1 | Pertemuan

15.3K 1.1K 44
                                    

Seorang cowok baru saja turun dari motor ninja berwarna hitam miliknya. Cowok itu membuka helm fullface nya lalu membenarkan jambul yang menjadi nilai plus pada dirinya itu. Merasa puas, cowok itu pun melangkah dengan santai memasuki kawasan sekolah yang sepi karena kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.

Mata tajam dengan sorot dingin itu menatap lurus kedepan. Tidak ada sedikit pun senyuman yang terbit dibibir indahnya. Jam jam segini pak satpam sedang nongkrong di warung samping sekolah, jadi siswa telat sepertinya dengan mudah bisa masuk tanpa harus berdebat lama. Sebuah keberuntungan untuknya.

Namanya Iqbaal Wijaya, cowok berperawakan tinggi itu memiliki mata yang tajam, bibirnya berwarna pink walaupun ia seorang peroko aktif, rahangnya kokoh, hidung mancung serta alis dan bulu mata yang lumayan tebal. Bagaimana  Iqbaal tidak memiliki banyak penggemar jika dari fisiknya saja hampir sempurna.

"Iqbaal Wijaya!" suara teriakan itu membuat langkah Iqbaal terhenti, cowok itu mengumpat pelan. "Berhenti kamu ya, gak usah kabur!" suara itu semakin mendekat dari arah belakangnya.

Iqbaal berbalik dan matanya menangkap seorang wanita paruh baya bertubuh gempal dengan gaya make up yang terbilang aneh baginya. Lihat saja alis wanita itu, hih Iqbaal ngeri sendiri.

"Ada apa Bu?" tanya Iqbaal dengan tenang, "Perasaan saya belum buat salah loh Bu. Masih pagi ini Bu jangan marah marah." lanjutnya santai. Ayolah ia malas berurusan dengan Bu Mardiana pagi pagi seperti ini.

"Pagi Mbah mu gundul!" kata Bu Mar berkacak pinggang, "Kamu datang saat bel istirahat akan berbunyi. Benar benar kamu ya, gak pernah berubah." lanjur Bu Mar dengan wajah kesalnya.

Iqbaal mengangkat bahunya acuh, "Saya mah gak salah Bu, Mama saya tuh gak bangunin." lihatlah bagaimana dengan santainya Iqbaal mengatakan itu.

Bu Mar melotot tajam, "Heh, mau Kamu saya bilangin Mama kamu. Emang dasarnya Kamunya aja kebo kali." ucap wanita paruh baya itu.

"Sok tahu nih Ibu kek pernah liat saya tidur aja."

"Iqbaal Wijaya!"

Iqbaal menghela napas pendek, sudah ia duga pasti paginya tidak akan berjalan dengan tenang seperti sebelumnya, karena Guru galak itu pasti akan menerornya. Memangnya apa sih salah dirinya?

"Sekarang juga Kamu hormat tiang bendera!" Bu Mar kembali melanjutkan saat Iqbaal akan berbicara, "Gak ada bantahan dan penolakan!" lanjutnya  sebelum meninggalkan siswa bandel yang selalu membuatnya darah tinggi itu.

"Ah, anjing!" umpat Iqbaal lalu berjalan menuju lapangan.

OoO

Sedangkan di lapangan besar SMA GARUDA ini terlihat seorang siswi berseragam rapih dan lengkap sedang menghadap tiang bendera dengan posisi hormat. Suasana yang sepi serta matahari yang terik membuat keringat siswi itu mengalir dengan derasnya.

(Namakamu) Salsabilla. Cewek cantik itu biasanya dipanggil (Namakamu) oleh orang sekitarnya. (Namakamu) menggerutu kesal, ia menyumpah serapahi Abangnya yang meninggalkan begitu saja. Lihat saja, ia berjanji pada dirinya sendiri akan menjitak kepala Abangnya nanti. Tidak perduli sopan atau tidak.

"Ish kesel! Ini semua salah Abang, awas aja nanti kalo ketemu!" (Namakamu) mengelap keringat dikeningnya kasar.

Kalau saja (Namakamu) tidak terlambat sampai di sekolah mungkin ia sedang bersenang hati karena mata pelajaran favoritenya sedang berlangsung, ya apalagi kalau bukan Matematika. (Namakamu) termasuk siswi pandai dan rajin tetapi walau begitu ia juga memiliki mata pelajaran yang tidak ia sukai, sejarah contohnya. Hihh ia langsung bergidik mengingat Pak Subroto, si guru sejarah yang memiliki kumis tebal.

My (Bad) Boyfriend -IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang