5.tuan CEO.

91 13 0
                                        

Suara klakson mobil sport membuat ku kaget saat aku masih menatap diriku di depan cermin. dengan cepat aku mengambil tas tangan dan langsung keluar kamar.

Ku hampiri orang yang ku yakini adalah CEO muda itu. namun alangkah terkejutnya aku saat yang ku lihat adalah seorang lelaki dengan sangat tampan nya mengenakan kemeja silver berbalut dengan tuxedo hitam legam di tubuh kekarnya, dan yang lebih mengejutkan ku lagi. dia adalah orang tidak sopan dan tidak sabaran yang membeli bunga di toko ku 2 atau 3 hari yang lewat. aku ingat pasti wajahnya. wajah tegas dan dingin itu, kini menatap ku dengan mata tercengang. aku jadi malu memakai dress selutut yang lumayan terbuka ini.

"Jadi kamu yang namanya Venia?" tanya nya pada ku.

Aku mengangguk meng-iya kan. toh memang benar aku yang bernama Venia.

"Venia Violine?" tanya sekali lagi. ada apa dengan si pria tampan ini. apa dia kurang jelas dengan jawab ku.

"Ia tuan. saya Venia Violine" ucap ku sopan.

"Oh, ayo lah. kau pikir aku umur berapa sampai dengan teganya kau memanggil ku tuan. perkenalkan aku Ragha Nicholas Fransepta. terserah kau mau memanggil ku apa, yang pasti aku lebih suka di panggil Ragha." ucap nya memberitahu.

"Tidak tuan. tidak mungkin aku memanggil CEO muda Fransepta company group dengan sebutan nama. aku menghormati mu" ucap ku sopan sambil menunduk.

Namun entah kenapa kurasa seakan ada tangan yang mengangkat dagu ku untuk menatap ke atas, dan benar saja itu tangan Ragha.

"Aku tidak suka di bantah" ucap nya menegaskan.

"Ta-ta-tapi tuan" ucap ku terbata-bata.

"Ingat! tak ada bantahan. panggil aku Ragha" tegas nya, dan aku menyerah, baiklah ini adalah takdir kaum kecil yang selalu menerima perintah dan tindasan. jadi sudah biasa jika seperti ini.

"Ba-baik tuan. eh, maksudku Ragha" ucap ku gugup.

"Good girl" muncul seringai di bibirnya.

Kemudian dia membukakan pintu mobil sport nya untuk aku masuk. sekali lagi, aku merasa tidak enak hati.

Jujur, ku akui aku sangat senang apabila aku bisa dekat dengan Ragha. namun di satu sisi aku sadar bahwa aku cuma Gadis biasa kalangan bawah yang tidak pantas bergaul dengan nya. itu saja.

🌹🌹🌹

Kami telah sampai di depan rumah gedung mewah yang telah ku dekor tadi siang. ternyata tak hanya siang, saat malam pun kemegahan rumah ini semakin terpancar.

Kembali, ragha membukakan pintu untuk ku. aku keluar dan langsung mengucapkan terima kasih padanya.

Aku terkejut saat tangan kekar itu menggandengku untuk masuk ke dalam. aku sempat diam tak berkutik, namun setelah Ragha memandang ku dengan intens dan bersyarat "aku tidak suka dibantah" sekali lagi aku hanya menurut.

Semua memandang heran ke arah ku dan Ragha. apa salah nya?
Oh ia, aku lupa bahwa Ragha tengah memegang tangan ku dan berjalan beriringan menuju ruang utama.pantas tatapan para tamu di sini menatap ku dengan terang terangan.

Aku gugup berjalan sehingga, membuat kaki ku yang mengenakan heals lemas seketika.
Aku berhenti untuk sekedar bertopang pada lengan Ragha. Ragha melihatku heran. Bagaimana tidak heran, aku nya yang berhenti tiba tiba.

Dia menatapku seolah bertanya apa yang terjadi.
Aku yang tidak kuat dan seketika langsung lunglai. yang benar saja dia malah langsung menangkap ku.
Dia menggendong dan membawa aku ke sisi bagian rumahnya yang tidak terlalu ramai. di sana aku di duduk kan di sofa yang dekat dengan kolam renang.

"Venia, kamu kenapa?" tanya nya sedikit cemas. aku senyum saat dia bilang begitu.

Namun sungguh tak bisa ku tahan kan bahwa jantung ku berdetak melebihi ritme karena aku gugup.
Hal yang tidak ku sangka adalah dia melepas heals ku dan memijat lembut kaki ku.

Oh Tuhan, apa yang dia lakukan. ini tidak sepantasnya terjadi. aku tidak boleh lancang mempersilahkan nya menyentuh kaki ku. mengingat bahwa sebenarnya aku lah yang harus menyentuh dan memijat kaki nya. dengan cepat ku tarik kembali kaki ku agar menjauh.

"Bukan kah aku sudah mengatakan tidak boleh ada bantahan" ucap nya yang sukses membuat ku menganguk.

"Lalu kenapa kau menarik kaki mu? apa kau ingin membuat ku semakin repot dengan kau yang tidak kuat berjalan?" tanya nya dan tentu saja ku jawab dengan gelengan.

"Lalu?" tanya nya terang terangan.

"Aku hanya merasa tidak sopan." ucap ku merasa bersalah.

Dia menatap ku diam.

"Sudah, lupakan. apa sekarang kau sudah bisa berdiri!" kembali aku mengangguk dengan cepat.

"Ya sudah, sekarang ikut aku menjumpai mommy dan daddy. mereka sudah menanti mu. katanya kau tamu istimewa dan spesial hari ini." ucapnya dingin.

Oh Tuhan, perkataan nyonya dan tuan fransepta semakin membuat ku malu di depan Ragha.

______________________________________________

Tbc..

Vote + coment=NEXT

VENIA [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang