Chapter 4 : Kantuk

31 11 0
                                    

"Sumpah, Tha. Ferald tuh diem-diem liatin kamu terus!"

-W E N D Y-

* * * * *

Sosok Mrs. Raery datang memasuki kelas. Wajah tegasnya membawa suasana horor di ruang kelas XI IPA 1 Mercury itu. Keringat dingin mulai bercucuran dari wajah beberapa anak. Anak yang mengalami itu hanya bagi anak yang belum selesai mengerjakan PR, termasuk mereka bertiga-Wendy, Shendy, dan Quila.

"Good afternoon, children!" sapa Mrs. Raery ramah.

"Good afternoon, Mrs. Raery!"

"Duh, Mrs. Raery sebenarnya agak capek. Dari tadi bolak-balik mulu. Dari ruang guru ke lantai tiga. Terus, dari lantai tiga turun ke lantai satu. Dari lantai satu, naik lagi ke lantai dua. Haduh, pusing pala Mrs. Raery jadinya."

"Mrs. Raery perlu dipijit, gak?" tawar John.

"Haduh, gak usah, John. Nanti kamu pijitin Mrs. Raery malah capek kamunya." Mrs. Raery memijat pelipisnya-seakan sedang pusing. "Mrs. Raery juga pusing nih menghadapi kakak-kakak kelas kalian. Ya ampun, udah bel masuk bunyi, mereka malah asyik nongkrong di luar kelas."

Ya, seperti inilah Mrs. Raery sebagai guru Bahasa Inggris. Beliau adalah orang yang baik, ramah, dan juga asyik. Meski setiap masuk kelas membawa suasana agak horor dan menyeramkan, tapi beliau suka bercurhat atau bercerita dengan anak muridnya.

Ini kesempatan emas bagi Wendy, Shendy, dan Quila. Sementara Mrs. Raery asyik mendongeng dan belum menagih PR pada anak murid, mereka bertiga sibuk menyelesaikan PR. Sesekali mata mereka memerhatikan Mrs. Raery agar tidak dicurigai nantinya.

Sementara itu, saat Mrs. Raery bercurhat, Agatha malah mengantuk.

Tak lama kemudian, akhirnya mereka bertiga selesai mengerjakan PR. Wendy langsung menaruh buku Agatha tepat di hadapan Agatha. Shendy dan Quila kembali menghadap ke depan-sebelumnya mereka menghadap ke meja Agatha dan Wendy. Jarak posisi tempat duduk mereka saling dekat. Wendy sebangku dengan Agatha paling belakang. Dan, Quila sebangku dengan Shendy tepat di depan mereka berdua.

Mereka bertiga memerhatikan curhatan Mrs. Raery, kecuali Agatha.

Agatha menempelkan kepalanya di atas meja. Ia membaringkan dan memiringkan kepalanya. Kedua matanya seperti meminta ingin di tutup.

Semakin lama kelopak mata Agatha menutup setengah matanya, lalu terbuka lagi.

Semakin lama mendengar cerita Mrs. Raery, kelopak matanya semakin menutup.

Agatha mulai kesulitan menahan rasa kantuknya.

"Are you sleepiness?"

Kedua mata Agatha membelalak. Mrs. Raery tiba-tiba berdiri tepat di belakangnya dan bertanya padanya. Jantung Agatha berdegup sangat kencang, ia benar-benar terkejut.

"Ehm... No..., Mrs. Raery. I'm... not feel... that." Jawab Agatha agak terbata karena kaget.

"Hm... Mrs. Raery gak yakin kalo kamu gak ngantuk. Buktinya tadi mata kamu mau merem, tuh! Daripada kamu ngantuk terus tidur di kelas, kamu cuci muka di toilet!"

"But, Mrs. Raery...."

"Kamu cuci muka di toilet biar gak ngantuk!"

Agatha menghembuskan napasnya berat. Ia terpaksa menuruti perintah Mrs. Raery-daripada dapat masalah dan hukuman. Ia berjalan keluar kelas lalu menuju toilet dengan menahan rasa malunya. Ia benar-benar malu, karena baru kali ini ia ditegur oleh guru karena mengantuk.

FER(A)THATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang