My King Vampire : 8

726 54 1
                                    

A u t h o r

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A u t h o r

Laviordo menghela napas panjang lalu mulai menatap fokus pada Avom yang ada di hadapan nya. Lelaki dengan tubuh agak tinggi serta rambut abu-abu dan mata merah itu balas menatap sopan ke arah Laviordo.

Viord mendesah pelan. "Maju."

Avom melesat sambil mengayunkan pendangnya ke depan. Sebelum sempat melukai atau pun menggores raja nya itu, Viord sendiri lebih dulu menghindar dan hampir jatuh jika tidak berusaha menahan tubuhnya sendiri.

Viord berdecak lalu berdiri dan menahan kembali serangan beruntun dari Avom. Ia berdecak malas dan saat tiba-tiba rasa sakit menjalar di kaki kanannya, membuat Viord otomatis jatuh dengan pantat lebih dulu menyentuh tanah. Ia meringis lalu menghela napa, sejujurnya ia sedang tidak fokus.

"Yang Mulia? Apakah anda baik-baik saja?" Avom berkata pelan. "Maafkan saya, sepertinya saya terlalu kasar hari ini."

"Tidak," balas Viord datar, "aku tidak apa-apa dan bukan salahmu, aku sedang ada masalah dan banyak pikiran jadi tidak bisa fokus."

Viord berdecak lalu berjalan ke arah kursi. Ia mengambil pedangnya dan memasukkannya ke dalam sarung lalu meletakkannya menyender ke kursi. Ia duduk di sana dengan napas yang sudah ngos-ngosan.

"Apakah anda baik--"

"Hentikan sifat sopan santunmu itu, dasar sialan." Viord mendesis kesal sendiri lalu menghela napas.

"Yah... aku sudah terbiasa dengan hal itu." Avom berkata lalu ikut duduk di sebelah Viord. "Bahkan aku sampai lupa fakta bahwa kita berdua adalah teman masa kecil. Maaf-maaf."

"Enak ya?" tanya Viord datar, "enak ya jadi kau, mengatakan maaf yang begitu mudahnya."

Avom bergeming lalu melirik ke arah rajanya itu. "Maksudmu tentang Alice ya?"

Viord mengangguk pelan lalu memasang wajah agak frustrasi. Sejujurnya dia memang agak frustasi, gara-gara Alice dia jadi sering tidak fokus dengan pekerjaannya yang masih saja numpuk.

"Iya." Viord membalas pelan. Ia menunduk lalu bertopang dagu dan menatap Avom.

Avom mengerjap. "Apa?" tanya Avom datar, "kenapa kamu menatapku seperti itu?"

"Huh!" Viord menatap kesal lalu menghela napas, "kamu ini bukan saudara kandung Istelle, kan?"

Avom mengerjap lagi lalu memiringkan kepalanya. "Hm," balas Avom, "memang benar, memangnya kenapa?"

"Kamu menyukainya?"

"Hah?"

"Yah, mungkin saja kamu menyukainya."

"Itu tidak mungkin," balas Avom, "kami lahir dan besar di tempat yang sama, itu saja, kami saudara."

"Tapi kan bukan saudara kandung," balas Viord, "jangan mengelak dari kata-kataku."

My King VAMPIRE (DIBERHENTIKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang