Bangtan Dorm

3.9K 473 18
                                    

.

.
.
.

Selamat membaca😊

.
.
.
.

"Hyung, siapa yang telvon?" Jungkook bertanya, melirik dari balik manajernya. "Apakah itu Jin-hyung?"

Namjoon mengacak rambutnya dengan frustrasi saat dia melihat sekeliling ruangan. "Panggil semuanya kesini, sekarang juga"

Jungkook memberinya tatapan bingung, tak menunjukkan tanda-tanda ingin bergerak dari tempatnya yang nyaman di sofa. Namjoon menatapnya.

"AKU BILANG SEKARANG !!!" Lalu terdengar suara hentakan kaki.

Taehyung mengintip keluar dari kamarnya dengan Hoseok, matanya melebar. "Ada apa? Apakah kau memecahkan sesuatu lagi?" Hoseok bertanya, berjalan keluar, memindai ruangan untuk menemukan benda yang rusak.

"Jangan bilang kau merusak X Box kita"

"Tidak ... Ada masalah besar. Panggil Yoongi-hyung kesini" kata Namjoon cepat.

"Tapi ... dia sibuk-"

"INI DARURAT !!!!!!!"

Namjoon jarang sekali mengeluarkan bentakannya, tak lama kemudian ada suara langkah kaki terburu-buru, Yoongi tersandung keluar dari kamarnya, rambutnya menyerupai sarang burung. "Kenapa ribut sekali? Apakah ada konser?" tanya Yoongi sambil menguap.

"Tidak. Jin hyung akan membawa adik laki-lakinya untuk tinggal bersama kita hari ini."

1 detik

2 detik

"APA???!!"

"Apa maksudmu adiknya yang memiliki suara malaikat itu?" Tanya Hoseok, terlihat panik. "Yang katanya sering dirawat di rumah sakit beberapa kali?"

"Hyung pasti bercanda!!" Jungkook berteriak mengibas-ngibaskan tangannya tak percaya.

"Satu-satunya tempat tidur yang kosong adalah yang ada di kamar Hobi-hyung dan Taehyung hyung"

"TEPAT SEKALI!!!" Namjoon hampir menjerit. "Dan kamarmu mirip dengan kandang ayam! Kita tidak bisa meninggalkan kesan seperti itu padanya! Kita Idol!"

Taehyung dan Hoseok berlari ke kamar mereka, melihat komik dan pakaian yang tersebar di mana-mana. Tidak mungkin mereka bisa membersihkannya dan mengatur lemari mereka tepat waktu.

"Yoongi-hyung, tolong bantu mereka!" Namjoon memerintahkan. "Kamarmu bersih. Jungkook, kita bersihkan kamar kita lalu bersihkan dorm".

Tas sampah dibuang di sana-sini bersama dengan teriakan-teriakan kacau hampir selama satu jam berlalu. Namjoon tahu bahwa Jin dan adik laki-lakinya memiliki banyak hal yang layak untuk dibawa dan itu membuat mereka mempercepat pekerjaan mereka.

"Siapa yang tidak membersihkan kamar mandi? !!"

"Aku sudah memberitahumu untuk tidak mencuri pakaian dalamku !!!"

"Aku meminjamnya!" Jungkook mengikat kantong sampah yang penuh saat dia menatap Namjoon yang sedang menyedot debu di ruang tamu.

"Apakah dia akan bergabung dengan kita?" Jungkook bertanya, otot-ototnya muncul di bawah kulitnya saat dia menarik simpul kantong sampah dengan erat.

"Seperti, secara resmi?" Namjoon mengangguk lelah. "PD-nim setuju. Dia pernah mendengarkan suaranya dulu, tetapi tidak bisa merekrutnya karena Jin tidak mengizinkannya."

"Oh, apakah karena penyakitnya?" Jungkook bertanya, meski dia sudah tahu jawabannya.

"Selain itu, Jin-hyung tidak pernah memberi tahu kita jenis penyakit apa itu. Hanya saja, itu 'membatasi kemampuannya'." Namjoon mendesah berat, menggaruk alisnya.

"Dia lebih tua darimu, jadi kau harus memanggilnya hyung"

Hoseok, Yoongi dan Taehyung berjalan keluar ruangan, terlihat lelah. Taehyung memiliki handuk basah di kepalanya, menyeka keringatnya. "Sudah beres!"

Tepat pada waktunya, bel berbunyi, membuat mereka membeku. Namjoon menyerahkan vakum cleaner pada Jungkook sebelum berjalan ke pintu dan mengintip keluar. "Ah, Jin-hyung!" Dia membuka pintu, memperlihatkan anggota tertua Bangtan sedang membawa tas di pundaknya, tersenyum cerah.

"Aku mencium bau karpet yang baru disedot debu," kata Jin. Namjoon menoleh ke arah belakang Jin, di mana ada seorang anak duduk di kursi roda, menundukkan kepalanya. Kesan pertama yang terlintas di pikiran Namjoon adalah 'pemalu'.

"Oh?" Jin mengikuti arah pandang Namjoon dan melangkah ke belakang. dia meraih pegangan kursi roda Jimin dan mendorongnya maju.

"Ini adikku, Jimin. Jangan khawatir, dia bisa berjalan dengan baik. Ini hanya demi keamanan."

Jimin melihat ke atas dengan malu-malu dan Namjoon terpana melihat sorot mata indahnya yang begitu dalam, seolah-olah ada ribuan pemikiran yang tidak bisa dibaca oleh Namjoon.

"Hai," kata Jimin lembut, dan Namjoon terkejut mendengar betapa unik dan lembut suaranya. Bahkan Namjoon sudah bisa membayangkan bagaimana suara semacam itu akan terdengar jika dia bernyanyi.

Namjoon menegakkan posturnya dan tersenyum hangat. "Halo, Jimin. Aku Namjoon, dan selamat datang di BTS"

.
.
.
TBC

.
.
.

Jumpa lagi 🤗

Karena chapter sebelumnya sdh ada minimal 3 viewer (meskipun silent reader), maka aq penuhi janji bwt up chapter ini. 😊

VoMent Please !

LAST DANCE (Fanfic Terjemah) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang