Chapter 11 : Misi Rahasia

32 5 2
                                    

"Sebagai murid, cuma bisa sabar kalo ada guru yang menuduh kita. Padahal, tuduhannya itu belum tentu bener. Huhuhu, sedihnya."

-W E N D Y-

* * * * *

"Habis ini ulangan MTK, ya?"

Pertanyaan Wendy yang spontan keluar membuat Agatha, Shendy, dan Quila yang sebelumnya memerhatikan guru menjadi menoleh padanya.

Shendy mengetuk-ketuk dagunya. Bola matanya diputarkan ke atas. Ia menggumamkan sesuatu, "Sebelum Bu Emma masuk, gua harus sepak-sepik dulu ke Rinna."

"Lu mau ngapain sebelum Bu Emma masuk?" tanya Quila.

Wendy yang duduk di belakang mereka merasa tertarik. Ia memajukan tubuhnya untuk mendengarkan obrolan Shendy dan Quila mengenai ulangan harian Matematika nanti.

"Siapa tau mereka dapat sesuatu. Gua nguping, ah!" batinnya.

"Gua mau nanya ke Rinna. Kayaknya kelas 5 Jupiter udah ulangan MTK."

"Gua mau ikut dong, Shen...!" Wendy memekik, tetapi dipelankan suaranya agar Ibu Enty—guru Bahasa Indonesia itu tidak mendengarnya.

Bisa sangat gawat dan bahaya jika Ibu Enty mengetahui ada muridnya yang mengobrol saat beliau sedang menerangkan. Meski usianya lebih muda dari guru lainnya, omelannya lebih pedas dan tidak kalah mantap.

"Ikut kemana?" tanya Agatha polos.

Hanya satu manusia ini yang ketinggalan obrolan mengenai misi rahasia ini.

Sedihnya.

"Nanti pas pelajaran Bu Enty selesai, kita mau ke Rinna. Mau nanya soal ulangan MTK," jelas Wendy.

"Rinna yang mana?"

"Itu loh! Rinna Pawllina, anak XI IPA 5 Jupiter!" jawab Shendy.

"Kok mau nanya soal MTK ke dia? Emang dia tau isi soalnya apa? Atau dia itu anaknya Bu Emma?"

"Gusti nu Agung!" Wendy menepuk dahinya dan mengusap wajahnya kasar.

"Buset dah! Ini anak satu emang polos atau emang bego, sih?" Quila menghela napasnya.

"Gini loh, Agatha-ku sayang. Dalam seminggu, kelas XI IPA yang dapat jadwal paling pertama belajar MTK itu kelas XI IPA 5 Jupiter. Terus kenapa kita mau nanya Rinna nanti? Karena, kelas Rinna siapa tau udah ulangan MTK duluan. Jadi, kita mau nanya buat mastiin dan biar tau isi soalnya gimana aja, gitu!"

Penjelasan Quila yang begitu panjang, lebar, tinggi, dan akurat hanya dibalas anggukan kecil dari Agatha.

"Ini misi rahasia kita. Jangan sam—"

Belum melanjutkan ucapan Shendy, Ibu Enty tiba-tiba berteriak dari depan kelas seraya menunjuk mereka—Agatha, Wendy, Quila, dan Shendy.

"HEH! SIAPA ITU CEWEK-CEWEK YANG NGOBROL DI BELAKANG?! LAGI GOSIPIN APA KALIAN DI SANA?!"

Terkejut!

Mereka langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Semua perhatian anak kelas XI IPA 1 Mercury berpindah ke arah mereka.

Ibu Enty mendekati mereka. Dengan keringat penuh bercucuran membasahi ujung kepala sampai ujung kaki, mereka hanya bisa mengumpat kesal dalam hati.

Aroma parfum khasnya menyeruak ke indra penciuman. Tatapan yang tajam sangat menusuk di indra penglihatan. Suasana di antara mereka berempat terasa semakin horor dan mengerikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FER(A)THATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang