Senin, mungkin menjadi hari yang paling menyebalkan bagi para sebagian siswa atau siswi karena harus berpanas panasan berdiri dilapangan untuk melaksanakan upacara bendera. Terlebih bagi para sebagian siswi, berpanas panasan adalah hal yang harus mereka hindari. Gatau apa kalo Skincare mahal, begitu pikir mereka.
Hampir 1 jam upacara itu berlangsung karena kepala sekolah memberikan cukup banyak amanat. Para siswa dan siswi berdesakkan untuk meninggalkan lapangan dan menuju kelas ataupun kantin setelah upacara itu selesai.
"Gila ya Kak Iqbaal parah banget lukanya," ujar Namira pada kedua sahabtnya itu. Kini mereka sedang berjalan di lorong menuju kelas.
"Iya, makanya tadi dipanggil gitu." timpal Dianty dengan kepala menggeleng tak percaya.
Tadi saat amanat upacara, Guru Bk kelas 12 ips memang menarik geng Iqbaal--kecuali Danu--ke lapangan. Mereka dihebohkan melakukan tawuran lagi, namun dengan sekolah lain. Kepala sekolah hanya mendesah pasrah atas ulah anak anak bandel itu. Mereka seakan tak ada kapok kapoknya.
(Namakamu) mengembuskan napasnya perlahan. Pikiran melayang kembali pada bayangan wajah Iqbaal yang tampak lebam. Apalagi ditambah dengan plester yang tertempel dikeningnya. Ia bahkan meringis ngilu membayangkan keadaan cowok itu, tapi memang dasar Iqbaal, ia selalu tenang dengan keadaan apapun.
"(Nam), lo gak tau sebelumnya emang kalo Kak Iqbaal war lagi?" tanya Namira pada (Namakamu) yang sedari hanya diam menyimak obralan itu.
(Namakamu) menggeleng lirih. Saat sampai di kelas, ia memilih untuk menelungkepkan kepalanya pada lipatan tangannya dan mulai memejamkan matanya. Isakan kecil kemudian mulai keluar dari bibir cewek itu.
"Duh (Nam), udah ya jangan nangis." Dianty mengusap punggung (Namakamu) lembut.
Namira mengembuskan napas kasar, "Emang dasar ya tuh orang! Diperhatiin malah gitu balesannya." ujar Namira kesal karena sikap Iqbaal. Ia memang cukup terpesona oleh kakelnya itu, tapi jika sudah membuat sahabatnya sampai menangis begini, ia pun menjadi kesal.
"Gu-Gue cuma khawatir sama dia," ujar (Namakamu) lalu menghapus air matanya.
"Iya iya, udah ya sabarin aja." Dianty tersenyum lembut, membuat (Namakamu) membalas senyuman itu.
"Hoi!!"
"Eh, ayam kambing jerapah terbang!"
Namira membalikkan tubuhnya dan mata langsung menatap tajam kearah sang biang kerok yang baru saja mengejutkannya.
"Dion setan!!" teriak Namira keras seraya menjambak rambut Dion kasar. Ah, akhirnya keinginannya tercapai juga.
"AW, WOI NAM GILA LO! SAKIT WOYLAH!!" teriak Dion histeris, "TOLONGIN KEK! MALAH TAWA LAGI LORANG SEMUA!!" Dion melotot tajam pada teman sekelasnya termasuk kedua sahabat bobroknya itu.
(Namakamu) tersedak tawanya. Ia menggelengkan kepalanya heran dengan kedua teman sekelasnya itu. Dion dan Namira. Membayangkan mereka berpacaran membuat (Namakamu) terkekeh kecil. Pasti mereka akan menduduki julukan Tom and Jerry.
"Ciee udah gak sedih, ciee."
(Namakamu) mendelik sinis lalu memukul bahu Sean kesal karena cowok itu mengagetkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Bad) Boyfriend -IDR
Teen FictionBagaimana perasaanmu jika menjadi pacar dari seorang Badboy disekolah tempatmu menuntut ilmu? Sebuah musibah atau malah sebuah keberuntungan karena cowok itu sangat tampan dan perhatian?