My King Vampire : 5

884 65 1
                                    

A l i c e

Aku berjalan dengan napas tertahan, tubuhku agak gemetar melihat tatapan sinis para vampir yang ada di sini. Aku menghela napas merasa bosan dengan ini semua.

Jadi daripada dipermalukan, aku segera melangkah dengan langkah begitu anggun dan saat aku hendak berbelok. Tanganku dicengkram, aku agak berteriak dan berbalik melihat siapa yang mencengkram tanganku.

"Siapa?"

"Yang Mulia, anda tidak boleh ke sana."

"Siapa kau?!"

Ia menarik tangannya dan menunduk dengan wajah memerah. Dia seorang laki-laki dengan wajah sedikit imut.

"Nama saya Cihiro, Yang Mulia. Saya bekerja di dapur Yang Mulia. Maafkan saya sudah lancang mencengkram lengan anda, tapi di sana adalah tempat para pejabat tinggi."

Aku meringis. "Maaf, aku tidak tahu soal hal itu."

"Mari saya antar Yang Mulia."

Aku hanya mengangguk dan mengikutinya dalam diam. Lihat saja jika aku sudah bertemu dengan Viord nanti, aku akan memukulnya dengan pisau saja. Kalau pisau, sepertinya akan berhasil semoga. Aku memohon semoga dia terluka saja.

Vampir yang ada dj hadapanku ini berjalan dengan sangat cepat. Aku mengikuti saja hingga kamu tiba di depan sebuah pintu kayu agak kotor.

"Ini tempat anda Yang Mulia, walau kamarnya sudah agak tua tapi masih bisa dipakai."

Aku mendesah dalam hati lalu meringis kecil. "Kalau begitu terima kasih Cihiro sudah mengantarku."

Ia menunduk lalu pergi meninggalkan aku. Aku menyentuh handel pintu lalu menariknya ke bawah, aku mendorongnya dan membuat pintu itu berdecit pelan. Aku menghela napas pasrah, kamar ini benar-benat tua. Apalagi aku hanya menemukan sebuah ranjang tua dengan sobekan di beberapa bagian.

Aku menatap kaca jendela yang retak dan tertutup korden bewarna putih. Robek, itu jelas sebab aku tahu bahwa kamar ini seharusnya sudah tidak dipakai.

Aku menuju ke lemarinya lalu membukanya, menghela napas lega mendapati beberapa pakaian yang bisa dipakai. Aku menarik salah satu pakaian. Ini pakaian perempuan bewarna coklat agak compang-camping, tapi aku tidak masalah dengan hal itu. Saat aku dulu di desa, maka aku juga menggunakan pakaian seperti ini.

Aku segera menuju ke kamar mandinya lalu menatap kamar mandi yang dibilang bersih juga tidak, dibilang kotor juga tidak. Lumayan untuk digunakan seorang gadis tidak tahu harus melakukan apa.

Segera aku keluar lalu menatap ranjang dengan pandangan kesal. "Kamu harus bertanggung jawab atas hal ini, vampir jahanam."

Aku segera menghempaskan tubuhku dan mengusap wajah perlahan. Aku lelah dengan ini semua, aku rindu kedua orang tuaku, dan kakakku. Aku rindu James--kakak laki-laki yang begitu pengertian! Aku rindu mereka. Seandainya saat itu aku tidak ditarik ke Istana untuk menjadi Ratu pengganti, maka aku akan selamanya bersama mereka.

Oh, aku belum cerita soal pertemuanku ya? Ayo, simaklah ceritaku ini. Aku akan menceritakan bagaimana aku bisa bertemu dengannya.

***

Saat itu aku sedang bersama dengan Elinda--sahabatku di Kota Timur. Kami seringkali bermain bersama. Seperti halnya membantu orang tua kami.

Aku bersamanya sedang mencuci pakaian di pinggir sungai. Aku terkekeh saat ia bercerita, di usianya yang 17 tahun ini. Dia akan dijodohkan dengan seorang lelaki tampan oleh Ibunya.

My King VAMPIRE (DIBERHENTIKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang