"Hari ini sama besok-besok kalau mau keluar izin dulu sama aku. Jangan kayak kemarin." Katanya datar sambil memakai jam tangan didepan cermin. Yang diajak bicara hanya diam menatap keluar jendela.
"Ini." Memberikan sesuatu kepada Fatimah.
"Testpack?" Fatimah melirik bingung.
"Buat apa ?""Ya buat nge-cek lah. Tapi aku yakin kamu hamil. Aku berangkat kerja dulu." Kembali wajah Fatimah dialiri air mata.
19 Juli 2018
Dear diary
Diary...
Nggak nyangka, ternyata pernikahan aku nggak sebahagia yang dibayangkan. Farhan menikah untuk mendapatkan harta warisan. Dan setelah anak kami lahir aku akan diceraikan. Bukankah lebih baik cerai dari sekarang sebelum aku mengandung anaknya. Aku nggak mau dipisahkan anakku sendiri nantinya. Itu sangat sakit diary...
Farhan begitu yakin kalau aku hamil. Aku tahu itu nggak mungkin, karena sampai sekarang belum ada tanda-tanda kehamilan.Fatimah
"Fatimah...!!!" Teriak perempuan dari lantai bawah.
Sesegera mungkin ia memakai jilbabnya dan menuju sumber suara."Iya kak. Sebentar."
Jika para pria dirumah ini sudah berangkat kerja, ipar dan mertuanya selalu berhasil membuat Fatimah seperti pelayan. Mulai dari membuatkan teh, kopi, meyetrika baju, memijat kaki, membuat makan siang, dan masih banyak lagi. Padahal ada beberapa pembantu dikediaman mereka. Yah mau bagaimana lagi. Perempuan itu sangat dibenci oleh keluarganya yang sekarang. Kalau bukan karena warisan, tidak mungkin dia ada disini.
"Fatimah, aku mau keluar mungkin sampai Doni pulang. Jagain Azka ! Jangan sampai dia nangis. Kalau nangis awas aja !" Ancam Mira didepan kamarnya.
"Emang kak Mira mau kemana ?" Tanya Fatimah polos.
"Mau ngumpul sama teman. Udah kamu urus Azka gih."
"Nggak diajak Azka sekalian ? Dikenalin sama teman-teman gitu kak." Mira menoleh sambil melotot.
"Merintah ?""Nggak kak maaf." Katanya lansung menunduk membiarkan Mira pergi.
"Tante, mama mo kemana ?"
"Mau keluar, ada urusan. Azka sama tante aja ya." Kata Fatimah tersenyum, mensejajarkan tingginya dengan Azka.
***
"Loh, Afnan. Ngapain bengong didepan kolam ? Ibu kira kamu berangkat kantor." Sambil memegang secangkir teh, kemudian duduk disamping anaknya.
"Lagi pengen istirahat bu. Belakangan ini Afnan lembur terus, dan alhamdulillah masih punya kesempatan buat jemput Aliyah." Katanya tersenyum.
"Nak, kapan kamu mau cari ibu baru untuk cucu ibu ? Kasihan dia."
"Afnan masih nunggu Yasmin pulang bu."
"Emang kamu yakin Yasmin bakal pulang ?"
"Afnan yakin banget bu." Kemudian melirik jam yang tertempel dipergelangan tangannya.
"Afnan jemput Aliyah dulu bu." Menciun tangan ibunya.
"Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumussalam warahmatullah."
Afnan sampai kapan kamu menunggu Yasmin pulang nak. Kasihan anak kamu, dia butuh sosok ibu dalam hidupnya.
Batinnya.***
"Abiii..." Teriak Aliyah dan berlari merentangkan tangannya siap untuk memeluk abi tersayang.
Dan Afnan pun langsung membalas pelukannya.
"Kita langsung pulang ya sayang.""Nggak abi. Aliyah mau ketemu umi Fatimah dulu baru pulang."
"Ya udah kita telepon." Mengeluarkan handphonenya sambil berjalan kearah mobil.
"Abi, kok teleponnya nggak diangkat ?"
"Coba lagi nak."
"Udah berkali-kali Aliyah coba, nggak diangkat juga abi ?" Kata Aliyah cemberut.
"Mungkin umi Fatimah lagi sibuk. Coba telepon nanti saja."
"Na'am abi."
***
"Ante Ika !!" Teriak Azka dari belakang rumah kemudian mencari Lolita yang ternyata tengah asik dengan handphonenya diruang keluarga.
"Kenapa sayang ?" Dengan wajah kagetnya.
"Ante jatoh." Menunjuk asal Azka tadi berlarian.
Lolita kemudian mengikuti Azka, dan mendapati tengah pinsan.
"Astagaaa...!Afwan 🙏🙏🙏 duhh lama baru post lagi nih. Aku bener2 minta maaf
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN DAN TAKDIR
Non-FictionFatimah, wanita cantik yang dilamar oleh pria tak dikenal kemudian menikah. Tapi pernikahan mereka tak sebahagia yang diharapkan karena ada maksud dibaliknya. Dan muncullah seorang gadis kecil nan imut dikehidupan Fatimah. Bahkan ia memanggilnya Umi...