Last Stage

3.3K 394 11
                                    

Baru sekitar 5 jam, target sudah tercapai👏

Terimakasih atas Apresiasinya👍

Buat para viewer dan voters,
I 💜 You 😊

Next chapter di publish setelah chapter ini ada minimal 30 viewer dan 20 vote

.
.
.
.
.
Selamat Membaca😊
.
.
.
.
.

"Ini panggung terakhir, mari lakukan yang terbaik," kata Namjoon saat mereka berdempetan di belakang panggung. "Aku bangga pada kalian semua, dan sekarang waktunya Spring Day"

"2,3! Bangtan, Bangtan!"

"Bang Bangtan !!!"

.
.
.

Jimin tersenyum saat melihat panggung yang indah, dihiasi bunga sakura. Matanya berkilauan saat dia naik ke atas panggung, suara teriakan dari ARMY seperti gelombang yang memberinya kekuatan.

"Ini ... adalah panggung terakhirku," Jimin menyadari dan tertawa ringan diikuti desahan. "Ayo buat ini berkesan."

Setiap penampilan panggung telah membawa Jimin ke dalam dimensi di mana hanya ada para member dan musik yang menyatu, menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengalir melalui pembuluh darahnya.

Sekarang, merekalah yang memimpin musik.

Setiap kata terucap dengan ketulusan karena mereka bisa merasakan emosi mengalir melalui garis dan ekspresi wajah mereka.

Ketika akhir lagu sudah dekat, para member bergerak mundur dan Jimin berlutut, dia merasa kelelahan mengatasi tubuhnya yang mulai merasa lebih ringan, alunan musik semakin lembut dan semua yang dia lihat tampak bersinar.

Dia mendongak ke arah Jin. Sorot putih membuat kakaknya terlihat seperti malaikat saat dia berlutut di depannya dan memeluknya.

Jimin memejamkan mata, menghirup aroma lembut mawar di tubuh sang kakak dan tersenyum. Kemudian, dia membiarkan kegelapan menguasainya.

Jin terus memeluk adiknya yang tampak tak bergerak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jin terus memeluk adiknya yang tampak tak bergerak.

"Hei, Jim.. kupikir kau bisa melepaskannya sekarang." Jin berbisik tapi bocah itu masih tidak bergerak. Perlahan-lahan, Jin bergeser untuk melihat wajah Jimin. Adiknya pingsan.

"JIMIN !!!"

Jin memberi isyarat kepada staff untuk mematikan lampu sebagai tanda akhir konser Bangtan, sebelum dia melingkarkan lengan ke tubuh sang adik lalu menggendongnya turun panggung. Para member segera menyadari situasi dan bergegas ke van dengan cepat.

"Apakah dia bernafas?" Yoongi bertanya saat mereka berangkat, jantungnya berdebar-debar. Dia berbalik untuk melihat kursi belakang di mana Jimin berbaring, menjadikan paha Jin sebagai bantal.

Jin membungkuk untuk mendekatkan telinganya ke hidung Jimin. "Ya, tapi nafasnya lemah"

"Bisakah kita pergi lebih cepat?!!" Teriak Taehyung, lalu pengemudi membelok ke kanan, membuat semua orang tersentak.

"Kita bukan ambulans, Taetae," kata Hoseok lembut dan memeluk yang lebih muda ketika dia mulai menangis. "Dia akan baik-baik saja".

"Bagaimana hyung tahu?" Jungkook bertanya meski kata-katanya tak sampai di telinga mereka. Semua orang takut, semuanya.

Ketika mereka tiba di rumah sakit, Jungkook segera menggendong Jimin ke dalam gedung dan mendapatkan penanganan petugas medis. Hoseok melihatnya, ia mengingat saat dia berada dalam situasi yang sama, seperti kilas balik.

"Kau bisa bertahan saat itu, Jimin-ah," pikir Hoseok sambil memeluk Taehyung.

"Maka kau pasti bisa selamat sekarang".

.
.
.

Mereka menunggu begitu lama, tetapi harapan tak pernah surut. Jungkook telah membujuk Taehyung untuk menonton anime dengan ponselnya untuk mengalihkan perhatiannya. Jin berada di rangkulan Namjoon, kelelahan, dan leader Bangtan itu menghiburnya. Yoongi menatap kosong ke dinding, berpikir dalam-dalam. Sedangkan Hoseok berjalan mondar-mandir di lorong rumah sakit.

Tak lama kemudian, dokter datang.

"Apakah dia baik baik saja?" Jin, Namjoon, Yoongi, Taehyung, Hoseok dan Jungkook bertanya secara bersamaan.

Dokter membenarkan letak kacamatanya dan melihat mereka satu demi satu sebelum tersenyum lembut.

"Syukurlah, dia melewati masa kritisnya untuk saat ini. Saya perlu mengingatkan kalian bahwa ia tak memiliki banyak waktu. Pasien bisa saja dirawat di rumah sakit, tetapi saya ingin menanyakan pendapat kalian."

"Maksud dokter, kita boleh membawanya pulang?" Jungkook bertanya dan menerima anggukan.

"Hyung ..."

Namjoon melihat Jin yang juga mengangguk kecil.

"Kami akan merawatnya, dok."

.
.
.
TBC
.
.
.

Gimana chapter ini? Udah bisa menguras air mata? Kalo belum, tungguin next chapter ya..😊

Btw, aq mohon doanya ya bwt para pembaca..hari rabu mau ikut ujian cpns tahap 2 😊

Tapi jangan khawatir, aq bakalan sempetin waktu buat publish next chapter kok (asalkan target terpenuhi). 😁

Dan mungkin target untuk next chapter akan semakin tinggi.
Jadi,,, see you next chapter🤗

 Jadi,,, see you next chapter🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LAST DANCE (Fanfic Terjemah) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang