Change For The -

3K 348 8
                                    

Maaf ya,aq update malem malem😁

Terimakasih buat para viewer dan voters 😁

Next chapter di publish setelah chapter ini ada minimal 18 viewer dan 15 vote

.
.
.
.
.
Selamat Membaca😊
.
.
.
.
.

"Kurasa kau sudah menghabiskan lima menit menatap dirimu sendiri" Jin tertawa saat Jimin terus berdiri di depan cermin yang menutupi seluruh dinding ruang latihan.

"Tapi, hyung, rambutku ...," Jimin bergumam sambil memegang helaian rambutnya yang baru dicat berwarna merah jambu yang cantik.

"Aku terlihat seperti permen kapas"

"Yang membuatmu terlihat lezat" kata Jungkook, senyumnya berubah menjadi cemberut kecil ketika Jin melotot ke arahnya. "Aku hanya mencoba untuk mencairkan suasananya!"

Minggu telah berlalu sejak Jimin keluar dari rumah sakit dan dia mulai berjalan di jalan seorang idol.

Lebih banyak porsi makanan diberikan kepadanya untuk alasan kesehatan dan untuk memastikan dia memiliki energi yang cukup untuk tampil di panggung.

Jadwalnya telah diatur sehingga dia memiliki waktu istirahat yang cukup di sela-sela kegiatan mereka

(Jadwal itu terutama dibuat oleh Jin karena dia tahu persis kapan Jimin akan mengantuk ataupun lelah)

Tapi Jimin malah berlatih terus-menerus.

Bahkan selama istirahat, ia akan memutar ulang lagu Spring Day yang direkam di studio sambil memvisualisasikan gerakan

Dan itu membuat Jin lagi-lagi memarahinya

"Beotkkochi pinabwayo ~" Jimin bernyanyi sambil melompat ke arah Hoseok yang sedang berlatih bagian solonya di Spring Day.

"Hyung, bisakah kau tunjukkan padaku bagian ketika kamu mengontrol koreografinya?"

"Dia terlahir sebagai seorang pekerja keras" kata Namjoon kepada Jin yang sibuk menatap adik laki-lakinya dengan cemas.

"Hyung tidak harus menjaganya sepanjang waktu"

Jin menatapnya tidak percaya. "Joonie, dia mengalami serangan tiga kali seminggu, dan kita tidak tahu apakah dia akan mengalaminya di atas panggung. Aku tidak suka dia terlalu memaksakan diri di luar batasnya."

"Dia tahu batasnya, hyung, dia bukan anak kecil lagi," jawab Namjoon lembut, menepuk pelan bahu lebar Jin.

"Tak bisakah hyung melihatnya? Dia bahagia. Dia melakukan apa yang selalu ingin dia lakukan sepanjang hidupnya"

Jin kembali menatap Jimin yang sibuk mengamati gerakan Hoseok dengan serius, menirukan gerakan-gerakan sang main dancer.

"Kurasa begitu," Jin menghela nafas.

"Aku sangat takut akan masa depan. Aku tahu kondisinya semakin parah. Dia menyembunyikannya, tapi aku selalu bisa melihatnya. Aku melihat setiap kali dia tersenyum untuk menutupi perubahan yang dia rasakan pada kesehatannya. Ketika tiba-tiba dia merasakan jantungnya berdegup kencang, atau berkeringat dingin, atau tubuhnya yang - "

Namjoon merengkuh Jin dalam pelukannya.

"Dia akan baik-baik saja, percayalah padaku. Aku juga takut, kita semua memiliki ketakutan dalam hidup kita. Aku yakin Jimin juga takut, tapi dia tidak menunjukkannya."

"Terima kasih, Joonie"

Yoongi berdeham keras, matanya menatap para member.

"Soundtrack kita akan segera dirilis."

Mata Namjoon dan Jin melebar dan mereka berjalan ke sudut ruangan di mana semua orang berkumpul di dekat Taehyung yang mengoperasikan komputer.

"Kalian sudah siap?" Taehyung bertanya secara terbuka, tetapi matanya menatap Jimin. Pemuda itu membasahi bibirnya lalu mengangguk.

"Mereka akan menyukai suaramu, hyung" Jungkook tersenyum. "Aku yakin"

.
.
.
TBC
.
.
.

Semangat ya buat yg lagi Ujian💪

Voment please 😁

LAST DANCE (Fanfic Terjemah) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang