Author's POV
"Aduh! Pantat gue," keluh Tyas. "Sakit banget,La!" Lanjutnya. Matanya mengerjap-ngerjap menatap Illana. Berharap gadis itu mengulurkan tangan untuk sekedar membantunya berdiri.
Kedua gadis itu sedang berjalan menuju kantin sekolah untuk mengisi perut mereka yang sudah memberontak sejak tadi.
Karena kecerobohannya, Tyas terpeleset. Bukannya membantu sahabatnya, Illana hanya berkacak pinggang sambil tertawa lepas.
"Sini, gue bantu."
Tyas terpana beberapa detik sebelum akhirnya menerima uluran tangan itu. Tyas berdiri sempoyongan sambil menggosok-gosok pantatnya. Dia merasa roknya agak basah.
Tyas meneguk ludah. "Ma.. Makasih kak." ucap Tyas gelagapan. Manik matanya beradu pandang dengan mata indah milik cowok itu.
"It's ok. Lain kali hati-hati! Tadi subuh hujan. Lantai koridor ini emang suka licin kalo hujan."
"Iya kak." jawab Tyas malu-malu. Tak berani menatap cowok itu lebih lama.
Cowok itu segera meninggalkan Tyas yang langsung menjerit-jerit sepeninggalnya."OMG!! Laa!!"
"Hmm" Illana bergumam
"Makasih banyak !! Pokoknya gue berterima kasih banget sama lo!!" Tyas menatapnya berbinar-binar. Gadis itu menoleh terheran-heran.
"Bukan gue yang nolongin lo"
Illana mengerutkan kening."Coba bayangin, kalo tadi lo nolongin gue, gue nggak bakalan di bantu sama Kak Adri!!" Tyas menggeleng-geleng dramatis. Illana meringis mendengar celotehan Tyas.
"Kak Adri,La!! Cowok paling ganteng seantero sekolah. Hati gue masih nyut-nyutan sampe sekarang,La!"
Illana mendengus. "Oke,terserah. Gue nggak peduli"
Senyuman Tyas berubah kecut. Tyas menatap cewek itu dengan kesal.
"Elo sih! Telat masuk ke sekolah ini. Jadinya lo nggak tau seberapa kerennya Kak Adri waktu demo extrakurikuler pas mos, La!"
"Emang dia ngapain?"
"Futsal. Tendangannya keren abis, La! Pas banget sama mukanya yang baby face itu! Cute banget. Ya ampun, pas futsal keringatnya netes-netes gitu,La! Seksi!"
Illana terkekeh geli. Orang yang lagi jatuh cinta itu suka aneh-aneh,ya? Keringatnya aja dibilang seksi. Batinnya
"Coba dipikir,La! Tadi dia nolongin gue. Padahal dia pasti nggak kenal deh sama gue. Ya,kan? Artinya dia baik banget. Aduh makin cinta" Tyas mencubit-cubit gemas pipi Illana. Gadis itu langsung melotot seraya menyingkirkan tangan sahabatnya itu dari pipinya.
"Pokoknya Kak Adri itu beda banget sama Deva. Lo masih inget Deva kan,La?"
Illana terdiam. Tentu saja dia ingat.
"Deva si kapten basket yang gue tunjukin itu hari." lanjut Tyas tanpa menunggu respon dari gadis disampingnya.
Entah mengapa, mendengar nama Deva disebut-sebut, Illana langsung malas. Gadis itu tidak fokus mendengarkan lanjutan perkataan Tyas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Illana
Teen Fiction"Gue kasih kesempatan buat lo bilang makasih ke gue. Gue hitung sampe tiga" tantang cowok itu. Illana menggigit bibirnya. "Satu.." cowok itu mulai menghitung. "Dua.." ------------------------------------------------ Gila aja cowok itu! Hanya karena...