***
Love in the first sight itu mungkin ada. Tapi jatuh cintanya Taehyung dan Jungkook bukan yang sejenis itu.
Nyatanya rasa milik masing masing tumbuh bersama akumulasi hari hari yang dilewati keduanya. Mungkin awalnya bukan nuansa roman anak SMA seperti biasa, tapi antara anggota dewan siswa yang senewen tapi manis dan murid rebel melankolis tapi anarkis. Iya Taehyung itu baperan aslinya.
Puncaknya ya sewaktu Jungkook ditelpon nyaris tengah malam untuk jadi pendamping Taehyung yang terciduk buat onar di dekat minimarket 24 jam. Kenapa Jungkook diseret kesana itu jawabannya simpel, si sialan Kim masih pakai seragam sekolah lengkap sama sekotak rokok dan pisau lipat di tasnya. Itu yang Jungkook tau sebelum pak Sejin bilang Taehyung harus minta maaf sama orang yang dia hajar dan sudah sampai d IGD rumah sakit terdekat dengan selamat.
Dari situ Jungkook lempar tatapan terheran heran, atau mungkin malah terkagum kagum begitu tau alasan utama Taehyung duduk di bangku panjang kantor polisi dengan tangan terborgol.
"Kak, gimana rasanya pukul orang?"
Waktu itu Jungkook murni penasaran. Dari kecil Jungkook gak pernah ingat dia pernah dengan sengaja berusaha mencelakai orang lain. Jungkook pernah dipukul dan itu sakit, rasanya Jungkook gak sampai hati buat orang lain merasakan sakit seperti itu juga.
"Ya gitu. Tanya sendiri sama sampah itu kalo kita sudah di rumah sakit"
Jungkook tekuk alisnya. Gak suka kakak kelas di sebelahnya sebut siapapun yang sukses dikirimnya ke rumah sakit itu 'sampah' apapun alasannya. Mamanya kerja di tempat yang jadi saksi bisu puluhan nafas berhenti berhembus, sepulang kerja mamanya beberapa kali cerita tentang pasien pasien yang akhirnya kalah melawan takdir. Setiap satu detak yang berhenti pasti ada satu orang yang kehilangan. Dari sana Jungkook belajar gak ada satupun nyawa yang gak berharga. Seburuk dan sekeji apapun manusia, kehidupan itu tetap jadi anugerah terbesar dari Tuhan. Jadi Jungkook sedikit marah sewaktu dengar jawaban kakak kelasnya itu
"Gak ada yang berhak dan pantas bilang orang lain itu gak berharga, kak Taehyung. Bahkan kalo kakak jadi lebih nakal dari sekarang Jungkook tetap marah kalo ada yang sebut kakak kaya gitu"
Gantian Taehyung yang terheran heran. Beberapa tahun belakangan yang ada malah dia disumpahi cepat mati supaya neraka gak sepi. Baru hari itu Taehyung ketemu orang yang ada di pihaknya meski cuma perumpamaan. Well, Taehyung senang walau gak kelihatan.
"Oke, aku yang sampah. Besok mau mati aja. Gak ada yang sedih kan kalo aku yang mati"
"Jungkook sedih"
Dari situ hatinya Kim Taehyung mulai hidup lagi.
Empat hari selepas dapat omelan pak Sejin sepulang dari kantor polisi Taehyung lihat Jungkook duduk di dekat lapangan basket sama 2 temannya. Dilihat sekilas si adek kelas tambah manis dari terakhir kali ketemu, rasanya ada banyak kupu kupu terbang dalam perutnya sewaktu gigi kelinci Jungkook kelihatan begitu si adek kelas lempar senyum. Hari itu Taehyung modal nekat dan sekilas ingatan adegan drama romantis di TV langsung tarik Jungkook ke taman samping perpustakaan.
"Jungkook jadi pacar ku ya. Aku kurangin cari masalah sama pak Sejin, gimana?"
Hasilnya jelas. Ditolak.
Terhitung empat kali Taehyung coba gaet Jungkook jadi pacarnya pake banyak cara dan semuanya sama. Ditolak.
"Aku kurang apa sih kook? Kalo menurut mu aku gak pantas kan tinggal bilang, biar aku gak kena php mu"
"Kurang niat aja kamu kak. Padahal kamu bisa jadi baik."
Sepuluh kata Jungkook dipikir keras sama Taehyung. Seniat itu dia mau Jungkook jadi pacarnya sampe ditolak empat kali dan gak kapok.
Untungnya walaupun bobrok Taehyung masih punya teman yang mau direpotin masalah ngajak Jungkook jadian. Setelah lewati tiga bulan pdkt, puluhan kali trktiran, belasan kali ajakan jalan, dan total 4 kali ajakan jadian yang ditolak Taehyung siap ditolak untuk kelima kalinya.
Waktu itu sudah sore. Jungkook siap pulang bareng dua temannya dan Taehyung siap tembak gebetannya untuk kali ke lima. Kali ini Taehyung gak modal apa apa, gak ada coklat, gak juga bersikap sok kaya biasanya.
Rambut rapi, kemeja dimasukkan ke celana, parfum merek drugstore sudah disemprot dan yang paling penting hatinya. Siap ditolak dan galau seminggu lagi, tapi Jungkook pantas dikejar jadi ya masa bodoh kalo nanti galau.
"Jeon Jungkook" Taehyung setengah teriak, Jungkook sudah jalan lumayan jauh soalnya.
"Iya" untung yang dipanggil dengar, balik badan dan tunggu kakak kelasnya jalan mendekat.
"Jeon ayo pacaran. Janji bakal berubah, tolong bantu aku. Cuma mau kasih tau resolusi ku tahun ini gak ketemu pak Sejin selama 1 semester" Jungkook balasnya ketawa lepas. Bahagia sekali ekspresinya dengar resolusi tahun baru kakak kelasnya yang telat berhubungan waktu itu sudah bulan april. Tapi jawabannya cuma anggukan dan pernyataan bersedia bantu kakak kelasnya gak ketemu guru BK selama satu semester
Taehyung senang bukan main. Ternyata benar kata sepupunya, Jungkook bukan tolak dia tapi kasih kesempatan untuk memantaskan diri.
Sore itu kali pertama bibirnya mendarat di bibir Jungkook dan kali pertama juga Taehyung dipeluk orang dari belakang waktu naik motor selain sama cewek cewek taruhan di sirkuit balap liarnya.