Berdamai dengan Masa Lalu

3 0 0
                                    

***
Panji merebahkan tubuhnya setelah membersihkan diri usai bermain basket. Dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul 20.00. Karena ia belum memiliki banyak teman di Jakarta, Panji masih jadi anak rumahan pasca dua minggu kepindahannya. Di komplek perumahannya ini pun ia belum memiliki teman. Rasanya sedikit membosankan. Baru ia akan meraih gitar kesayangannya tiba-tiba handphone nya berdering pertanda ada pesan masuk. Benar saja, banyak notifikasi pesan karena sedari tadi sore Panji tidak membuka handphone nya. Mata Panji tertuju kepada 2 pesan teratas. Dari kedua sahabatnya di Bandung, Naya dan Adit. Panji enggan membalas, namun ia tepiskan keinginannya karena ia merasa tidak ada gunanya ia terus-terusan seperti ini, bermusuhan dengan sahabatnya hanya karena cinta? Panji rasa ini waktunya untuk memperbaiki hubungan mereka, berdamai dengan masa lalu. Bagi Panji persahabatan diatas segalanya, bahkan Panji rela menurunkan egonya demi tetap ingin persahabatannya dengan Naya dan Adit tetap utuh. Sejujurnya Panji merindukan mereka, terutama Naya.

From : Adit
Lo masih marah sama gue Nji? Segitunya lo benci sama gue sampe lo pindah ga ngasih tau gue?

Me :
Gue ga marah boy. Udah gue lupain semuanya. Gue punya lembaran baru disini. Gimana kabar lo?

From : Adit
Serius lo ga marah? Cieee udah punya pacar lo disana ? Padahal baru dua minggu, hebat juga lo wkw
Gue baik. Sepi boy ga ada lo

Me :
Ga lah buat apa marah. Persahabatan kita lebih penting daripada urusan cinta kan boy?
Cewek Jakarta cantik-cantik. Sini lo wkwk

Kemudian Panji beralih membalas pesan selanjutnya, dari Naya.

From : Naya
Apa kabar Nji? Lo pasti udah benci gue yaa? Semoga lo selalu baik-baik aja Nji.

Me :
Gue baik dan akan selalu baik. Gue ga pernah benci sama lo. Gue harap lo juga selalu baik-baik aja.

From :Naya
Makasih karena lo ga pernah benci sama gue. Gimana sekolah lo yg baru? Lo suka?

Me :
Gue udah lupain semuanya dan ga ada yg gue benci sama sekali. Gue suka sekolah gue yg baru walaupun belum terlalu banyak temen

From : Naya
Bagus deh. Nanti kalo lo udah nemuin cewek yg lo suka, kenalin yaa sama gue. Gue pingin titipin cowok kesayangan gue ini ke dia, biar dia jaga dan ga dia sakitin hehee. Gue harap lo ga akan pernah lupain gue Nji walaupun nantinya kita bakal jauh. Gue sayang lo Nji :)

Me :
Secepatnya gue kenalin ke lo Nay. Makasih udah sayang gue. Gue juga sayang lo, sahabat gue sejak kecil.

Membaca pesan Naya membuat Panji sedikit sesak napas. Entah kenapa Panji merasa Naya akan meninggalkannya. Demi menutupi perasaanya yang belum bisa melupakan Naya, Panji membalas dengan kalimat berbohong. Panji ingin Naya tahu bahwa Panji akan membuka lembaran baru di hidupnya. Menata kembali hatinya agar nanti ketika ada yang datang, semua tentang Naya benar-benar sudah selesai. Setidaknya Panji lega, perasaannya jauh lebih baik ketika berbalas pesan dengan sahabat sejak kecilnya. Andai saja perasaan bisa dipilih, Panji hanya ingin selalu bersahabat dengan Adit dan Naya tanpa ada perasaan apa-apa kepada Naya. Tapi Panji tidak menyesali yang sudah terjadi. Naya memberikan banyak pelajaran berharga kepada Panji, salah satunya adalah mengikhlaskan.

Panji meletakan handphone nya dan berjalan menuju balkon depan kamarnya. Matanya menyipit melihat sosok perempuan diseberang rumahnya yang juga sedang berdiri di balkon dan menghadap ke langit. Panji mengernyit dan mengikuti arah pandang gadis itu. Panji terkejut, betapa banyak bintang malam itu hingga membentuk titik-titik dilangit. Panji mengucap syukur dapat menikmati karya Tuhan yang Maha Dahsyat ini, sungguh pemandangan luar biasa.

***

Bintang JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang