Chapter 8

746 102 2
                                    

Keesokan Harinya

Jisoo segera memakai sepatunya dan berlari kedepan rumah setelah pamit kepada ibu dan adiknya, hari ini Seulgi mengajak Jisoo berangkat bersama ke kampus. Jisoo mengumpat kecil saat ia melihat ternyata Jaebum juga ikut berangkat bersama mereka, “Tahu begini aku berangkat sendiri saja daripada jadi nyamuk.” Keluh Jisoo setelah masuk ke kursi penumpang bagian belakang.

Seulgi yang mendengar itu tertawa pelan seraya berujar “Jangan marah, Jisoo-ya. Kau tahu sendiri aku tidak bisa menyetir, jadi mau tidak mau ya mengajak mas Jaebum.” Jisoo yang mendengar itu hanya mendengus tak suka.

Di perjalanan, benar dugaan Jisoo, ia menjadi tak kasat mata bagi Jaebum dan Seulgi di depannya. Mereka berdua terlihat asik seakan lupa bahwa Jisoo ada di belakang mereka. “Yabegitulah anggap saja aku tidak ada.” Sindir Jisoo, Seulgi dan Jaebum yang mendengar itu pun tertawa karena nya.

“Jisoo-ya, kudengar Jinyoung dan Suzy sudah tidak bersama lagi. Apa itu benar?” Tanya Seulgi, Jisoo yang merasa namanya dipanggil pun menengok ke arah Seulgi “Entah. Apa urusannya denganku?” Jisoo menjawab dengan nada tenang, ia hanya berusaha menenangkan jantungnya berdegup kencang karena mendengar nama Jinyoung dan pernyataan Seulgi.

“Kau benar sudah melupakan Jinyoung?” Jaebum ikut bertanya karena ia heran dengan ekspresi Jisoo yang menurutnya kelewat tenang itu.

Jisoo yang tiba – tiba ditanya seperti itu menjadi gelagapan sendiri, Seulgi yang melihat sahabatnya gugup pun menegur Jaebum. “Maaf kalau aku lancang bertanya seperti itu padamu, Jisoo-ya.” ucap Jaebum.

“Tidak apa – apa mas, aku hanya belum tahu pasti apa jawaban atas pertanyaan itu.” Jisoo menjawab pelan.

Setelahnya hanya hening yang terjadi sepanjang perjalanan mereka ke kampus.

•••
Jaebum memarkirkan mobilnya di parkiran kampus. Setelah turun dari mobil, Jisoo mengedarkan pandangannya dan matanya menangkap satu mobil yang terparkir di bawah pohon, mobil yang sangat ia kenal. Ia melihat kearah kursi pengemudi mobil tersebut, dan entah kebetulan atau apa seseorang dibalik kemudi tersebut sedang menatap Jisoo dengan tatapan yang sangat Jisoo rindukan, Jisoo segera mengalihkan pandangannya menatap Seulgi yang sibuk berkaca pada kaca mobil Jaebum.

Seseorang dibalik kemudi tersebut tersenyum geli karena ia tahu gadisnya itu malu karena ketahuan menatapnya. Ia langsung keluar dari mobilnya, dan menghampiri gadisnya itu. “Berangkat bertiga mas? Tumben?” Jinyoung bertanya pada Jaebum namun matanya melirik ke arah gadis berambut hitam yang sedang pura – pura tidak melihatnya itu. “Hm. Seperti yang kau lihat, karena pangeran berkuda putihnya Jisoo telah pergi jadilah kami pergi bertiga.” Bukan Jaebum yang menjawab, namun Seulgi dengan nada ketusnya yang kentara. Jisoo pun segera menyenggol Seulgi dengan lengannya.

“Seulgi-ya bisakah kita pergi ke kelas sekarang?” rasanya Jisoo sudah tidak tahan berada dekat – dekat dengan Jinyoung. Seulgi yang merasa Jisoo mulai jengah pun segera menggaet lengan Jisoo, “Mas aku sama Jisoo duluan ya.” pamit Seulgi tanpa berniat melirik Jinyoung sedikitpun dan ia langsung berbalik menuju kelasnya bersama Jisoo. Jinyoung menatap punggung gadis kesayangannya itu dalam diam.

“Punggungnya bisa bolong kalau kau terus – terusan menatapnya, Jinyoung-ah.” Ucap Jaebum, Jinyoung pun hanya bisa tertawa sarkas “Ha Ha, lucu sekali.”

“Aku bingung, sebenarnya kau masih menyayanginya atau tidak?” Tanya Jaebum. “Tentu saja.” Jinyoung menjawab cepat.

“Kalau kau masih menyayangi Jisoo, kejar ia. Jangan malah menyuruhku dan Seulgi untuk mengantar jemputnya. Aku yakin dia juga masih menyayangi mu.” Jaebum mencoba menasihati temannya itu. “Hm. Nanti mas, tidak sekarang. Suzy masih terus menempeli ku saat ini, aku tidak yakin Jisoo akan percaya padaku lagi jika gadis itu terus mengekori ku.” Jawab Jinyoung.

“Aku sudah bilang kan, jangan bermain api dengan masa lalu jika kau tidak ingin terbakar dan kehilangan semua yang sudah kau punya saat ini.” Ujar Jaebum. “Mas apakah menurutmu Jisoo dan Taeyong memiliki hubungan khusus?” tanya Jinyoung, mencoba mengalihkan pembicaraan.

“Entahlah, mungkin saja. Mereka berdua sudah dekat bahkan sejak sebelum Jisoo mengenalmu bukan? Mengapa? Kau merasa takut bersaing dengan Taeyong?”

“Tidak, hanya saja kau ingat bukan saat aku dan Taeyong berkelahi? Dia tiba – tiba memukulku begitu saja. Aku rasa dia memiliki perasaan pada Jisoo.”

“Tentu saja ia memukulmu, sahabatnya kau sakiti begitu. Aku pun akan melakukan hal yang sama kalau aku jadi dia.” Ucap Jaebum.

“Semoga saja mereka memang sebatas sahabat, karena aku tidak akan pernah merelakan Jisoo dengannya.” Jinyoung berucap pelan, hampir tidak terdengar oleh Jaebum.

•••

Suasana kelas yang tadinya ramai, tiba – tiba menjadi sunyi saat Jisoo dan Seulgi masuk. Mereka memilih bangku kedua dari depan, Jisoo langsung mengeluarkan sebuah novel dari tas nya dan mulai membaca, entahlah hari ini ia sedang tidak berminat memperhatikan mata kuliah apapun, sedangkan Seulgi asik mengobrol dengan beberapa teman kelasnya. Saat Jisoo sibuk dengan novelnya, seorang gadis cantik masuk kedalam kelasnya dan berhenti di depan meja Jisoo.

“Jisoo-ssi bisakah kita berbicara sebentar?” Ujar sang gadis. Jisoo yang merasa namanya disebut pun menengok kearah suara yang memanggil namanya, “Oh, apakah penting? Bicara saja disini.” Ucap Jisoo.

“Tidak bisa disini. Bisakah kau ikut aku sebentar saja?” gadis itu memaksa. Jisoo pun bangkit berdiri dan berjalan menuju keluar kelasnya setelah pamit pada Seulgi, “Ayo cepat. Aku tidak punya waktu banyak untukmu, Suzy.” Ucap Jisoo dari depan pintu kelas menunggu Suzy keluar dari kelas itu.
•••

TBC

Maaf baru update hehe masih ada yang nunggukah?._. Nanti malam kalau sempat, mungkin aku bakal update lagi. Jangan lupa komen yaa, aku lebih suka bacain komen kalian soalnya^^

Fade Away [ JINJI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang