Deg...
"Bertanya... apa yang akan dia tanyakan padaku oh?" batin Jiae.
"Huh, tak biasanya kau banyak bicara."sindir gadis itu.
"Apa alasanmu memakai pakaian tertutup setiap kau keluar dan earphone mu itu? Apa ada yang mengganggumu?" tanyaku tampak kulihat raut terkejut dan keraguan untuk menjawab pertanyaanku.
Bukannya menjawab dia hanya menatapku dalam, baru kali ini ada seseorang yang berani menatapku, biasanya orang lain tak akan berani menatapku karena wajah dinginku ini.
"Emmm...itu..."
Tin tin ... klakson mobil seseorang menghentikan pembicaraan.
"Oh maaf,aku harus pulang. Oppa ku sudah menjeput, sampai jumpa!"
Suara klakson mobil terdengar dari dalam Cafe yang membuat Jiae tak menjawab pertanyaanku dan buru-buru keluar Cafe karena kakaknya sudah menjemput.Apa ada yang disembunyikan darinya, aku makin penasaran dengannya.
Oh ya Min Yoongi kenapa kau jadi sekepo itu dengan gadis aneh itu, ingat saja tujuanmu jika kau ingin menyelesaikan tugasmu, buat tantangan menyebalkan ini sebagai bukti kedewasaan mu.
#Pov End
Saat perjalanan pulang di dalam mobil Jiae tampak lega sambil memegang dada kirinya tak lupa mengatur pernafasannya.
"Yah Jiae-ya, ada apa dengamu apa yang terjadi padamu? Kau bisa mengaturnya kan? Kalau tidak Oppa akan membawamu psikoterapi."
"Huh Jin Oppa... Jiae baik-baik saja hanya mimpi buruk terjadi saat Jiae tertidur di Cafe, Oppa tau aku tadi berbicara dengan nya tapi dia tampak mulai penasaran dengan Jiae."
"Bicara dengan si manusia dingin yang sering kau ceritakan itu? Oppa tak melihatnya Jiae, lalu kau menjawab apa saat dia bertanya?"
"Aku belum sempat menjawab, beruntung Oppa datang tepat waktu jadi aku bisa langsung pergi padahal jantunggku sudah berdetak cepat tapi aku bisa mengendalikannya mungkin efek dia ada di dekatku. Jiae juga tidak mau dia tau lebih jauh tentang Jiae takut dia akan meninggalkan Jiae. " ucap Jiae penuh antusias namun perlahan suaranya tampak melirih.
"Yah adik kesayangan Oppa sudah dewasa, tapi kau baik-baik saja kan selama ini? Jangan menyembunyikan sesuatu dari Oppa jika kamu tidak ingin Oppa bawa terapi dan ingat tak ada yang akan meninggalkanmu Oppa tetap bersama Jiae."ucap Jin.
Jiae mengangguk,"Oppa tenang saja Jiae baik-baik saja dan berusaha tidak mengingat hal itu lagi yang bisa mempengaruhi pikiran Jiae." Ucap Jiae yang mendapat senyuman dari Oppanya.
"Ji... Oppa akan melindungimu karena tinggal kamu yang merupakan bagian dari keluarga Oppa, setelah orang tua kita meninggal kamu juga harus berjuang untuk melupakan hal itu. Jika tidak kamu pasti akan menyalahkan dirimu sendiri atas kecelakaan itu. Oppa sayang Jiae", batin Jin yang mengelus kepala Jiae lembut.
***
Seperti biasanya Jiae berangkat pagi menaiki bus yang memang tergolong masih sepi namun hanya ada beberapa penumpang salah satunya gadis ini.
Setelah sampai gadis itu berjalan santai dengan Hoodie nya yang menutupinya dari kepala, menuju loker seseorang meletakan sesuatu disana lalu menuju rooftop sekolah sebelum dia menuju kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Banglyz YoonAe "Destiny Shoot"
FanfictionDedikasi for Banglyz Shipper ... Especially YoonAe Just for Fun...