Chapter 3

922 97 18
                                    

Bae Suzy atau yang akrab dipanggil Suzy adalah sahabat Jinyoung sejak SMA, atau bisa dibilang mantan kekasih Jinyoung. Namun, setelah lulus mereka memutuskan untuk berpisah entah karena apa alasannya.

Jisoo pernah bertemu sekali dengan Suzy, saat Jinyoung mengajak Jisoo kerumahnya, entah kebetulan atau apa tapi disana ada Suzy. Kata Jinyoung, mama nya memang mengenal dan akrab dengan Suzy, entahlah Jisoo jadi merasa seperti orang ketiga dihubungan Jinyoung – Suzy. Suzy cantik dan pintar. Mereka memang satu kampus namun berbeda fakultas, makanya Jisoo tidak pernah bertemu dengannya di kampus. Namun yang Jisoo herankan, masih pantaskah kekasihnya itu menyimpan nomor sang mantan kekasih dengan imbuhan love dibelakang namanya? Bahkan kontak Jisoo saja hanya diberi nama ‘Kim Jisoo’ oleh Jinyoung.

••
Seulgi merasa ada yang salah dengan Jisoo, sejak sampai di kelas tadi Jisoo terlihat seperti orang yang banyak fikiran entahlah ia juga terlihat lelah,

“Heh ngelamun aja, kesambet nanti.” Seulgi menyenggol lengan Jisoo, dan see Jisoo memang melamun sehingga ia terlihat gelagapan saat Seulgi menyenggol lengannya.

“Ah – siapa juga yang ngelamun.” Elak Jisoo.

“Apa ada yang sedang kau fikirkan, Jisoo-ya?” Seulgi berusaha bertanya pada sahabatnya itu, walau ia tahu pasti jawaban yang akan diberikan Jisoo, ia pasti akan berkata tidak apa – apa.

“Tidak, aku sedang tidak memikirkan apapun.” Tuhkan apa Seulgi bilang. Jisoo selalu berkata tidak apa – apa, tidak ada yang salah, dan ia selalu menunjukkan pada dunia kalau ia baik – baik saja. Padahal Seulgi sangat paham kalau sahabatnya itu ada masalah.

Seulgi menghela napasnya sebelum berucap lirih “Jisoo-ya kau menganggapku sahabat bukan? Bukankah sahabat selalu berbagi keluh kesah bersama? Aku merasa hanya aku yang menganggapmu sahabat.”
Jisoo yang diserang seperti itu merasa bersalah namun ia merasa tidak ingin membuat sahabatnya ikut khawatir dengan masalahnya itu, “Bukan seperti itu, Ugi. Tentu saja kita sahabat, namun untuk saat ini aku merasa tidak ada yang perlu diceritakan.” Balas Jisoo seraya menatap Seulgi.

“Ya terserah kau sajalah. Tapi kau harus berjanji akan cerita apapun padaku ya?” Seulgi akhirnya mengalah. “Hm, iya tentu saja. Sudah ayo perhatikan Professor Kang yang sedang menjelaskan itu.” Ucap Jisoo yang hanya dibalas anggukan oleh Seulgi.

••
Jam makan siang, Jisoo dan Seulgi memutuskan pergi ke kantin fakultas, disana teman teman mereka sudah menunggu.

Kantin fakultas siang itu terlihat sangat ramai, mereka berdua mengedarkan pandangannya untuk mencari teman teman mereka,

“Ka Jisoo! Ka Ugi! Sini!” seorang gadis melambaikan tangannya pada Jisoo dan Seulgi. Seulgi dan Jisoo berjalan menghampiri meja tersebut.

Di dua meja yang sengaja disusun menjadi satu itu ternyata sudah ramai, diantaranya ada; Mas Jaebum, disampingnya ada Bambam, Lisa, dan Rose –adik tingkat yang memang satu circle pertemanan dengan Jisoo–, lalu di depan mereka ada ka Mark dan mbak Irene.

Aneh, biasanya kalau ada ka Mark pasti ada Jinyoung. Tapi mengapa sekarang Jinyoung tidak ada. Jisoo pun mengedarkan pandangannya sekali lagi untuk mencari Jinyoung, namun memang sepertinya Jinyoung hari ini tidak ikut bergabung dengan mereka.

“Jinyoung kemana ka? Biasanya ngikut ka Mark terus?” Tanya Jisoo setelah mendudukkan bokongnya disamping mbak Irene. Mark yang sedang meminum lemon tea nya pun sempat tersedak, seperti kaget dengan pertanyaan Jisoo. “Entahlah, tadi katanya dia malas ke kantin. Jadi aku duluan saja kesini.” Jawab Mark setelah menguasai dirinya atas kekagetan tadi.

“Paling mas Jinyoung perpustakaan, pacaran sama buku.” Celetuk Lisa iseng, namun entah mengapa perasaan Jisoo mengatakan Jinyoung sedang bersama dengan Suzy tapi Jisoo langsung menghapus pikirannya itu, tidak baik bukan mencurigai kekasih sendiri siapa tahu Jinyoung memang sedang malas ke kantin.

“Samperin aja, Ji. Mungkin Jinyoung benar sedang di perpustakaan. Atau coba kamu telfon dulu aja.” Ujar Irene, yang dibalas Jisoo dengan gelengan pelan “Tidak usah mbak, mungkin Jinyoung  memang sedang malas ke kantin.” ‘Atau mungkin ia sedang malas padaku.’ Lanjutnya dalam hati.

••
Beberapa menit kemudian, saat Jisoo dan teman – temannya sibuk dengan makanan masing – masing, suasana kantin semakin ramai.

“Bukankah itu mas Jinyoung? Tapi ko…” Ucapan Rose terputus setelah melihat Jinyoung datang berdua dengan Suzy ke kantin.

Jisoo segera bangkit dari duduknya dan segera pamit “Aku duluan ya, masih banyak tugas.” Belum sempat yang lain membalas ucapannya, ia segera pergi dari kantin.

••
Setelah kepergian Jisoo yang tiba – tiba, meja mereka menjadi sunyi. “Jisoo sama Jinyoung ada masalah ya?” Tanya Seulgi memecah keheningan. Belum sempat ada yang menjawab pertanyaan Seulgi, sang peran utama pria datang menemui meja mereka dengan seorang gadis cantik di belakangnya.

“Loh? Ko sepi banget? Tumben?” Tanya Jinyoung setelah sampai di meja mereka.

“Kalian ko bisa datang berdua ke kantin? Janjian?” tanpa berniat menjawab pertanyaan Jinyoung, Seulgi lebih dulu bertanya pada Jinyoung dengan nada tajam. “Oh? Tidak, tadi kami tidak sengaja bertemu di koridor. Ternyata Suzy juga ingin ke kantin jadi yagitu.” Jawab Jinyoung dengan tenang.

Lisa, dan Rose yang melihat keadaan didepan mereka secanggung ini akhirnya memutuskan pergi dari situ tanpa mengucapkan sepatah katapun.

“Aku duluan. Mau nyusul Jisoo.” Pamit Seulgi, “Ugi, aku ikut.” Irene pun segera bangkit dan mengikuti Seulgi keluar kantin.

Saat ini di meja tadi hanya tersisa Mark, Jaebum, Bambam, Jinyoung, dan juga Suzy. “Mas udah gila ya? Kenapa bisa datang sama dia sih?” Tanya Bambam dengan nada tidak suka. Suzy yang disindir seperti itu hanya diam tidak berani berbicara apapun.

“Kan tadi udah bilang, gasengaja ketemu di koridor.” Jawab Jinyoung.

“Terserah lah aku gaikut – ikutan masalah kalian, asal mas tahu tadi ka Jisoo liat mas sama nih cewek tau gak tapi dia milih segera pergi sebelum mas liat dia.” Ucap Bambam seraya berjalan meninggalkan meja.

Jinyoung dan Suzy pun kaget dengan ucapan Bambam, tapi yang mereka tidak tahu diam – diam sang gadis tersenyum kecil.

“Kalau memang masih ada yang tertinggal di masa lalu, segera ambil dan lekas kembali ke rumah. Jangan terlalu lama mampir ke rumah yang jelas – jelas sudah hancur.” Sindir Mark tajam dan segera berjalan menyusul Bambam.

Jinyoung yang disindir seperti itu hanya mendelikkan matanya tak suka, “Mereka kenapasih mas?” Tanya Jinyoung ke Jaebum dan hanya dijawab Jaebum dengan mengendikkan bahunya. “Duluan, Jin. Hati – hati.” Ucap Jaebum setelahnya.

Setelah hanya tinggal mereka berdua di meja, Suzy memberanikan dirinya bertanya pada Jinyoung “Apa mereka marah sama aku ya, kenapa mereka segera pergi padahal kita baru datang?” Jinyoung hanya membalas dengan senyum kecil seraya menggenggam tangan sang gadis.

TBC

A/N Kalo ada typo maap ya guys, gasempet cek ulang soalnya huhu.

Fade Away [ JINJI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang