6. KADO RAHASIA

369 90 442
                                    

"Hidup ini memang tidak pernah lepas dari masalah."

-Anonim

----

"Apaan tuh Ra?

Gitara terkejut tiba-tiba Nesa sudah berada di belakangnya. Cewek itu langsung menyembunyikan benda yang dipegangnya ke belakang.

"Gak ada apa-apa kok," bohong cewek itu.

"Ck, kalau mau boong gak usah pake begonya!" cibir Nesa. Cewek itu masih berusaha melihat benda yang berada di belakang Gitara.

"Ih, kepo banget sih lo jadi orang. Ini tuh privasi, tau!" ujar Gitara sambil menjauhkan benda yang ditangannya dari Nesa.

"Alah, sok-sokan privasi lo! Ayo dong gue mau liat juga," rengek Nesa.
Cewek itu menarik-narik baju Gitara.

"Ok, fine. Itu kado. Udah puas lo? Kalau mau lihat isinya lo nggak boleh!" kesal Gitara. Cewek itu memperlihatkan Kado itu. Hanya sebentar. Lalu menyembunyikannya lagi.

Nesa yang awalnya menarik-narik baju Gitara akhirnya berhenti.

"Oh, kado toh. Ya udah sih. Gue juga gak mau liat kok apa isinya. Palingan juga coklat kalau gak boneka."

Gitara mengangkat bahunya mendengar ucapan dari sahabatnya yang sok tau itu.   "Ya udah, ayo pergi!"

Setelah selesai mengambil buku pelajaran dari loker,mereka berdua bergegas menuju kelasnya. Mereka begitu karena takut datang terlambat ke kelas. Selain
guru olahraga, guru matematika mereka juga  sangat disiplin. Seandainya Bu Leni sudah masuk ke kelas, jangan harap kalian yang masih di luar bisa masuk.

Mereka berdua menghela napas lega ketika melihat suasana kelas masih heboh.

"Huft, capek juga gue lari," ucap Nesa. Cewek itu dengan seenak jidatnya mengambil botol minum Gitara. Nesa langsung meneguk air minum Gitara sampai tinggal setengah.

Gitara yang awalnya sibuk merapikan meja guru, langsung melotot melihat air minumnya tinggal setengah.
"Enak banget lo, ya!"

Nesa hanya menyengir lebar tanpa dosa. Lalu ia meletakkan botol minum Gitara ke tempatnya lagi.

***

"Perasaan tiap tanggal 5 lo dapat kado terus, Ra," ujar Nesa. Sedangkan orang yang diajak bicara tetap fokus ke depan.

"Jangan bilang kalo lo diam-diam udah punya pacar, makanya dapat kado tiap bulan," celetuk cewek itu sambil menatap Gitara curiga.

Gitara hanya menoleh sekilas ke Nesa. Lalu ia kembali melihat ke depan untuk mendengarkan Bu Leni menjelaskan persamaan linear.

"Ih, lo gak asik banget sih." Nesa kesal Gitara mengacanginya.

Gitara menoleh, "nanti aja ngobrol nya, Nes. Gue mau fokus nih," bisik Gitara.

Gitara tidak mau Bu Leni memarahinya kalau ketauan mengobrol saat belajar. Bu Leni sangat sensitif kalau ada murid yang berbicara pada saat ia berbicara juga.
Wanita itu tidak akan segan-segan untuk menghukum muridnya bila melanggar larangannya.

Nesa hanya mendengus kesal mendengar ucapan Gitara yang sok rajin.

Setelah itu, Nesa mau tidak mau memperhatikan Bu Leni juga karena tidak tau apa yang dilakukan lagi.

Saat menyatat materi yang di papan tulis, kursi Gitara didorong-dorong dari belakang. Hal itu membuat catatan Gitara tercoret.

"Di, lo bisa diam gak sih!" kesal cewek itu. Tulisannya juga menjadi jelek karena tidak bisa fokus untuk menulis.

ABOUT THEM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang