada suara seorang gadis yang membuat mereka berdua menatap gadis tersebut.

"Ini bang minumnya" Gadis itu memberikan minuman yang baru saja dibelinya dan terkejut melihat Panji berada disini. "Panji kamu disini juga?"

"Iya ini olahraga hehee" Jawab Panji agak salah tingkah.

"Lho kalian udah saling kenal?" Tanya cowok yang satunya heran. Terjawablah pertanyaan Panji bahwa cowok disampingnya ini adalah kakak Dira.

"Iya bang. Panji ini temen sekolahku juga. Panji kenalin ini Bang Keano. Bang Keano, ini Panji tetangga baru depan rumah kita"

"Gue Keano, kakaknya Dira" Ucap Keano sambil mengulurkan tangannya.

"Gue Panji, bang" Panji menjabat uluran tangan tersebut.

Panji suka hari ini. Ia menghabiskan minggu pagi bersama teman barunya, Dira dan Bang Keano di taman komplek untuk olahraga. Setidaknya Panji tidak merasa kesepian lagi karena sudah punya teman baru. Satu hal yang Panji sadari, ternyata Dira orangnya asik dan mudah bergaul. Bertolak belakang dengan kesan pertama ketemu Dira, Dira yang kaku dan pemalu.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bintang JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang