"Abi... berhenti sebentar." Perintah Aliyah. Gadis kecil ini melihat seorang perempuan tengah membelakangi seperti sedang menangis.
"Ada apa sayang ?" Tanya Afnan sangat bimgung.
"Tunggu ya abi. Aliyah mau turun sebentar." Kemudian membuka ointu mobil dan mendatangi perempuan itu.
"Tante, kenapa menangis ?" Tanya Aliyah yang sudah duduk disampingnya.
Fatimah yang melihat gadis imut itu refleks menghapus air matanya karena malu.
"Cuma lagi sedih." Memberikam senyum tulusnya untuk Aliyah.Sementara gadis ini seperti melihat sosok lain dimata Fatimah. Aliyah merasa sangat nyaman.
"Apa boleh Aliyah panggil tante... umi ?"
Fatimah lantas terkejut. Tanpa banyak bicara, anak ini langsung memanggilnya umi. Hal yang aneh."Boleh. Nama anak cantik ini Aliyah ya ?" Sembari tersenyum dan mengelus wajah putri dari Afnan itu.
"Aliyah Fakhra."
Fatimah yang mendengarnya seperti tidak asing lagi."Ibunya Aliyah dimana ?" Tanyanya pelan, berusaha untuk tidak menyinggung.
"Ada disini." Kata Aliyah polos.
"Dimana ?" Fatimah celengak celinguk tapi tak ada siapapun kecuali mereka.
"Didepan Aliyah." Melebarkan senyuman.
Sedangkan Fatimah menunjuk dirinya sendiri dengan heran.
"Iya umi."
"Umi namanya siapa ?""Fatimah." Tersenyum.
"Umi Fatimah. Aliyah peluk yah."
"Boleh." Membiarkan tubuhnya dipeluk oleh gadis mungil nan cantik. Rasanya sangat nyaman. Fatimah merasa sudah menjadi seorang ibu saat Aliyah memanggilnya umi."Umi Fatimah tolong catat nomor telepon abi. Kalau Fatimah masuk kemobil, umi lagsung telepon. Biar abi bisa simpan nomor umi. Oke ? Biar Aliyah bisa telepon umi."
"Oke." Kemudian mulai mencatat nomor yang disebutkan.
Setelah itu barulah ia berpamitan.
"Aliyah pulang dulu ya umi." Mencium tangan serta pipinya.
"Assalamu'alaikum umi.""Wa'alaikumussalam warahmatullah. Hati-hati anak cantik."
Ada perasaan yang susah dijelaskan saat bertemu dengan Aliyah, dan Fatimah bingung dengan apa yang dirasakan."Katanya sebentar... tuh lama." Kata Afnan.
"Abi ada yang telepon." Tak menghiraukan abinya.
"Mati-in abi. Terus simpan." Perintah Aliyah tanpa melenyapkan senyumnya dan membuat Afnan pusing."Terus namanya ?"
"Umi Fatimah."
Afman heran dan menoleh ke Aliyah, menatapnya heran."Siapa umi Fatimah ?"
"Uminya Aliyah dong. Ayo abi pulang."
Sepanjang perjalanan dia bingung dengan sikap anaknya. Mungkin Aliyah sangat rindu dengan sosok ibu, namun Afnan belum bisa melupakan istrinya Yasmin Saida.***
Sesampainya Farhan dirumah, ia mencari Fatimah. Waktu sudah menunjukkan 08.00 malam. Tapi bagaimana bisa istrinya tidak ada dirumah.
"Papah sama mamah lihat Fatimah nggak ?" Tanya Farhan yang mendapati kedua orangtuanya sedang bersantai dirumah.
"Dikamar mungkin ?" Jawab papah... Farhan
Huuaahh... aku ngetiknya udah pake buka tutup mata alias ngantuk. Pembacaku yang setia😅 jangan bosan baca ceritaku yah...
Dan maaf kalau masih banyak typonya. Maklumlah, masih amatiran. Okelah bobo cantik dulu 😴😴😴
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN DAN TAKDIR
Non-FictionFatimah, wanita cantik yang dilamar oleh pria tak dikenal kemudian menikah. Tapi pernikahan mereka tak sebahagia yang diharapkan karena ada maksud dibaliknya. Dan muncullah seorang gadis kecil nan imut dikehidupan Fatimah. Bahkan ia memanggilnya Umi...