[3] Permintaan Maaf

40 10 2
                                    

*21 September*

Semakin lama aku merasa semakin dekat saja dengan Raay, kami menjalankan hubungan normal layaknya semua orang. Sampai suatu sore, saat aku dan Raay mengobrol dan bercanda lewat telepon...

"Halo." Itu suara berat dari Raay.

"Hai." jawabku.

"Dimana?" tanya Raay.

"Rumah." Jawabku.

"Udah pulang?" tanya Raay.

"Udah." Jawabku.

"Dari tadi atau baru aja?" tanya Raay.

"Dari tadi." Jawabku.

"Sama dong." Ucap Raay.

Aku diam.

"Ntar malem ikut aku mau gak?" tanya Raay.

"Kemana?" aku bertanya balik.

"Badminton." Ucap Raay.

"Ogah." Ucapku.

"Ayo." Ajak Raay.

"Ogah." Ucapku.

"Kenapa ogah?" tanya Raay.

"Lo siapa ngajak-ngajak gue?" aku mencoba menggodanya.

Raay tertawa, aku pun ikut tertawa.

"Mau tidur ya?" tanyanya saat aku hanya diam.

"Gak. Makan nih." Ucapku.

"Loh, makan kok sambil telepon? Makan dulu gih." Ucap Raay.

"Gak apa." Jawabku.

"Ya makan kok sambil telponan. Suapin aku kalau gitu." godanya.

"Nih." Aku pun menggodanya balik.

"Suapin." Pinta Raay.

"Enak aja, punya tangan, kan?" aku menggodanya dengan nada jahat.

"Punya, tapi bengkak gak bisa ngambil makanan. Pengen di manja haha." Candanya lagi.

"Eeq kuda." Ucapku lalu tertawa.

"Hahaha." Tawanya pecah seketika.

"Mulut lo bisa dibeli." Godaku.

"Buat kamu gratis gak perlu beli." Ini nih kalau kebiasaan gombal ke cewek-cewek.

"Udah cepet makan gih." Ucapnya lagi.

"Gak jadi deh." Ucapku.

"Loh kenapa gak jadi? Kesehatanmu loh." Tanya Raay.

"Tadi di sekolah gak keliling kampung?" aku mengganti topik.

"Gak, kenapa juga keliling. Bikin capek aja." Jawab Raay.

"Kalau futsal gak capek ya?" godaku.

"Nggak hehe." Raay hanya terkekeh kecil.

"Tapi kalo berjuang sendirian ya capek." Lanjutnya.

"Hahaha." Aku hanya tertawa menanggapinya.

"Ketawa. Berjuang 11 orang aja susah. Apalagi berjuang sendirian." Curhatnya.

"Nyindir ya?" tanyaku.

"Enggak, aku cuma ngasih kata-kata. Emang gak boleh?" ngelesnya kentara banget.

"Gak apa." Ucapku.

"Alah lo playboy aja." Terdengar dia mengolok temannya.

"Sama. Playboy teriak playboy." Aku iseng menyahutinya.

IS RAAY [I'm Sorry Raay] - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang