24.000.000 won

805 40 4
                                    

Disclaimer!!!

Mengandung konten kekerasan, homoseksual, kata kata vulgar dan tindak kriminal.



Sehembus angin kuat dan segaris cahaya lampu ditinggalkan dua motor yang sedang beradu cepat di salah satu jalanan lengang pinggiran kota Seoul, dari tepi lintasan Jungkook terkekeh senang lihat siapa yang memimpin balapan kali ini.

Hari ini trek balapan lumayan ramai. Kalau Jungkook kita kira mungkin ada sekitar 40 orang di sana, entah niat ikut balapan, ikut taruhan, hanya menonton, hanya nongkrong dan merokok, minum berkrat krat kaleng bir, sampai yang sibuk mengemban tanggung jawab memastikan eksistensi manusia tetap terjaga dari balik jaket atau semak semak pun ada kalau memang niat mencari.

Tapi Jungkook jelas tidak sedang kurang kerjaan pun tidak sudi mengecap pemandangan hewan hewan birahi selagi masih ada hal menarik lain yang jelas jelas lebih menyenangkan matanya.

Sayang pemandangan menyenangkan Jungkook harus dibuka dengan paha kerempeng dan belahan bokong seadanya dari celana super pendek yang dipakai kebanyakan gadis di sana. Tidak terkecuali beberapa gadis yang sedang mengerubutinya pacarnya, Jungkook sama sekali tidak ada niat menghampiri. Toh memang pada dasarnya pacarnya itu suka tidak sadar diri dengan siapa saja dia bergaul, kalau dia adalah Jungkook dari dua tahun lalu sudah habis rambut ekstensi mereka dijambakinya. Tapi sekarang membayangkan saja sudah melelahkan, jadi Jungkook hanya mengawasi dari pembatas jalan tempat dia duduk sambil memperhatikan layar proyektor yang menampilkan dua pembalap dari kamera drone.

"Ditinggal lagi?" waktu Jungkook menoleh ke sumber suara yang dirasa familiar dia malah melihat sebungkus keripik kentang melayang ke wajahnya. Untung refleks Jungkook cepat, lebih untung lagi yang dilempar perempuan gila ini hanya sebungkus keripik kentang bukan pisau, bom rakitan, atau semacamnya.

"Kak Hyuna." Jungkook pamer gigi kelinci lewat senyuman begitu Hyuna mendekat untuk mengacak rambutnya gemas.

Kadang heran sendiri, padahal pacarnya yang bermasalah dengan terlibat balap liar dan perjudian tapi malah dia yang berteman dekat dengan mantan pembunuh, bandar narkoba dan perampok seperti Hyuna dan dua pacarnya yang bisa Jungkook lihat di antara kerumunan. Iya, dua. Jangan terlalu terkejut.

Hyuna mengundang mereka ke salah satu club underground yang Jungkook tau pasti adalah sarang dari semua hal yang dilarang mamanya untuk dilakukan. Jungkook menolak tentu saja, berdalih besok harus sekolah dan memang pada dasarnya dia tau Hyuna tidak benar benar mengajaknya. Seburuk apapun hal yang pernah dia lakukan Jungkook akui Hyuna bisa menjadi sosok kakak perempuan yang sangat bisa diandalkan.

"Ya sudah, sekolah yang bener. Kalo nilai mu bagus nanti kakak traktir dimana aja."

"Janji loh kak." dan Hyuna pergi setelah mereka mengikat janji dengan kelingking.

Begitu hyuna tenggelam di kerumunan Jungkook melirik pacarnya sekali lagi, dia masih sibuk mengobrol dengan seseorang. Gadis gadis itu juga masih di sekeliling mereka, Jungkook mencebik kesal begitu dilihatnya satu diantara mereka menekan dada ke lengan pacarnya.

Jungkook buang muka dengan ekspresi masam yang samar saat sang kekasih menoleh ke arahnya, untung kode kesalnya diterima dengan baik. Diam diam Jungkook senyum penuh kemenangan begitu sosok dengan headband merah tertangkap sudut mata sedang berjalan mendekat dengan fokus terkunci padanya.

"Dek" deep raspy voice favorit Jungkook dan juga panggilan favoritnya tetap terdengar walaupun disana cukup berisik. Jungkook dengan senang hati memasang wajah congkak pada kemenangan manis atas hati salah satu pangeran Kim.

-2U- (VK)  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang