Chapter 5

824 102 4
                                        

Setelah kejadian Jisoo memutuskan Jinyoung lewat telephone di cafe itu, malamnya Jisoo menangis terus – terusan melepaskan segala kesakitannya. Irene dan Seulgi pamit pulang setelah mengantarkan Jisoo ke kamarnya. Jinyoung bahkan menghubungi nomor Jisoo berkali – kali dan mengiriminya banyak pesan, tapi tidak ada yang Jisoo angkat ataupun balas.

Irene dan Seulgi bahkan Rose dan Lisa sempat datang mengunjungi Jisoo, namun Jisoo berdalih tidak ingin diganggu siapapun. Akhirnya mereka menyerah, dan pulang tanpa bertemu Jisoo.

Seminggu kemudian

Kabar putusnya hubungan Jisoo dengan Jinyoung dengan cepat menyebar di kampus, entah siapa yang menyebarkannya. Ada yang bilang Jisoo mencampakkan Jinyoung, ada juga yang bilang Jisoo selingkuh, bahkan ada juga yang bilang Jinyoung jenuh sama Jisoo. Entahlah, mungkin untuk kabar terakhir itu benar, Jisoo sendiri tidak ambil pusing dengan semua itu. Yang jelas, mulai hari ini dan seterusnya ia akan belajar melupakan Jinyoung, atau setidaknya cukup ia yang tahu kalau ia masih menyimpan rasa itu untuk Jinyoung.

Baru saja Jisoo sampai di pintu kelasnya, seseorang menepuk bahunya lumayan keras “Heh non, putus ya sama mas pacar?” tanyanya. Ah Jisoo mengenal laki – laki itu, ia teman kecilnya, Lee Taeyong. Taeyong mahasiswa kedokteran semester 4, ia dan Jisoo memang dekat sejak dulu namun karena sama sama disibukkan dengan tugas kuliah masing masing yang sangat banyak dan ditambah Jisoo sudah mempunyai kekasih mereka jadi tidak sempat quality time berdua lagi.

Jisoo menjawab pertanyaan Taeyong dengan tertawa kecil “Jadi mahasiswa kedokteran mampir ke department ilmu komunikasi hanya untuk menanyakan itu?” Taeyong mendelik tak suka dengan kalimat Jisoo.

“Ya kan basa basi saja, siapa tahu temanku yang satu ini menangisi pangeran berkuda putihnya yang pergi.” Ujar Taeyong sengaja meledek Jisoo, sedangkan Jisoo hanya tersenyum simpul mendengarnya. “Sudah kembali ke fakultasmu sana, kau kan manusia tersibuk abad ini.” Ledek Jisoo seraya mendorong tubuh Taeyong agar segera pergi.

“Yasudah, aku pergi ya. Kalau ada apa – apa hubungi aku, kau masih menyimpan nomorku kan?” tanya Taeyong yang hanya dibalas dengan deheman pelan oleh Jisoo. “Bye, Ji.” Pamitnya namun tangannya iseng mengacak rambut Jisoo dan ia segera lari dari sana karena tahu Jisoo akan marah karena hal itu.

“LEE TAEYONG!!!” teriak Jisoo kesal karena rambutnya diacak seperti itu.

Tanpa mereka berdua sadari, seseorang memperhatikan mereka dari jauh seraya tersenyum tipis “Sepertinya aku sudah terlambat ya.” gumamnya pelan seraya berjalan pergi.

•••
Hari ini dosen di kelas Jisoo memberikan tugas yang bisa dibilang sulit semua, entah karena apa. Akhirnya Jisoo memutuskan untuk berjalan menuju lapangan futsal indoor, ia butuh ketenangan saat ini.

Saat sampai di lapangan indoor, seperti biasa lapangan itu sangat sepi. Jisoo mendudukkan bokongnya disalah satu kursi penonton. Ia segera memasang headset di kedua telinganya dan memilih lagu yang ada di handphone nya, dan pilihannya jatuh pada I hate u, I love u – Gnash.

Feeling used, but I’m still missing you
And I can’t see the end of this
Just wanna feel your kiss against my lips.

Flashback on

22 September

Ulang tahun Jinyoung, Jisoo mengajak semua teman – temannya untuk memberi kejutan pada Jinyoung di rumahnya. Jisoo bertugas mendekorasi kamar Jinyoung dengan tulisan happy birthday dan balon balon. Setelah itu mereka menunggu Jinyoung pulang dari kampus dengan bersembunyi di kamar Jinyoung.

Saat Jinyoung memasuki kamar, baru saja ia membuka pintu, sudah diteriaki oleh teman – temannya dengan ucapan selamat ulang tahun. Lalu perlahan Jisoo mendekati Jinyoung dengan kue ulang tahun ditangannya, dan serempak mereka semua bernyanyi lagu happy birthday untuk Jinyoung. Jinyoung merasa terharu, setelah meniup lilin ia pun mendekat pada Jisoo dan membisikkan kalimat yang membuat Jisoo tersenyum malu “Terimakasih Jisoo-ya, aku sayang kamu, banget. Kamu tahu itu kan?” dan Jisoo mengangguk malu – malu, Jinyoung yang gemas segera merangkul bahu Jisoo dan mengecup kening Jisoo penuh sayang.

Flashback off

Saat Jisoo membuka matanya, tanpa ia sadari ternyata kembali ke masa – masa itu lagi. Jisoo menghela napasnya lelah, akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari situ daripada terjebak oleh kenangan yang tidak akan pernah bisa terulang lagi.

Baru saja ia berdiri dan berniat melangkahkan kakinya pada pintu keluar, ia dikagetkan dengan seseorang di pintu itu. Disitu ada Jinyoung, berdiri tegap dan menatap lurus pada kedua matanya. Jisoo benci ini, ia benci saat ia lemah seperti ini karena Jinyoung. Runtuh sudah. Pertahanan yang Jisoo coba bangun sejak tadi hancur sudah. Pipi gadis itu bahkan sudah basah sejak pemuda tersebut menatap matanya.

Jinyoung perlahan jalan mendekati Jisoo, saat jarak ia dan Jisoo semakin dekat, Jinyoung memberanikan dirinya menarik Jisoo kedalam pelukannya. “Jangan menangis, Ji. Aku mohon.” Ucapnya dengan suara parau. Jisoo hanya diam dipelukan Jinyoung tanpa berniat membalas atau mendorong Jinyoung agar menjauh.

And now all this time is passing by
But I still can’t seem to tell you why
It hurts me every time I see you
Realize how much I need you

Bagi sebagian orang, itu hanya sepenggal lirik lagu. Namun tidak bagi Jisoo. Lirik lagu tersebut seakan menyindir keadaan Jisoo saat ini.
•••

  TBC

Yang minta tokoh pengganti Jinyoung, udah muncul tuh😋

Fade Away [ JINJI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang