하나의 사랑

56 10 1
                                    

Setelah melakukan sebuah kencan(?)Dengan seongwoo, kini hyejoon telah berada di kamar miliknya, ibu jari nya sedang sibuk berjalan diatas ponselnya itu. Terlihat bahwa ia sedang bertukar pesan dengan seseorang. Mari kita selidiki lebih lanjut.

LINE

SeONGwoo
Kau sedang apa?

Hyejoonkang
Bukan urusanmu.

SeONGwoo
Kau masih marah?

Hyejoonkang
Untuk apa aku marah.

SeONGwoo
Entahlah, sejak aku mengantarmu pulang raut wajahmu berubah.
Apa aku berbuat kesalahan?
Atau aku mengatakan kalimat yang menyinggung mu?
Jika iya, aku minta maaf

Hyejoonkang
Tidak ada yg slh dgn ucapanmu.

SeONGwoo
Baiklah, kalau begitu. Aku ingin mengucapkan satu hal

Hyejoonkang
Apa?

SeONGwoo
Aku rindu dengan mu.

Tanpa sadar hyejoon tersenyum lebar membaca pesan yang dikirim seongwoo.
Pria itu benar-benar. Baru beberapa jam lalu mereka bertemu, dan sekarang dia malah mengatakan rindu? Aish, dia selalu bisa membuat wajah hyejoon bersemu merah.

Hyejoonkang
Well.
Aku memang ngangenin.

SeONGwoo
Tentu saja, karena kau cantik.
Dan aku menyukainya.

Hyejoonkang
Dasar tukang gombal

SeONGwoo
Aku juga mencintaimu.

Hyejoonkang
lebih baik kau simpan perkataanmu itu untuk kekasih mu.

SeONGwoo
Tentu saja aku lebih mencintai kekasih ku.
[Read]

Hyejoon sengaja hanya membaca pesan itu tanpa berniat untuk membalas nya. Ia kesal karena pria itu sudah berhasil membuat hyejoon terbang hingga angkasa, dan sekarang dia dengan mudah nya menjatuhkan hyejoon hingga ke tanah.

'Lihat saja, aku tak akan pernah mengirimkan pesan lagi untuk nya. Dan aku tidak akan mau bertemu dengannya dalam beberapa hari'

'tunggu, memangnya dia peduli?'

Memikirkan pria itu membuat hyejoon kesal sendiri. Lebih baik ia segera mandi dan tidur untuk menyegarkan pikiran.

.
.
.
.

/seongwoo pov/

Aku tertawa saat membaca pesan dari hyejoon yang sangat percaya diri. Wanita itu benar-benar membuat ku gila.
Tapi kenapa dia sangat menggemaskan seperti ini, bahkan lewat chattingan ini saja aku dapat menebak jika dia sedang merona saat aku menggoda nya.

"Woi, jangan senyam senyum kek gitu. Horor gua liatnya"

Aku tersentak kaget saat seseorang menepuk pundakku. Aku menolehkan kepala ku untuk memberi tatapan tajam kepada pria yang sudah menggangguku. Siapa lagi jika bukan Park Woojin Black—sahabat ku sejak kecil.
Woojin memang sedang menginap di apartemen ku. Orang tua nya sedang pergi ke luar negri, dan dia merasa kesepian. Jadi, untuk beberapa hari ke depan dia akan tinggal disini bersamaku.

The Thrill of Destiny [OSW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang