Menghindar

185 22 13
                                    

Tyas sudah tidak fokus mendengarkan penjelasan Bu Raisa, guru terbawel, tercempreng, terberisik, terkepo,  tergalak, ahh! pokoknya Ter- Ter- di Sma Taruna!

Bu Raisa adalah guru yang saat ini sedang mengajar mata pelajaran Fisika dikelasnya. Apapun yang diajarkannya saat ini semua terdengar seperti sedang berdongeng bagi anak ipa-1.

Tyas sesekali mencuri-curi pandang terhadap gadis di sebelahnya. Illana sejak pagi tadi sama sekali belum mengajaknya berbicara. Apa dia masih marah karena perdebatan mereka kemarin?

Padahal, pelajaran bu Raisa adalah pelajaran paling membosankan bagi mereka berdua. Kedua gadis itu tidak pernah absen menguap saat pelajaran itu!

Ujung-ujungnya, kedua gadis itu pasti asik bercerita saat pelajaran bu Raisa berlangsung demi mengatasi rasa kantuk masing-masing. Menurut mereka berdua, lebih baik ngobrol daripada tidur dikelas.

Tapi sekarang Tyas harus menahan kantuknya sendirian. Illana tidak mau berbagi beban dengannya. Gadis itu justru terlihat fokus memperhatikan pelajaran dan tidak menghiraukan Tyas yang sedari tadi sudah memberi kode-kode halus.

"La.." desis Tyas, tidak tahan dengan kecanggungan itu.

"Hmm," Illana bergumam.

"Lo marah ya sama gue?," bisik Tyas pelan, supaya bu Raisa tidak memergokinya ngobrol di jam pelajarannya. Kalo ketahuan bisa habis dia dapat ceramah panjang kali lebar!

"Nggak,"

"Kenapa lo diemin gue?" Tyas membalik tubuhnya 90 derajat, mengarah sepenuhnya ke gadis disampingnya.

"Nggak tyas!" Illana tidak sedikitpun menatapnya. "Perhatiin tuh penjelasan bu Raisa!" Lanjutnya dengan volume yang diatur se-pelan mungkin.

Tyas mendesah. Jawaban yang dilontarkan gadis itu bukan Illana banget. Sebab, memperhatikan pelajaran maupun tidak, tetap tidak mengubah kecerdasan gadis disampingnya. Entah bagaimana otak Illana bisa se-encer itu.

"Lo marah kan,La?"

"Nggak."

"Illana lagi marah yah ?"

"Nggak."

"Lagi marah yah,La?"

"Tidak,Tyas!"

"Sekali lagi gue tanya!" Tyas menghela nafas. "Lo marah?" Lanjutnya.

"Nggak Tyas! Nggak!" Illana mendelik tajam kearahnya.

Setelah itu Tyas memilih bungkam. Jawaban Illana sudah cukup jelas. Dia seperti gadis budek yang mengulang-ulang pertanyaan yang sama seakan tidak mendengar jawaban orang yang ditanya.

Mau Tyas tanya bagaimanapun jawaban cewek itu hanya kata itu-itu saja.

Tyas berusaha mengikuti pelajaran sebisa mungkin padahal ia barusan sudah menguap untuk kesekian kalinya.

10 menit kemudian, bel berbunyi. Bunyi yang sejak tadi Tyas tunggu-tunggu dengan cemas. Menunggu sejam seperti setahun!

Tyas bersorak. Gadis itu segera membereskan buku fisika diatas mejanya, memasukkan kedalam tas. Kantuknya hilang seketika.

"Ke kantin yuk, La?"

"Nggak deh,kenyang." Jawab Illana sekenanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IllanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang