***
Panji berlari kecil menuju garasi seusai berpamitan dengan kedua orang tuanya. Sudah jam setengah 7. Dia bergegas menstarter motor ninja merahnya dan melaju membelah keramaian kota Bandung pagi ini menuju sekolahnya. Hari ini akan menjadi hari terakhirnya disekolah karena besok ia sudah harus pindah ke Jakarta. Panji memasuki gerbang sekolah menuju ke tempat parkir, setibanya ditempat parkir ia mendapati Naya tengah keluar dari mobil bersamaan dengan seseorang yang sangat ia kenal. Dadanya sesak namun ia berusaha menetralkan emosinya dan menunjukkan wajah sedatar mungkin untuk menutupi perasaanya. Panji merasa ia harus segera pergi dari tempat ini namun langkahnya terhenti ketika seseorang menggapai tangannya.
"Nji, gue mau ngomong sama lo"
"Ngomong aja kali" ucap Panji datar.
"Nggak disini. Pulang sekolah di Cafe biasa gimana? Banyak yang mau gue omongin sama lo" jelas laki-laki itu.
"Gue nggak punya banyak waktu buat dengerin omongan sahabat yang nggak bisa dipercaya macam lo Dit!" sahut Panji dengan nada naik satu oktaf.
Kalimat Panji sukses membuat Adit membeku. Belum pernah dia melihat sahabatnya semarah ini sebelumnya. Adit merasa bersalah terhadap Panji. Namun ia merasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya kepada Panji.
"Gue harap lain hari lo ada waktu buat dengerin penjelasan gue" teriak Adit bersamaan dengan punggung Panji yang perlahan menghilang dilorong sekolah.
Panji masih mendengar dengan jelas kalimat yang diucapkan oleh Adit. Seulas senyum tulus muncul dibibirnya.
"Gue mungkin nggak bakal punya waktu lagi buat dengerin penjelasan lo Dit. Gue percayain orang yang gue sayang jatuh ditangan lo, sahabat gue sendiri." cecar Panji lirih. Panji sengaja tidak mengatakan kepindahannya kepada Adit maupun Naya. Panji rasa itu tidak perlu karena menurutnya inilah yang terbaik.
***
Oke ini dikit banget. Tp semoga teman-teman tetep mau baca part selanjutnya yaa :)
Di mulmed ada Adit loh. Selamat berimajinasi yeayyy ♥♥♥♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Jatuh
Teen Fiction"Kamu tau nggak kenapa aku seneng Bintang? Karena dia nggak pernah redup. Karena dia itu mirip kamu. Sesulit apapun hari yang kamu jalani, kamu nggak pernah ngeluh. Nggak pernah redup. Tetaplah jadi Bintang terang untuk orang-orang disekitarmu." - P...
