Chapter 6

785 106 9
                                    

Jinyoung melepaskan pelukannya saat ia merasa Jisoo sudah lebih tenang, ia menatap Jisoo, “Jangan menangis lagi, Ji. Aku yang salah. Aku yang jahat disini. Tidak seharusnya kamu membuang air matamu hanya untuk orang sepertiku.” Ujarnya pelan seraya menghapus air mata Jisoo dengan ibu jarinya. Jisoo hanya diam seraya memejamkan matanya, takut – takut kalau ia membuka mata ini semua hanya mimpi.

Belum sempat Jisoo membuka matanya, tiba – tiba ia merasa lengannya ditarik seseorang dan membawanya pergi. Terkejut Jisoo segera membuka matanya dan ternyata pelakunya adalah Taeyong.
“Ya kenapa kau menarikku?!” protes Jisoo setelah mereka keluar dari lapangan indoor, namun Taeyong sepertinya sama sekali tidak berminat melepaskan tangan Jisoo ataupun berhenti berjalan.

Saat dirasa sudah cukup jauh dari lapangan indoor, Taeyong menghentikkan langkahnya namun tetap tidak melepaskan tangan Jisoo. “Kau gila?” Tanya Taeyong begitu ia menghentikkan langkahnya. “Apasih? Kau yang gila tiba – tiba menarik tanganku dan menyeretku begitu saja!” balas Jisoo kesal.

“Menurutmu aku harus diam saja saat melihat kau yang asik berpelukan dengan mantan kekasihmu yang brengsek itu?”
Jisoo yang diserang begitu hanya bisa terdiam. “Jadi yang tadi itu bukan mimpi? Itu benar Jinyoung?” tanya Jisoo parau.

Taeyong yang sadar kalau Jisoo hampir menangis lagi pun langsung menarik Jisoo kedalam dekapannya dan mengusap pelan rambut panjang Jisoo “Maaf, maaf aku menarikmu kasar tadi. Maaf aku memarahimu.” Ucapnya.

Belum sempat Jisoo menjawab ucapan Taeyong, ia dikagetkan dengan kedatangan Irene dan Mark.

“Ehem” Mark pura – pura batuk agar Taeyong melepaskan pelukannya pada Jisoo. Taeyong yang merasa pun segera melepaskan Jisoo dari dekapannya, “Kalau gitu aku pamit, masih ada kelas. Irene aku titip Jisoo padamu.” Ucapnya pada Irene dan langsung pergi dari situ.

“Jisoo-ya, gwenchana? Ada apa sebenarnya?” Tanya Irene. Jisoo yang ingin menjawab pun mengalihkan pandangan nya pada Mark, merasa tak enak kalau ia bercerita sekarang, Mark yang mengerti pun akhirnya memutuskan untuk segera pergi dari situ tanpa banyak bicara.

•••
Jisoo dan Irene memutuskan untuk pergi ke kantin, dan Jisoo pun menceritakan pada Irene tentang apa yang baru saja terjadi.

“Serius itu Jinyoung, Ji?” tanya Irene penasaran, “Aku juga kurang tahu mbak, aku merasa tadi seperti mimpi.” Jawab Jisoo pelan.

“Ji, tapi feeling mbak ya sebelumnya dia seperti itu sama Suzy ada alasannya. Kamu percaya gak?” Irene mengeluarkan pendapatnya. “Entahlah, aku sudah tidak ingin peduli lagi dengan semuanya mbak, capek.” Ujar Jisoo seraya menghela napas lelah.

Baru saja Irene ingin menjawab perkataan Jisoo, namun tiba – tiba Seulgi berlari kearah mereka.

“Mbak, Ji, itu… Taeyong…” Seulgi terbata melanjutkan kalimatnya. “Kenapa, Gi? Coba pelan – pelan ngomongnya. Napas dulu.” Ujar Irene mengingatkan.

Seulgi menghela napasnya perlahan lalu mulai melanjutkan perkataannya yang terputus tadi “Itu, Taeyong sama Jinyoung berkelahi di parkiran.” Jisoo yang panic pun segera berlari ke arah parkiran.
•••

Jisoo sampai di parkiran dan ternyata disana sudah ramai, terlihat Jaebum yang kewalahan menahan Jinyoung dan Mark yang masih berusaha menahan Taeyong agar mereka berhenti berkelahi. Baik Jinyoung maupun Taeyong keduanya sudah memiliki beberapa lebam yang cukup parah di wajah masing – masing.
Jisoo nekat berlari kearah mereka, dan ia berhenti dihadapan Taeyong. Taeyong yang melihat Jisoo di depannya pun langsung melepaskan diri dari pegangan Mark, dan ia memanggil Jisoo pelan “Ji…”

Jisoo membawa Taeyong pergi dari parkiran tanpa sedikitpun melihat Jinyoung yang menatap nanar ke arah mereka berdua.

Setelah kepergian Taeyong dan Jisoo, suasana parkiran langsung hening. Jaebum pun melepaskan pegangannya pada Jinyoung dan menatap Jinyoung dalam “Sekarang kau sudah terlambat, Jinyoung-ah. Semoga pilihanmu itu memang terbaik.” Ujar Jaebum dan ia pun segera pergi dari parkiran setelah sebelumnya meneriaki beberapa orang yang masih menonton untuk segera pergi.

Jinyoung yang kesal pun memutuskan untuk berjalan menuju tempat dimana mobilnya terparkir, dan masuk, ia menutup pintu mobilnya dengan sekali bantingan.

“Aku. Akan. Mendapatkanmu. Kembali. Kim Jisoo.” Ucapnya dengan sebuah penekanan. Kemudian ia melajukan mobilnya keluar dari lingkungan kampus.

•••

TBC

A/N Hai maaf baru sempet update, masih ada yang nungguin gaksi ehehe. Kayanya chapter ini pendek ya aku lagi buntu ide soal nya huhu:( guys btw aku butuh komen kalian tentang cerita ini, aku takut menurut kalian cerita ini aneh atau gimana gitu huhu jadi jangan lupa untuk komen yaa!^^

Fade Away [ JINJI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang