Saat pertama kali (Namakamu) bersitatap dengan mata Iqbaal, ia sudah menduga jika cowok itu sebenarnya menyimpan banyak rahasia yang orang lain tidak ketahui, termasuk dirinya tentu saja. Cowok itu selalu menatap lawan bicaranya tajam, tapi entah mengapa jika (Namakamu) menatap lamat mata tajam itu seperti ada sisi kerapuhan disana.
Hufh. (Namakamu) kembali mengembus kan napasnya. Teriknya sinar matahari tidak menyurutkan kegiatannya untuk berlari mengelilingi lapangan bersama teman teman sekelasnya. Kelas 11 Ipa 2 mendapat hukuman karena satu kelas tidak ada yang mengerjakan tugas dari guru Bahasa Inggris. Ini bukan salah mereka sepenuhnya, ketua kelas mereka dengan kurang ajarnya lupa menyampaikan pesan dari Mr Eldrick, jadilah mereka terkena semprotan kemarahan guru itu.
"Ini tuh gara gara Dion! Anjir emang ah, awas aja gue jambak rambutnya ntar!" sepanjang lari Namira selalu mengomel dengan pandangan menghunus punggung Dion yang berlari didepannya.
"Ngomel mulu cebong!" ketus Dion berlari dengan menghadap Namira, membuat cewek itu menyumpahi Dion agar terjatuh.
"Ya, lo, gada akhlak banget! Makanya gak osah kebanyakan nonton drakor. Cowok kok sukanya ngedrakor."
"Loh, kan gak ada larangannya! Wlek!"
"Dih monyet."
"Wah mulutnya gak ada akhlak!"
Dianty memutar bola matanya malas, "Debat tross debat. Jodoh tau rasa." Dion bergidik ngeri, sedangkan Namira mengekspresikan wajah ingin muntahnya.
(Namakamu) tetap diam dan tak minat untuk bergabung dalam percakapan itu. Ia sedari tadi hanya diam dengan ketidak- nyamanannya. Bagaimana tidak, sedari tadi Iqbaal terus memandanginya dari lantai atas gedung Ips kelas 12. Sebab itulah ia risih. Terlebih lagi pandangan cowok itu seperti ingin membakarnya hidup hidup.
"Cie yang dari tadi diliatin doi cie." goda Sean, wakil ketua kelas yang sama bobroknya dengan Dion itu sambil mengerlingkan sebelah matanya kearah (Namakamu).
(Namakamu) mendelik sinis, "Sotoy lo!"
"Di kantin ada yang jualan kok, mau?" tanya Sean dengan polosnya.
"Ihh, ngeselin banget sih!" (Namakamu) menjambak rambut Sean yang berlari disebelahnya, membuat cowok beralis tebal itu memekik sakit. Kejadian itu tak lepas dari pandangan Iqbaal.
"WOY, KALO MAU PACARAN JANGAN DILAPANGAN DONG! MATA SUCI DENIS TERNODAI NIH!" teriak Denis, sahabat Dion dan Sean dari arah belakang. Mereka sama bobroknya, tapi yang lebih parah adalah Denis ini. Sudah nakal, males, bobrok, tapi untungnya ganteng itu cowok.
Iqbaal menggeram dengan tangan terkepal. Matanya menatap tajam cowok sialan yang berani menggoda miliknya. Awas saja, Iqbaal akan memberi pelajaran sedikit pada cowok itu. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada (Namakamu).
Blng cwk tdi gue bkln ksh pljrn sama dia plng sklh.
Isi pesan itu sama saja memiliki arti sebuah ancaman. Iqbaal tidak perduli, itulah akibatnya jika mencoba mendekati miliknya. Sebuah seringaian tercetak jelas dibibir Iqbaal saat melihat (Namakamu) mengambil ponselnya dan tak lama cewek itu membulatkan matanya dengan pandangan tertuju pada Iqbaal. Iqbaal tahu maksud pandangan cewek itu.. Memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Bad) Boyfriend -IDR
Fiksi RemajaBagaimana perasaanmu jika menjadi pacar dari seorang Badboy disekolah tempatmu menuntut ilmu? Sebuah musibah atau malah sebuah keberuntungan karena cowok itu sangat tampan dan perhatian?