Aku sudah dikantin, duduk disebelah Anne yang telah selesai menyantap makan siangnya dan kini Ia tengah berbincang dengan Cody dan Mandy yang duduk di depan kami. Sedangkan aku sesekali ikut serta dalam pembicaraan mereka sambil melahap makan siangku.
"Aku tidak menyangka kau memiliki adik perempuan, Cody. Dan adikmu itu Lyssa! Seharusnya aku tahu karena wajah kalian mirip dan Lyssa memanggilmu 'Coco'," kataku tanpa menatap Cody.
"Salahkan Lyssa. Dia tidak memberitahuku kalau bidadari idamannya yang Ia temui di taman adalah Anne, juga godzilla tampan yang Ia maksud ternyata kau," tukas Cody sarkastik. "Imajinasi Lyssa terlalu tinggi. Tidak ada godzilla tampan. Mungkin maksudnya godzilla buruk rupa."
Mandy yang tengah meneguk minumannya tersedak, namun kemudian Ia tertawa, diikuti tawa kecil Anne disebelahku. Aku hanya bisa memelototi Cody sambil mengunyah makananku kesal. Bocah pirang itu hanya menjulurkan lidahnya padaku.
Aku mendelik. Kubuang kentang goreng yang tadi kupegang ke atas nampan. Ujung kentang itu, tepatnya ujung yang kupegang menghitam.
Gosong? Kenapa bisa?
"Greyson."
Aku menoleh. Anne menatapku sambil tersenyum. "Niall dan Zayn mengajakku makan malam hari ini. Apa kau mau ikut?"
"Sepertinya tidak. Karena Mom mengajakku menemaninya belanja nanti malam," sahutku seraya meraih segelas ice lemon tea. "Tapi kita bisa ber--"
"PRANG!"
Seketika gelas di tanganku pecah berkeping-keping, dan lemon tea di dalamnya tumpah ke atas celanaku, dan menembus ke dalam membuat bagian pahaku basah.
"Aduh dingin!" aku menepuk-nepuk bagian yang basah dengan tangan. Tapi saat itu juga aku merasakan pahaku menghangat. Kenapa bisa?
"Loh kenapa bisa pecah?" gumam Mandy kaget.
"Mate, sepertinya ada yang salah denganmu," komentar Cody kagum.
"Shut up," sungutku kesal. Anne memberikanku sapu tangannya, dan aku mengelap celana dan tanganku yang basah. "Aku akan mengembalikannya besok."
"Okay," Anne hanya mengangguk. Namun Ia menggeser posisi duduknya dan berbisik di telingaku, "tidak ada Jack disini."
"I know," aku memasukkan sapu tangan ke saku belakang celana jins-ku. Kupandang telapak tanganku yang rasanya panas dan memerah. "Uuh ... aku akan ke toilet. Bye."
Aku mencium pipi Anne sekilas kemudian berlari menuju toilet. Toilet sepi dan tidak ada orang selain aku disini. Aku menuju wastafel dan memutar keran air.
Kugosok-gosok tanganku di bawah air yang mengalir, sedangkan aku memandang pantulanku di cermin.
Fuh. Untungnya pecahan gelas tadi tidak melukai tanganku, juga Anne yang duduk disebelahku.
"Csss."
Aku menunduk.
Tanganku berasap?!
Spontan aku menarik tanganku dan memutar keran hingga air berhenti mengalir.
Astaga. Tanganku semerah api dan masih berasap, walaupun tidak sebanyak tadi.
Ada apa denganku?! Sebelumnya aku tidak pernah mengalami ini!
"GREYSON!"
Kumasukkan kedua tanganku ke dalam saku celana bertepatan ketika Cody membuka pintu.
"Sudah selesai? Kita harus mengembalikan buku Biologi ke perpustakaan," ujar Cody santai.
Aku hanya mengangguk. Aku mengikuti Cody berjalan ke kelas. Sedangkan tangan di dalam sakuku rasanya semakin panas.

KAMU SEDANG MEMBACA
COUNTDOWN
Fanfiction"Magic is real. Trust me." Kalau kau mengira bahwa sihir hanya ada dalam dongeng dan film yang tak masuk akal, itu berarti kau salah. Sihir itu memang ada, dan tanpa sadar, hal tersebut mungkin sudah ada pada dirimu. Breanne Corby, seorang yatim pi...