"Aku udah kenal sama dia."
Keadaan hening hingga detik ke-20. Tidak ada yang berniat membuka suara selain memandang satu sama lain dengan tatapan bertanya tanya dan bingung. Suasana hening menyelimuti mereka saat ini. Hingga suara tajam Iqbaal menyentak kesadaran mereka.
"Apa maksud lo?" tanya Iqbaal dingin. Entah mengapa perasaannya tak terkontrol setelah mendengar penuturan adiknya itu.
Rike mencoba mencairkan suasana yang tegang, "Ah, mungkin aja adek pernah gak sengaja ketemu, Bang." ia terkekeh kecil, "Udah deh, kenapa jadi gak enak gini suasananya. Mending kita duduk yuk."
(Namakamu) menggigit bibir bawahnya, suasana hatinya sedang buruk saat ini, ia butuh menyendiri. Maka dari itu ia memutuskan untuk pulang saja.
"Ehm--Mah, a-ku izin pulang ya." (Namakamu) menatap Rike sendu, "Aku takut dicariin Papa sama Abang." lanjutnya seakan menjawab pertanyaan dari tatapan Rike. Ia lalu menyalimi punggung tangan Rike dan Herry lalu mengucap salam tanpa menghiraukan yang lain. Ia hanya butuh kamarnya untuk menumpahkan segalanya.
Iqbaal mengembuskan napasnya dan menatap tajam kearah Kevin, "Lo hutang penjelasan sama gue, Kev." ujarnya datar lalu pamit untuk menyusul (Namakamu). Namun, ia sempat mendengar Mama dan Papanya bertanya pada Kevin dengan nada sedikit marah.. Mungkin.
(Namakamu) merasakan seseorang menarik lengannya dengan cukup kencang hingga membuatnya terkejut. Ia menatap Iqbaal tajam dan dibalas tatapan tak kalah tajam pula dari cowok itu. Kemudian ia mendengus pelan.
"Gue mau pulang kak." ujar (Namakamu) seraya membuka aplikasi gojek.
"Gue antar." balas Iqbaal singkat, padat, dan jelas.
(Namakamu) menggeleng pelan, "Gak osah kak, gue pulang naik gojek."
"Gue antar." ujar Iqbaal sekali lagi dengan nada tegasnya.
"Gue bilang gak osah, ngerti gak sih lo, kak?!" sinis (Namakamu) dengan nada meninggi, membuat Iqbaal menggeram marah.
"Fine. Pulang lo sana." Iqbaal membalikkan badannya dan melenggang pergi meninggalkan cewek keras kepala itu. Baik jika itu mau cewek itu, ia tidak akan memaksa. Lebih baik ia mencari pelampiasan kemarahannya yang ia tahan sedari tadi ini.
Tanpa sadar air mata (Namakamu) luruh. Ia benci Iqbaal! Apa cowok itu benar benar membiarkannya untuk pulang sendiri? Agrh, (Namakamu) benci Iqbaal!
Tak lama Abang driver gojek datang. Di jalan menuju rumahnya (Namakamu) hanya mampu menangis dalam diam. Entah mengapa hatinya seperti diremas karena sikap Iqbaal tadi. Cowok itu aneh. Yeah, dia berkata menyukai (Namakamu) dan selalu memberikan perlakuan manis tapi sampai saat sikap cowok itu masih dingin padanya.
'Kenapa kita harus ketemu lagi Vin, kenapa!' batin (Namakamu) saat terbesit diotaknya wajah cowok tampan dengan mata yang menatapnya setajam elang itu.
••
2 hari semenjak insiden di rumah Iqbaal yang membuat (Namakamu) menjadi pendiam tak banyak bicara. Perubahan sikap (Namakamu) tentunya membuat Papa, Abang, dan sahabatnya bingung. Sebenarnya ada apa dengan cewek berwajah manis itu?
Hari ini SMA Garuda membubarkan kegiatan belajar mengajar dikarenakan para guru dan kepala sekolah akan melakukan rapat untuk membahas masalah beberapa minggu lalu yang juga tak kunjung kelar. SMA Cakrawala rupanya masih keberatan dengan rapat persetujuan kedua belah pihak lalu. Mereka beranggapan siswa yang terlibat tawuran kemarin sudah melakukan hal yang cukup fatal karena beberapa siswa Cakrawala yang harus dirawat untuk beberapa waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Bad) Boyfriend -IDR
Dla nastolatkówBagaimana perasaanmu jika menjadi pacar dari seorang Badboy disekolah tempatmu menuntut ilmu? Sebuah musibah atau malah sebuah keberuntungan karena cowok itu sangat tampan dan perhatian?