Nama ku venia violine.
Umurku 20 tahun.
Aku seorang gadis yang hidup sebatang kara.
Aku tak mengenal sosok seorang ibu.
Karena dari aku kecil, ibu sudah tidak ada. Ayah ku bilang, ibu meninggal saat aku lahir ke dunia.Sedangkan ayah, ayah ku menikah lagi dengan seorang janda kaya raya waktu aku berumur 5 tahun. Ya, sudah lebih dari 15 tahun aku tidak melihat ayah aku, pada waktu itu, aku ditinggalkan di depan sebuah toko di pinggiran kota. saat itu hujan deras sedang turun, petir dan kilat menyambar nyambar. Aku merasa takut. Namum tak ada yang bisa di lakukan anak usia 5 tahun seperti ku.
Di samping toko itu, ada sebuah kantung plastik berisi kardus dan kain bekas. terpaksa, karena aku kedinginan, aku mengambilnya. Ku taruh kardus itu sebagai alas tempat tidur ku, dan kain bekas itu sebagai selimut ku. Aku menangis terisak sejadi jadinya. saat itu aku tak punya apa apa, hanya memiliki liontin emas putih yang di berikan ibu sewaktu aku lahir dulu. Sampai pada waktu pagi tiba, si pemilik toko datang dengan istrinya. Tuan itu membangunkan ku, aku terkejut dan seketika langsung berdiri, aku pergi sebelum setelahnya meminta maaf karena aku telah tidur di depan toko mereka. Namum, tuan itu menahan ku, dia melihat ku lekat lekat. kemudian dia bertanya dimana ayah dan ibu ku. Aku menjawab jujur bahwa ibu sudah meninggal dan ayah ku menikah lagi.
Lalu nyonya itu bertanya dimana rumah ku dan di mana aku tinggal sekarang. Aku menggeleng. Aku sudah di tinggal dan di buang ayah ku. Aku tidak tahu dimana aku akan tinggal. Kemudian tuan dan nyonya itu sepakat untuk mengadopsi ku. Terlebih mereka tidak mempunyai anak dan akan menganggap ku sebagai anak mereka. Aku merasa senang. Namum, kesenangan ku itu tak bertahan lama.
Saat usia ku 6 tahun. Orang yang ku panggil sebagai Mama itu hamil, aku senang karena aku akan memiliki adik. Namum setelah dia melahirkan, aku di buang. Dia berkata bahwa aku cuma anak pancingan dan sekarang dia sudah memiliki anak kandung. jadi dia tidak membutuhkan ku lagi.
Aku di buang ke sebuah panti asuhan.
Disana lah aku mulai beradaptasi dengan sekelilingku. Berbaur dengan anak yatim piatu. Namum baru sebulan aku di sana. sepasang suami istri datang ke panti untuk mengadopsi anak. Semua teman teman ku mengganti baju mereka dan mengenakan pakaian rapi agar dapat menarik perhatian si pasangan itu. Namum, hanya aku yang tidak melakukannya. aku takut jika aku di adopsi, maka aku akan di buang lagi.kami semua berkumpul di aula panti saat itu dan nasib mungkin beralih pada ku. Aku yang terpilih untuk mereka adopsi. sebelumnya aku menolak. Namum setelahnya mereka menanyakan alasan mengapa aku menolaknya, tanpa sungkan ku ceritakan semua perihal ketakutan ku pada mereka, dan mereka berjanji akan merawat ku dengan baik dan penuh kasih sayang. Dengan semua janji yang di berikan, akhirnya aku mau untuk di adopsi.
namun saat aku berusia 7 tahun. Daddy meninggal karena kecelakaan. Aku hanya tinggal berdua dengan mommy. ya, mereka menyuruhku untuk memanggil Daddy dan Mommy saat mereka telah mengangkat ku dari panti. Aku sedih, Mommy terpuruk saat itu hingga stress. Akhirnya, karena depresi berat. Mommy juga pergi meninggalkan ku dan menyusul Daddy ke surga. mereka meninggalkan banyak harta untuk ku. Namum akibat ulah biadap tangan kanan perusaahan Daddy. dia merebut semuanya dari ku. Aku hanya pasrah. sekali lagi, apa yang bisa di lakukan gadis kecil seperti ku.
Aku kembali di buang, dan jadilah seorang nenek nenek tua pemilik toko bunga, mengangkat ku untuk tinggal bersamanya. Dia sebatang kara, sama seperti ku.
Saat aku berusia 8 tahun, aku mulai membantunya mengurus toko Vanessa florist. Aku membantu sebisa ku. Mulai dari menjaga toko, mengantar pesanan bunga, sampai ikut mendekor untuk acara resmi bahkan pesta pesta.
Saat aku berusia 16 tahun. Nenek, mengganti nama toko bunga itu atas nama ku. Semua di ganti, termasuk fampletnya menjadi 'Venia Florist'.
Aku sangat menyayanginya, dan aku berjanji untuk selalu merawat nya. Agar dia selalu sehat. Namum saat ulang tahun ku yang ke 17. Nenek meninggal. Aku tidak tau penyebabnya. Nenek tidak sakit, tidak mengalami kecelakaan dan tidak mengalami peristiwa mematikan lainnya.
Namun, aku ingat. Malam sebelum ulang tahun ku. Nenek berkata bahwa tugas nya sudah selesai dan dia harus pulang, dia telah di jemput oleh suaminya. Aku bingung dengan perkataan nya .tapi saat aku meniup lilin dan dia menghembuskan nafas terakhirnya. disitu aku baru tau bahwa itulah jawaban atas pertanyaan konyol ku. aku menyesal. Namum aku cukup lega karena dia meninggal dengan cara baik dan termasuk suci. Tinggal lah kini aku sendiri lagi.
Dan di sini lah cerita ku di mulai....
Tbc...
Baca juga cerita blisvull simply ya..

KAMU SEDANG MEMBACA
VENIA [SLOW UPDATE]
Romance"Akan kah aku bisa hidup dengan belas kasihan orang lain?" "Akan kah aku punya kehidupan seindah gadis muda pada umumnya?" "Apa kah aku bisa bercerita pada bunda,saat mereka sudah tiada?" "Haruskan tubuh mungil ku menanggung beban seberat ini?" Aku...