Kring... Kring... Kring...
Bel istirahat kedua telah berbunyi. Siswa yang berada di kelas bersorak gembira, akhirnya mereka terbebas dari penatnya materi yang diberikan oleh guru mereka. Termasuk, siswa kelas 11 IPA 3.
Satu persatu siswa 11 IPA 3 berhamburan ke berbagai tempat. Hanya, tertinggal beberapa siswa saja salah satunya Harsya.
Harsya sibuk memainkan game di ponselnya. Duduk di kursi paling pojok sambil bersandar di tembok, menurut Harsya posisinya saat ini adalah posisi yang paling nyaman.
Tiba - tiba seorang gadis datang menghampirinya, membuat aktivitas Harsya yang sedang bermain game terhentikan.
"Sya, kantin yuk!" ajak gadis itu menepuk pundak Harsya dengan semangat.
Harsya menoleh, menaikkan satu alisnya, "Lo ngajak gue? Gak salah?"
Camella—gadis itu sekaligus ketua kelas 11 IPA 3 mengangguk ceria.
"Iyaa dong!"
Senyum mengejek menghiasi wajah tampan milik Harsya. Harsya segera menaru ponselnya ke dalam saku, lalu bangkit dari kursi.
Tanpa menjawab, Harsya malah keluar kelas mendahului Camella.
Camella menatap pundak Harsya dengan perasaan sedih. Hatinya sangat sakit. Untuk yang kesekian kalinya ia ditolak mentah – mentah oleh sosok Harsya—sang pujaan hati.
Camella menghembuskan nafasnya kasar sambil mendaratkan bokongnya di kursi dan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan.
***
Soya sudah bersiap untuk berkunjung ke kelas Harsya dengan membawa P3K di tangan nya.
Gelisah, dan cemas itulah yang kini menyerang perasaan Soya sebenarnya. Tetapi, Soya berusaha menutup perasaan itu dengan wajah datar nya.
Ia berusaha menormalkan nafasnya. Merapihkan sedikit rambutnya yang berantakan. Lalu melangkah kan kaki nya dengan ragu - ragu.
Tinggal beberapa langlah lagi Soya akan sampai di depan kelas Harsya. Tetapi, ia berhenti seketika.
Terlihat Harsya baru saja keluar dari kelas dengan tangan dimasukkan ke dalam saku celana nya. Dan saat itu juga ia langsung diserbu oleh cewek - cewek ganjen yang menyodorkan P3K, makanan, minuman, bekal, dll nya.
Soya mendelik ngeri, seganteng apa sih Harsya itu sampai - sampai seluruh cewek di sekolah tergila - gila pada nya.
Soya menghela nafas panjang lalu menatap Harsya ragu. Haruskah sekarang ia menghampiri Harsya? Dan memberi P3K yang sudah ia bawa? Apalagi banyak cabe ganjen disana?
Kedua bola mata Soya tiba - tiba membulat sempurna saat Harsya ikut menatap nya. Ia pun buru - buru membuang muka nya kesembarang arah.
"Sial." umpat Soya yang sudah membuat rencana akan menggoreng hidup - hidup teman - temannya itu.
Harsya merasa risih dikelilingi banyak siswi, ia lebih memilih menerobos mereka semua. Terlalu malas untuk menanggapi mereka. Sekali di tanggapi nanti disangka Harsya memberi sebuah harapan.
Tetapi, ada satu siswi yang menarik perhatiannya. Siswi berkuncir kuda yang tengah menatapnya. Siswi itu terlihat salah tingkah saat kedua mata mereka bertubrukkan. Soal harapan yang baru saja dibahas, Harsya terpikir sebuah ide cemerlang di benaknya.
Dengan santai, Harsya menghampiri siswi itu. Menatap siswi itu lebih dekat lalu ia memiringkan sedikit kepala nya untuk membaca nametag siswi itu.
'Ternyata kakak kelas' batin Harsya tersenyum miring.
Harsya mendekatkan kepalanya ke telinga siswi itu.
"Jisooyaa Almira," bisik Harsya tepat di telinga kanan Soya. Lalu ia menjauhkan kembali kepalanya.
Sebuah P3K masih tergenggam bebas di tangan Soya. Dengan cekatan, Harsya mengambil alih P3K itu. Ia sangat puas melihat respon cewek bernama Soya itu gugup yang terlihat jelas.
"Thanks," kata Harsya tersenyum kecil lalu pergi mendahului Soya.
Seluruh orang di sekitar memperhatikan peristiwa yang sangat langka. Bahkan ada yang memotret nya. Banyak pula bisikkan - bisikkan dimana - mana.
Soya pun masih mematung di tempat. Ia gugup setengah mati. Sadar ia menjadi bahan perhatian, Soya bergegas pergi dari sana. Dan siap - siap menyerang sahabat - sahabatnya.
"Dekel aneh."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
JISOOYAA
Teen FictionJisooyaa Almira. Dingin dan manis disaat yang bersamaan. Hidup sederhana dan anti sosial adalah prioritasnya. Ngakunya, lahir dari kalangan orang biasa yang membuat dirinya dipandang sebelah mata. Kehidupan masa SMA nya yang tenang terpaksa harus ka...