Aliyah Fakhra...
Gadis imut berumur lima tahun dengan rambut lurus dan halus berwarna hitam sedang memperhatikan ayahnya yang termenung diteras rumah."Abi..." Panggil Aliyah kemudian menyentuh tangan abinya.
"Loh, Aliyah kok belum tidur ? Besok kan sekolah." Sambil memegang pundak putrinya.
"Aliyah mau tidur sama abi." Katanya polos penuh harapan.
"Ya sudah. Ayo."
Afnan bangkit dari tempat duduknya lalu menggendong Aliyah kedalam rumah.***
"Nah kita udah sampai." Kata Farhan, kemudian memarkir mobilnya.
"Ini rumah kita dan yang tinggal disini banyak. Ada papah, mamah, kak Mita dan suaminya juga anaknya, kak Lolita dan suaminya beserta para pembantu. Sekarang nambah satu karena ada kamu. Ya udah yuk masuk. Nanti aja ngobrolnya."
"Iya." Fatimah hanya menurut.Bismillah, Ya Allah semoga aku betah tinggal disini. Gumam Fatimah dalam hati.
***
Selama tiga hari baik-baik saja. Fatimah benar-benar merasa nyaman berada dirumah ini. Keluarga barunya sangat ramah. Beda lagi yang dirasakan oleh Mira, dia muak melihat wajah polos Fatimah, karena tak tahan ia luapkan kemarahannya.
"Fatimah !!!" Teriak Mira didepan televisi sambil menengadah kelantai dua.
Fatimah yang baru keluar dari kamar merasa kaget, lantas bergegas kesumber suara."Iya kak Mira." Sedikit berteriak, kemudian menuruni anak tangga.
"Buatkan kopi, taruh dikamar !" Ketus Mira tanpa melihat wajah Fatimah sedikitpun.
"I..iya kak."
Baru saja ia ingin membuat kopi, bi Imah langsung langsung melarangnya.
"Ini saya sudah buatkan kopi untuk nyonya Mira."
"Kalau begitu biar saya yang bawa bi."
"Nggak usah, biar bibi saja." Fatimah hanya bisa menurut apa kata bi Imah dan mengekor dibelakangnya."Loh kok bi Imah sih yang buatkan kopi ? Kan saya suruh Fatimah." Protes Mira ketika mendapati bi Imah dan Fatimah keluar dari dapur.
"Udah merasa jadi nyonya dirumah ini. Disuruh buat kopi aja nggak mau." Bentak Mira pada Fatimah.
"Nggak gitu nyonya. Kebetulan pas nyonya Fatimah kedapur kopinya sudah jadi."
"Kalau gitu kopinya bawa kekamarnya Lolita. Dan kamu Fatimah buatkan saya kopi." Perintah Mira kasar.
"Iya." Katanya menunduk.
Setelah kejadian barusan, Fatimah bergegas kekamar. Ia merasa heran, tiba-tiba iparnya emosi hanya karena masalah kopi. Seperti sengaja mencari kesalahan. Entahlah.
Baru saja wanita itu membuka pintu, Lolita datang dengan ekspresi kesal.
"Ada apa kak Lolita ?"
"Nanti siang kalau bi Imah masak, kamu buatkan aku teh." Perintah Lolita lantas meninggalkan Fatimah dengan senyuman sinis.
Astaghfirullah, gumam Fatimah.
"Nah ini dia. Dari tadi mama cari kamu. Tolong nanti kamu setrika baju mama yah."
"Iya mah."Aku harap kalian suka dengan ceritaku...
Semoga nggak lebayyy gimanaa gitu..
Afwan.. kalau ada typo nyakk..☺☺
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN DAN TAKDIR
Non-FictionFatimah, wanita cantik yang dilamar oleh pria tak dikenal kemudian menikah. Tapi pernikahan mereka tak sebahagia yang diharapkan karena ada maksud dibaliknya. Dan muncullah seorang gadis kecil nan imut dikehidupan Fatimah. Bahkan ia memanggilnya Umi...