Chapter 9 : Pendekatan (1)

21 4 1
                                    

"Michel! Kok kamu imut, sih?"

-A G A T H A-

* * * * *

Semua anak murid yang merasa lapar berhamburan keluar dari kelas menuju kantin. Sebagian tinggal di kelas, ada yang memakan bekal di kelas, ada yang malas ke kantin, dan ada juga yang terpaksa tidak makan karena tidak membawa bekal atau uang.

Sejak awal jam pertama sampai jam istirahat ini, Agatha merasa Ferald nyata berbeda dengan Ferald di chat. Ferald di chat, sikapnya sangat hangat, ramah, baik, dan juga asyik pada Agatha. Tidak ada keseganan dalam chat. Bahkan, Agatha mengecap Ferald sebagai teman chat yang asyik.

Sedangkan Ferald nyata, sikapnya berbeda dari sikap Ferald di chat. Kalau saling berpandangan dengan Agatha-meski dengan jarak yang jauh, wajahnya akan terlihat seperti malu-malu atau tidak langsung dipalingkan ke arah lain. Ia juga belum pernah mengajak Agatha berbicara duluan berdua layaknya orang 'PDKT'.

Namun, Agatha berpikir. Mungkin saja Ferald memang malu untuk mengakuinya. Mungkin Ferald belum siap untuk menyatakan perasaannya. Mungkin juga Ferald takut kalau Agatha langsung menolak lalu menjauhinya. Mungkin pula-

"Agatha, mau ke kantin, gak? Ayo kalo mau!"

Ajakan Quila memecahkan lamunan Agatha. Agatha memerhatikan sekelilingnya. Kelas sudah sepi. Hampir semua anak murid kelas itu pergi ke kantin untuk makan. Tinggal beberapa anak murid seperti Agatha, Quila, Shendy, Wendy, Hans, Sammy , Aidan, Jeanie, Shelvy, Kharisa, dan Diana.

"Aku bawa bekal, kok. Kalian aja yang ke kantin."

"Hm..., ya udah. Kita ke kantin dulu, ya, Tha."

Wendy, Shendy, dan Quila pergi ke kantin meninggalkan Agatha yang sedang duduk sambil mengeluarkan kotak bekalnya. Ia menghela napasnya pelan lalu membuka tutup kotak bekalnya.

"Agatha! Ikutan sini sambil nonton film! Daripada sendirian di situ!"

Agatha menoleh. Diana melambaikan tangannya dan mengajak Agatha untuk ikut makan bekal bersama. Sekarang, penghuni di kelas itu bersisa Agatha, Diana, Kharisa, Jeanie, dan Shelvy. Mereka berempat sedang makan bekal sambil menonton film lewat laptop Kharisa.

"Nonton apa kalian?" tanya Agatha sambil meraih kursi lalu duduk.

"The Conjuring 2." Jawab Kharisa, pandangannya tetap lurus pada layar laptop.

Agatha pernah menonton film tersebut. Saat itu, ia menonton dengan salah satu teman mamanya. Teman mamanya yang mengajaknya menonton berdua. Tapi selama film ditayangkan, teman mamanya menonton dengan tenang dan santai. Berbeda dengan Agatha yang selalu menutup wajahnya dan menjerit setiap adegan horornya muncul.

Diana, Kharisa, Jeanie, dan Shelvy fokus menonton film sambil memakan bekalnya masing-masing. Sama seperti Agatha. Agatha ikut menonton film. Belum ada adegan horor muncul dalam film. Berarti masih aman untuk ditonton Agatha.

Di saat adegan film belum terjadi horor, Kharisa bertanya pada Diana. Sampai akhirnya, mereka menonton sambil mengobrol.

"Eh, Diana. Lu belum nerima si Malik juga? Kasihan tuh bocah, nungguin lu mulu." tanya Kharisa pada Diana sambil terkekeh.

"Bodo amat, Ris! Gua ogah sama dia!" jawab Diana gengsi. "Btw, lu gimana sama Deirren? Gua lihatin..., kalian berdua makin dekat aja."

Kharisa tersenyum malu. Diam-diam wajahnya memerah. "Gua... gua baik-baik aja sama Deirren. Kayak biasanya, dia baik dan selalu antar jemput gua."

FER(A)THATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang