Dalam halnya kisah ada sebuah pengorbanan dari kedua belah pihak.
Merangkai sebuah jaring dengan tenun yang amat kuat agar tak lepas.Saat itu lah kau memeluk erat tubuh ini, dengan rasa nyaman.
Tanpa ku sadari dirimu justru tak ingin ku hilang tanpa sebab, akibat, dan alasan.Pada saat itu kita jalan di persimpangan jalan dan menemukan sebuah alun-alun yang dapat membuat mata ini melihat dengan amat tertarik.
Kau menggenggam tangan ini amat erat tanpa ingin melepasnya.
Dengan sadar, sebuah senyuman manis terlukis di sudut bibir yang indah tersebut.
Menatap langit dan mata coklat gelap.Dan kau tau ada banyak beribu-ribu bintang di galaksi sana?
Tetapi kenapa harus aku yang kau dekap dan kau genggam sebagai bintang keberuntungan?
Banyak tanda tanya dalam benak ini tetapi jiwa ini belum berani untuk menyatakannya.
Kau menatapku dengan penuh kasih sayang, senyum tulus terlintas di bibir manismu.
Pada kala itu kau mencium kening ini dan memeluk tubuh mungil ku.
Hangat.
Itulah yang ku rasakan.
Di antara alun-alun yang sedang menyala nyala. Kau membuat suasana yang tadinya dingin menjadi hangat.
Ku mohon padamu pergi lah ketika ingin, tetaplah ketika kau betah. Karna aku akan menjadi sebuah lampu yang menerangi jalan pulang mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Kamu, From Aku
PoetryDear, Kamu From : Aku Jangan sedih lagi, tolong jangan menyerah kepada diri sendiri. aku tau kamu lagi jatuh sekali, tapi tolong lihat di sekeliling ada beberapa orang yang tanpa terlihat ada di samping mu. jadi jangan menyalahkan diri sendiri karen...