Chapter 7 : Penyelamat

50 10 3
                                    

"Kayak buah yang luarnya terlihat busuk, tapi bagian dalamnya sangat manis."

-A G A T H A-

* * * * * *

Seekor kucing berbulu hitam dan putih sedang tertidur dengan pulasnya. Namun, tidurnya tidak bertahan lama. Kucing itu mendadak terbangun karena ada seseorang yang berlari dan hampir menginjaknya tanpa sengaja. Kucing itu langsung kaget dan pergi.

"Meooong!!!"

"MAAP, KUCING!!!"

Ternyata orang yang berlari dan hampir menginjak si kucing itu adalah Agatha. Ia panik, hari ini ia terlambat ke sekolah. Ia terpaksa turun dari bus dan berlari di trotoar. Jika ia tetap menunggu di bus hingga sampai di sekolahnya, ia akan terjebak macet dan semakin terlambat.

Sebenarnya, Agatha terlambat bukan karena ia bangun kesiangan. Ia selalu bangun di pagi buta. Mandinya pun saat matahari masih malu untuk memunculkan diri. Ia terlambat karena sibuk mencari sepasang kaus kaki dan dasi pita yang lupa disimpannya.

Dasar ceroboh.

"Udah kejebak macet, mesti lari lagi!" gerutu Agatha.

Sesekali ia melirik jam tangannya. Waktu sudah menunjuk pukul 06.54, waktu yang tersisa tinggal tujuh menit lagi. Dan jarak menuju sekolahnya masih satu kilometer lagi. Biarkan ia berlari pagi seperti itu, ia bisa sekalian jogging dipagi hari.

Tinggal dua menit lagi waktu yang tersisa. Sekolah Agatha—Skylight High School sudah mulai terlihat. Agatha memasang wajah berseri-seri sambil berlari. Skylight High School, salah satu sekolah berstandar internasional. Hal unik dari sekolah ini, setiap ruangannya diberi nama benda-benda antariksa. Seperti nama planet, galaksi, komet, meteor, rasi bintang, dan benda lainnya dari luar angkasa.

Akhirnya, Agatha sampai di tempat tujuan dengan tepat waktu. Tepat pukul 07.00. Namun, baru saja Agatha ingin masuk, pintu gerbang langsung ditutup dengan rapat. Wajah berseri-seri Agatha mendadak sirna begitu saja. Ki Tohang—satpam sekolah itu sudah mengunci pintu gerbang. Nama sebenarnya Pak Thomas, tetapi banyak murid Skylight High School memanggilnya 'Ki Tohang'. Mereka selalu kesal pada Ki Tohang.

"Aduh! Ki, tolong bukain gerbangnya!"

Ki Tohang menggeleng. "Gak mau! Lagian suruh siapa kamu telat, hah?"

"Tolong, Ki! Bentar lagi pelajaran Bahasa Inggris mau mulai, Ki!" Agatha memasang puppy eyes.

Ki Tohang tak acuh dan tetap tidak mau membukakan gerbang. "Saya gak peduli kamu ada pelajaran apa! Lebih baik kamu pulang atau enggak bolos sekolah aja! Saya gak akan bukain gerbang buat kamu!"

Ki Tohang masuk ke pos satpam meninggalkan Agatha yang masih berdiri di depan gerbang. Agatha mendengus sebal. Ki Tohang sangat menyebalkan dan sangat menjengkelkan.

Di Skylight High School, ada dua orang satpam yang setia menjaga keamanan sekolah. Ada Ki Tohang dan ada Bang Jayden—biasa dipanggil Bang Jay. Berbeda dengan Ki Tohang yang menyebalkan, Bang Jay adalah satpam yang sangat baik hati dan ramah pada seluruh penghuni sekolah. Tapi karena Bang Jay sedang sakit, untuk sementara Ki Tohang yang menjaga gerbang dan keamanan sekolah sendirian.

Agatha memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa masuk ke sekolah.

Memanjat gerbang sekolah?

Tidak mungkin.

Gerbang sekolah Agatha terbuat dari besi dengan ukuran yang sangat besar dan sangat tinggi. Wendy 'si cewek tertinggi' di sekolah saja tidak sampai meraih ujung gerbang—saking tingginya.

FER(A)THATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang