Chapter 9

762 96 3
                                    

Suzy mengajak Jisoo berbicara di taman belakang fakultas Jisoo, ia mendudukkan bokongnya di salah satu bangku sedangkan Jisoo hanya menatapnya datar tanpa berminat mengikutinya. “Duduklah, Jisoo-ssi. Apa kau tidak pegal berdiri seperti itu?” Ujar Suzy seraya melirik pada sisi bangku yang kosong di sebelahnya. “Tidak. Cepatlah apa yang kau ingin bicarakan? Aku masih ada kelas, asal kau tahu.” Ucap Jisoo. Suzy hanya tersenyum menanggapinya.

“Begini, kudengar kau dan Jinyoung sudah berakhir bukan?” tanya Suzy basa – basi. Walaupun Jisoo tahu bahwa tanpa dijawab pun Suzy pasti sudah mengetahuinya, Jisoo memilih menganggukan kepala sebagai jawabannya. “Bisakah kau menjauhinya untukku?” lanjut Suzy.

Jisoo tersenyum kecil, “Untukmu? Memangnya kau siapa?” tanya Jisoo. “Jinyoung tidak benar – benar menyayangimu, asal kau tahu.” Suzy melanjutkan ucapannya. “Lalu?” Jisoo bertanya santai.

“Kalau ia benar menyayangimu, dia tidak akan meninggalkanmu karena ia lebih memilih bersamaku, bukan? Akui saja, Jisoo-ssi. Kau pun merasakannya kalau ia tidak serius dengannmu.” Ujar Suzy.

Jisoo menghela napasnya sebelum menjawab, “Suzy-ssi aku rasa ada dua hal yang harus kau ketahui. Pertama, seperti katamu tadi aku dan Jinyoung memang sudah selesai. Dan kedua, kalaupun Jinyoung tidak menyayangiku, aku rasa itu tidak ada hubungannya denganmu.”

Suzy tersenyum remeh menanggapi ucapan Jisoo, “Oh? Tidak ada hubungannya denganku? Bukankah aku juga kekasih Jinyoung, jadi apapun yang berhubungan dengan Jinyoung, itu juga berhubungan denganku. Well– setidaknya aku mendapatkan kasih sayang dari Jinyoung dan selalu diutamakan olehnya, sedangkan kau? Padahal disini, kekasih sebenarnya adalah dirimu Jisoo-ssi.” Suzy berujar sinis.

Jisoo hanya terdiam, dalam diamnya ia memikirkan apa yang baru saja Suzy katakan. Namun tiba – tiba ia mendengar Suzy terisak pelan. “Kau kenapa Suzy-ssi?” tanya Jisoo.

Suzy tidak menjawab, isakannya malah semakin kencang.

Dari jauh Jinyoung berlari mendekati Suzy dan Jisoo, sebenarnya ia sudah daritadi memperhatikan mereka berdua dari jauh. Jinyoung sebenarnya sudah ingin menyusul mereka berdua sejak awal mereka sampai di taman, namun ia menahannya dan memilih memperhatikan dari jauh walaupun tidak bisa mendengar pembicaraan mereka.

Melihat Suzy menangis seperti itu, akhirnya Jinyoung memutuskan untuk mendekati mereka.

“Kau kenapa menangis, Suzy?” Jinyoung berjongkok dihadapan Suzy dan menghapus air mata Suzy dengan ibu jarinya. Jisoo yang melihat itu hanya terdiam menahan air matanya agar tidak turun.

“Tadi Jisoo berkata bahwa aku adalah penyebab mengapa kalian berdua berakhir Jinyoung-ah. Ia juga bilang aku adalah benalu di hubungan kalian. Dan ia mengataiku rendahan karena melakukan itu.” Suzy berucap pelan pada Jinyoung. Jinyoung segera menarik Suzy kedalam pelukannya dan mengusap rambut Suzy agar gadis itu berhenti menangis.

“Tidak. Kau tidak seperti itu.” Ucap Jinyoung pelan.

Jisoo yang mendengar ucapan Suzy pun tersentak kaget dan menatap Suzy tajam, “Kapan aku berkata seperti itu?”

Jinyoung segera melepas pelukannya dari Suzy, ia menggandeng Suzy dan berjalan pergi keluar dari area taman, sebelumnya saat ia berhadapan dengan Jisoo ia sempat berujar pelan “Aku kira kau masih gadis baik yang tidak pernah menyakiti orang lain, Jisoo-ya. Tapi ternyata aku salah” ucap Jinyoung

Jisoo terduduk lemas setelah mendengar ucapan Jinyoung, ia tahu Jinyoung kecewa padanya. Tatapan Jinyoung tadi padanya mengatakan segalanya. ‘tapi aku tidak pernah berkata seperti itu padanya, Jinyoung-ah. Mengapa kau tidak mendengarkanku dulu.’ Ucap Jisoo seraya menyembunyikan wajahnya diantara kedua lututnya, mencoba menahan isakannya agar tidak terdengar oleh siapapun.

Fade Away [ JINJI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang