[2] SUPRISE!!

74 11 4
                                    

*1 September*

Hari sabtu di sekolah benar-benar kacau. Bagaimana tidak? Teman-teman terus mengganggu dan mengerjaiku.

"Nanti malem makan-makan yuk, ntar di traktir Ratih dia kan ulang tahun." Goda Eldina.

"Traktir jidat lo." ucapku.

"Ke Ramki's yuk," ajak Siska.

"Ikut dong gue." Ucap Fina.

"Ikut aja, El lu juga ikut dong." Ajak Siska.

"Boleh." Jawab Eldina.

"Gue gak bisa kalau malem." Ucap Hima.

"Gak apa kok." Jawab Siska.

"Iya gue juga gak bisa, temen SMP gue juga ngundang duluan ke ulang tahunnya." Ucap Putri.

"Tih, lu ikut ya biar rame. Gada lu ga seru tau." Pinta Siska.

"Gue bokek anjir." jawabku.

"Tenang ntar nge-bon sama mbaknya atau cuci piring kek haha." Ucap Eldina.

"Bayar sendiri elah tenang aja, gue ngerti dompet lu nangis." Ucap Siska.

"Yauda iya gak usah buka aib gitu dong hahaha." Aku tertawa diikuti dengan teman-temanku.

"Si Raay ngucapin ke lo gak?" tanya Siska.

"Gak, paling dia lupa." Aku mengatakannya dengan malas.

"Belum mungkin nanti? Siapa tahu kan." Ucap Siska. Aku hanya mengendikkan bahu.

Saat itu jam terakhir, ulangan matematika pula. Mampus! Bagaimana aku bisa mengerjakannnya? Bahkan teman-temanku bersekongkol tak memberi jawaban padaku. Aku hanya diam saja, aku bahkan seperti orang gila yang kehilangan boneka kumalnya. Asal tahu saja, semenjak kelas 11 ini aku bahkan tak memperdulikan guru saat menjelaskan di depan.

Waktu yang diberikan hanya sampai pulang sekolah, saat kurang 10 menit kertas milikku bahkan masih kosong. Aku hampir saja menangis, lalu aku memutuskan untuk pura-pura marah. Akhirnya Siska dan Fina mengambil kertas milikku dan menuliskan jawabannya.

Saat pulang hendak menuruni tangga, aku dengan cepat mengatakan pada Siska bahwa aku tidak akan ikut untuk ke Ramki's. Haha lucu ya, aku tak ingin terlihat lemah di depan semua orang bahkan teman-temanku sendiri. Siska sepertinya khawatir saat aku bilang seperti itu, aku hanya diam tak menanggapinya.

Di rumah, Siska tiba-tiba videocall,

"Tih, lu marah ya ke kita?" tanya Siska, ada Eldina juga.

"Gak."

"Yaelah iya maafin kita, kita niatnya cuma bercanda kok." Jelas Siska khawatir.

"Gak apa." Aku menjawabnya dengan tenang.

"Jadi lu mau ikut ke Ramki's ntar malem kan?"

"Gak ada gue gak apa kan?" ucapku dengan santai.

Siska dan Eldina kompak memegang keningnya, "Astaga Ratih... gue mau nangis aja kalau gini."

"Ya terus?"

"Lu ikut ya?" pinta Eldina.

"Tanyain langsung aja gih ke Ibu gue." Langsung saja ku serahkan ponselku pada Ibu. Sebenarnya itu hanya alasanku karena aku masih malas bicara.

Terdengar mereka mencoba minta ijin pada Ibuku agar memperbolehkanku keluar, aku hanya diam sambil menguncir kuda rambutku. Setelah mendengar Ibu mengizinkan aku untuk keluar nanti malam, aku mengambil ponsel milikku.

IS RAAY [I'm Sorry Raay] - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang