6. Molla

256 51 15
                                    

Baru saja Soya melangkahkan jenjang kakinya di koridor sekolah, namun seluruh siswa sudah menatapnya dengan tatapan tajam serta meremehkan. Banyak bisik – bisikan terdengar. Sudah akhir minggu ini, pembicaraan soal Soya dengan Harsya masih saja terdengar.

Hujatan dan makian terus saja Soya dengar hampir setiap saat.

Tetapi, bagi Soya hal itu sudah biasa baginya dan bagaikan makanan sehari – hari nya di sekolah. Bahkan, setelah insiden itu ia sudah tidak pernah melihat Harsya lagi. Entah emang Soya orang nya lebih suka ngerem di kelas atau emang ada hal lain.

Di tengah – tengah ramainya siswa yang sedang asik membicarakan Soya. Tiba – tiba, Harsya lewat membuat seluruh siswa membalikkan tubuhnya berlawanan arah untuk melihat Harsya.

Bukan—Bukan itu yang membuat mereka heboh. Tetapi, ada seorang cewek yang sedang dirangkul oleh Harsya hal itu membuat seluruh siswa bersorak heboh.

"Itukan anak nya CEO paling kaya, kok bisa disini"

"Ntar gue gebet dah,"

"Cantik woi!"

"Mereka pacaran?"

"Baguslah mereka cocok, dari pada sama si cewek kumuh itu,"

Disisi Soya, ia hanya bisa diam mematung. Badannya terasa kaku. Kedua matanya tertuju kepada lelaki dan perempuan di depan nya yang jaraknya tidak terlalu jauh. Ibaratkan kan, Soya diujung koridor kiri dan Harsya bersama cewek itu di ujung koridor kanan.

Sampai, Harsya dan cewek itu berhenti tepat di hadapan Soya. Soya mengedipkan kedua matanya berkali – kali. Sungguh kejadian ini sangat tidak terduga.

Cewek ia melepas rangkulan lengannya yang sedari tadi nangkring di pinggang Harsya, lalu berlari menghampiri Soya dan memeluknya. Sontak membuat Soya terkejut tapi ia buru – buru merubah ekspresi wajahnya.

"Ji! Arsi gak nyangka bisa satu sekolah sama kamu," ucap Arsi heboh lalu tersenyum manis dengan mata berbinar tetapi hal itu membuat Soya muak dan jijik.

Soya segera mendorong kecil tubuh Arsi.

"Maaf gue Soya bukan Ji yang lo maksud, permisi," kata Soya dengan cepat berlari kecil menjauh dari mereka.

"JI!" Teriak Arsi memanggil Soya namun Soya terus menjauh sampai tidak terlihat punggung nya lagi.

"E—eh kok—"

"Apa banget sih Soya, sok jual mahal,"

"Kok mau yah Arsi meluk cewek kumuh itu,"

"Wah si Arsi salah orang apa gimana dah?"

"Udah pasti salah orang lah, ya masa seorang Arsi main sama cewek kumuh itu,"

Arsi menghela nafas panjang, Soya selalu saja mengacuhkannya. Padahal ia senang bisa satu sekolah dengan Soya.

Arsi pun menatap siswa – siswi yang tengah menatap nya dengan tatapan bingung. Suasana pun menjadi hening dan canggung.

"Eh, halo kalian semua,"

"Hai, salam kenal. Aku Arsi murid baru disini," ucap Arsi lalu tersenyum manis memecahkan kecanggungan.

"Hai cantik,"

"Aduduh Arsi, senyumannya buat hati abang meleleh,"

"Hai juga Arsi,"

"Cantik banget, manis lagi,"

Arsi tersenyum manis sebagai respon kepada siswa itu. Ia pun menjadi perbincangan hangat. Sedangkan di posisi Harsya, ia menatap malas siswa - siswi itu.

JISOOYAATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang