[1] AWAL

111 19 5
                                    

Aku akan berbagi sedikit cerita cintaku, ya, aku si gadis yang tak tahu diri ini. Pertemuanku dengannya hanyalah suatu ketidak-sengajaan yang mungkin sudah menjadi bagian dari skenario Tuhan.

*14 Agustus*

Saat itu Siska memposting foto di akun whatsapp-nya. Disana adalah selfie milik Siska dan Fina, aku tertangkap kamera, namun hanya wajah dari samping saja. Dari sanalah Raay mengomentari story milik Siska.

Raay: "Yang baju putih siapa?"

Siska: "Ratih, kenapa?"

Raay: "Share nomer whatsapp-nya."

Siska pun memberikan nomer whatsapp-ku. Dari sana, Raay mencoba mengirim pesan padaku alih-alih sekedar basa-basi. Aku hanya menjawab pesannya singkat, sampai aku di bilang cuek, ku beri ponselku pada Siska agar dia saja yang menjawab. Perlu kalian tahu, Raay adalah adik kelasku karena itulah aku tak seberapa menanggapinya.

Selang 4-5 hari, Raay selalu ingin bertemu denganku walaupun jadwal latihannya padat. Bahkan dia bilang rela mengabsen jadwal futsalnya hanya demi bertemu denganku. Tak heran, karena dia beda sekolah denganku dan rumahnya pun cukup jauh. Dan bodohnya aku menolak mentah-mentah pertemuan itu.

"Ayolah Ka, ajak kek Ratih. Lo sama Jordan dan gue bisa sama Ratih." Pinta Raay.

"Gue tanya dulu ke si Ratih, mau apa gak." Ucap Siska.

"Gue gak maksa kok, gue cuma pengen ngobrol aja sama dia." Jelas Raay.

"Kayaknya gak bisa deh Raay, si Ratih itu kalau gue gak bisa dia juga gak bakal dateng. Begitu pula gue, kalau dia gak bisa gue juga gak bisa." Ucap Siska.

"Ya udah gini aja, lo cari waktu yang sekiranya lo, Jordan, sama Ratih bisa dateng, ntar kalau tabrakan sama jadwal gue, gue bakal absen buat Ratih." Usul Raay.

"Yaelah lo segitunya." Siska mulai mengejek Raay.

"Ayolah, lo mau kan bantu gue? Ya gue sih gak maksa Ratih buat dateng, gue cuma pengen ketemu sama ngobrol, udah gitu aja kok." Ucap Raay.

"Yaelah daki kuda... dari tadi lo udah maksa kali."

Aku hanya tersenyum saat mendengar cerita itu dari Siska.

2 hari kemudian, waktu itu sekitar pukul setengah tujuh, aku berencana main ke rumah Eldina, kebetulan Siska ada disitu bersama pacarnya, Jordan.

"Nanti si Raay kesini." Tiba-tiba saja Siska bicara seperti itu di sampingku.

"Ya terus?" tanyaku tak paham.

Siska menyenggol lenganku, "Mau nyamperin lo lah bege."

"Lah kok gue sih njir."

"Udah lo diem aja." Ucap Siska.

"Gak ah gue pulang aja, orang gue niatnya kesini cuma mau main."

"Eh lu hargain kek, rumahnya jauh banget dari sini. Dia bela-belain cuma buat ketemu lo." Ah mulai deh ceramahnya.

"Ya udah gue tunggu. Tapi pas dia nyampe sini gue bakal cabut." Ucapku sambil tertawa.

"Ah lo mah jangan gitu kek, gue udah bilang ke dia ada lo." Siska mulai melas.

"Terus mau ngapain?"

"Ngajakin keluar, makan." Aku hanya diam tak menjawab ucapan Siska.

Setelah Raay sampai, aku mengajak Siska untuk membeli es krim. Ternyata Raay dan Jordan mengikuti kami dibelakang, dasar.

IS RAAY [I'm Sorry Raay] - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang