Ternyata budaya vote pembaca masih kurang😩 sedangkan silent readers berjibun😆 padahal tekan tombol bintang di pojok lebih gampang daripada baca keseluruhan chapter😂
Anyways,
Terimakasih buat para viewer dan voters 😁
I 💜 U
Next chapter di publish setelah chapter ini ada minimal 23 viewer dan 13 vote
(target vote aq turunin deh, pengen memanjakan SILENT READERS 😁)Semoga mereka dapat hidayah 😆
.
.
.
.
.
Selamat Membaca😊
.
.
.
.
."Hyung, kau membuatnya tampak terlalu jelas" Jimin berbisik di telinga Yoongi saat mereka bersiap di belakang panggung.
"Aku juga punya hak" jawab Yoongi dengan santai, mengacak-acak rambut yang lebih muda.
"Jujur, beberapa hari terakhir ini, aku tidak bisa menghabiskan malam tanpa mengkhawatirkanmu meskipun hanya lima menit"
.
.
.MV Bangtan telah mencapai jutaan penonton dalam beberapa hari dan mereka selalu membahasnya selama berjam-jam. Yah, kecuali Jimin karena Jin bersikeras melarangnya membuka semua video terkait BTS, untuk berjaga-jaga.
Semenjak kemunculannya sebagai member Bangtan, sejumlah besar teori mengenai siapa Jimin telah bermunculan.
Para anggota lain telah menyadari tatapan Yoongi kepada Jimin, dan dengan bercanda menyuruhnya untuk berhenti terlihat jelas atau para penggemar akan membuat lebih banyak fanfics tentang mereka (Yang seringkali membuat Taehyung tertawa keras hingga membangunkan yang lain).
"Aku bisa mendengar teriakan mereka," kata Jimin lirih ketika raungan suara-suara penggemar bermunculan. "Hyung, bagaimana jika nanti aku mengacaukannya?"
"Kau tidak akan" kata Taehyung, kembali memeluk Jimin. "Kau ahli dalam hal ini, bukan?"
Tiba-tiba, staf memanggil mereka untuk naik ke panggung dan kedua lengan Jimin dicengkeram oleh Jungkook dan Taehyung sebelum dia bisa bersembunyi di belakang Jin.
Ketika mereka mencapai panggung, sorak-sorai semakin menggelegar seperti badai, mengguncang seluruh tempat.
"2,3 Bang-"
"Tan, halo, kami adalah Bangtan Boys!"
Sorak-sorai semakin keras. Namjoon mengambil mic dan menyapa ARMY yang ada di sana dengan senyum lesung pipitnya.
"Senang bisa kembali. Jujur, aku tidak ingin membuang waktu untuk memperkenalkan seseorang" Namjoon melihat Jimin.
Hoseok mendorongnya pelan ke depan dan Jimin tersenyum kecil, membuat semua orang meleleh.
Dia memberikan Jimin mic dan Jimin mengambilnya dengan tangan gemetar.
"Hai, aku Jimin, dan aku adik laki-laki Jin hyung" suara sorak sorai kembali terdengar, membuatnya harus bersabar menunggu suasana lebih tenang sebelum melanjutkan.
"Aku 95-line dan teman dekat V. Mungkin kemampuanku tidak terlalu bagus, jadi harap memaklumiku selama menjadi member BTS"
"BAIK!!!", para penggemar berteriak kompak. Jimin memberikan mic kepada kakaknya yang tersenyum lebar dengan bangga.
"Ya, ya, ini adalah adik laki-lakiku yang sudah aku bicarakan sebelumnya."
ARMY tertawa lebar. "Sudah kubilang dia menggemaskan, kan?"
"Ndee!!!", para penggemar serentak berteriak.
Jimin tertawa ringan, membuat semua orang meleleh (Terutama Namjoon).
"Jangan buang waktu dan mulai pertunjukkan!"
Penonton bersorak ketika Bangtan mengambil posisi. Jimin mulai gugup ketika ia memulai seluruh tarian dengan meraih tangan Hoseok yang terulur lalu menghilang di antara para member.
Begitu alunan lagu terdengar, Jimin seakan jatuh ke ruang di mana hanya ada dirinya yang begitu menyatu dengan musik. Tubuhnya bergerak seperti air dan dia merasa begitu bebas, bersama enam orang hebat yang menemaninya.
Pada saat itu, Jimin merasakan kebahagiaan.
.
.
.
TBC
.
.
.See you next chapter😁
Dont forget to Vote and Comment😊
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST DANCE (Fanfic Terjemah) ✔️
FanfictionJimin ingin melakukan sesuatu yang ia impikan sebelum waktunya habis. 'Menari' Dan sang kakak dengan senang hati mengajaknya bergabung dengan BTS. Credit to. @skydancer0 as the original author. Start 27-11-2018 End 15-12-2018