*November, minggu pertama*
Saat itu Fina dan aku sedang jalan-jalan ke taman kota. Pacar Fina, Kak Afka kebetulan ingin bertemu dengan Fina. Ini sangat mendadak. Akhirnya Fina mengajakku menuju ke sebuah kafe.
"Lo gak ngajak Raay?" tanya Fina.
"Gak deh paling dia sibuk." Balasku.
"Beneran gak apa ikut gue? Kata Afka gak apa kok ngajak Raay daripada lo sendirian jadi kacang." Ucap Fina.
"Gue tanya dulu ya." Ucapku sambil mengambil ponsel.
Ratih: "Posisi?"
Raay: "Rumah adapa?"
Ratih: "Otw."
Raay: "Loh yang bener."
Ratih: "Gak jadi deh ntar nyasar lagi gak tau rumahnya wkwk."
Raay: "Rumahku gampang kok tapi jangan macet banyak debu."
Ratih: "Ayo ke kafe Marth."
Raay: "Bentar ya, habis ini berangkat."
Aku tersenyum simpul. Ini dia yang ku suka darinya, dia selalu ada untukku.
Ratih: "Iya."
Raay: "Bentar nunggu kakak pulang."
Ratih: "Jangan malem-malem."
Raay: "Iya bentar habis ini."
Ratih: "Ok."
Raay: "Otw."
Raay: "Disini macet."
Ratih: "Jangan ngebut."
Raay: "Kamu di mana? Udah di situ ta?"
Ratih: "Udah."
Saat itu dia datang, tapi hei? kenapa datang lewat arah sana? Bukankah arah rumahnya ada di sebelah barat? Saat Raay datang, dia langsung berjabat tangan dengan Kak Afka lalu duduk di sampingku.
"Aku gak di pesenin nih?" goda Raay.
"Loh gue kan gak tau lo mau pesen apa." Jawabku.
"Yauda deh."
"Pesen aja." Ucapku.
"Gak deh, udah kenyang tadi." Jawabnya.
"Minuman?" tawarku.
"Gak usah. Tadi udah makan?" Raay malah bertanya balik.
Aku diam sejenak, tersenyum kaku lalu menggeleng.
"Yaudah nih." Aku menyodorkan minuman dan camilan yang aku pesan.
"Makan dulu." Pinta Raay.
"Gak apa makan aja." Jawabku.
"Makan dulu kamunya." Ucapnya.
"Iya deh." Aku pun mengambil beberapa potong kentang lalu memakannya.
"Tadi gak dari rumah ya?" astaga Ratih ini bukan waktu yang tepat.
"Dari rumah kok, abis nunggu kakak pulang." Jawabnya.
"Yang bener, tapi kok dari arah sana?" aku menunjuk arah yang dia datangnya tadi.
"Aku muter keliling lewat sana." Ucapnya sambil memutar arah telunjuknya.
Ini memang dia bercanda atau bagaimana? Gelagatnya seperti orang berbohong tapi dia menyunggingkan bibirnya.
"Ah boong, gue tau lo gak dari rumah kan." Aku asal tuduh saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
IS RAAY [I'm Sorry Raay] - COMPLETED
RomanceDi dunia ini hidup selalu seimbang. Ada kebahagiaan juga ada kesedihan. Begitu pula keberuntungan yang juga ada kesialan. Keberuntunganku adalah dicintai laki-laki sepertinya. Dan kesialannya adalah mencintai gadis sepertiku. Dia selalu menunjukkan...