My King Vampire : 1

1.6K 103 8
                                    

A l i c e

Rambut hitam gelapnya lah yang aku lihat pertama kali saat aku membuka mata. Aku mengangkat tubuhku lalu mendapati tubuhku tanpa balutan apapun.

Menghela napas lalu melirik ke arah sampingku, mau tahu siapa yang ada di sampingku? Siapa lagi kalau bukan si vampir jahanam yang sukanya mencumbuiku sesuka hati? Laviordo! Viord itu memang menyebalkan.

Aku menghela napas dan hendak turun saat tiba-tiba sebuah lengan melingkar perut rampingku. Aku di tarik ke dalam pelukannya. Pelukan yang hangat dan nyaman tapi membuatku gila.

Tubuhku telanjang! Aku telanjang dan dia memelukku sesuka hatinya! Dasar menyebalkan. Tapi aku diam saja, aku sedikit melirik ke arahnya lalu mendengus dalam hati.

Ia memang tampan, jika sedang tidur dia terlihat seperti anak laki-laki polos saja. Tapi jika dilihat bulu matanya sangat amat lentik untuk ukuran seorang laki-laki.

Aku menatapnya dan agak tersentak saat ia membuka mata dan tersenyum menggoda ke arahku. Satu kata... tampan.

"Apa yang kamu lihat? Apa aku terlalu tampan sehingga kamu menatapku begitu lekat?"

Baiklah! Aku tarik kata-kataku tadi, ia tidak tampan sama sekali tapi menyebalkan. Mata hitam kelamnya membuatku mengingat kakak laki-lakiku yang tampan--

"Hei! Aku ingin darah Alice."

Aku memutar bola mata. "Dasar vampir sialan! Semalaman kamu membuatku tersiksa! Selangkanganku sakit jika kamu belum tahu itu!"

"Oh... aku tahu Alice, aku tahu soal hal itu. Bahkan desahan dan teriakanmu saat aku--aduh! Apa yang kamu lakukan! Sakit! Kamu ini seharusnya lebih baik kepadaku!"

"Baik kepadamu?! Jangan gila Viord! Kamu hanya vampir jahanam sialan yang bisanya hanya mencumbu tubuhku! Bodoh!"

Viord tiba-tiba tertawa lalu menghela napas. Matanya menjadi merah, aku memutar bola mata. Ia mendekatkan wajahnya ke arah leherku lalu sejenak aku merasakan hembusan napasnya yang hangat lalu merasakan rasa perih. Dia menghisap darahku, menyebalkan tapi aku agaknya lumayan terbiasa dengannya.

Sejenak memang terasa sakit tapi hilang setelah dia menarik kembali wajahnya. "Baiklah, aku mandi."

Ia berdiri dan menggendongku ke arah kamar mandi. Perlu kalian tahu betapa mesumnya lelaki yang ada sedang menggendongku ini! Dia sangat mesum dan selangkanganku masih sakit!

"Ayo kita bermain lagi."

"Selangkanganku--"

"Aku tahu Alice! Tapi aku sedang bernafsu!"

Dan itu kembali terjadi.

***

Aku mengusap wajahku dan menatap badanku di depan cermin. Banyak tanda merah di mana-mana, di leher, di dada, dan di perutku. Aku mendesah pelan lalu segera membersihkan diriku.

Tidak perlu waktu yang lama untukku membersihkan diri. Setelah selesai membersihkan diri aku segera menuju ke ruang ganti. Mengambil pakaian dalam dan segera memakainya lalu segera memilih gaun simpel yang mudah dan tidak ribet.

Aku jatuh kepada sebuah gaun merah terang dengan hiasan beberapa mutiara dan pita di dada kirim serta gaun itu tidak memiliki panjang yang hingga mata kaki. Aku tidak suka gaun seperti itu.

Setelah selesai menggunakan gaun merah itu, segeralah aku merapikan rambutku dengan menjepit rambut pirangku yang panjang hingga pantat.

Aku menjepitnya sedikit dengan sebuah jepitan kecil bewarna merah. Aku menatap leherku yang penuh dengan tanda merah lalu berdecak kesal. Segeralah aku mengambil sebuah mantel berbulu merah dengan sebuah kancing di sana.

Aku memakainya dan segera keluar dengan langkah tidak ada anggun-anggunnya sama sekali. Aku hanya menyapa sebentar ke arah beberapa pelayan lalu segera melangkahkan kakiku ke ruang makan.

Seperti biasa beberapa kepala pelayan benci denganku. Ada dua kepala pelayan, Kepala Pelayan dapur dan Kepala Pelayan Pakaian.

Mereka berdua bernama Nyonya Elie dan Nyonya Michele. Mereka benci denganku hanya karena aku manusia biasa sedangkan mereka adalah seorang vampir yang memiliki kekuatan. Apa sih bedanya manusia dan vampir? Bukannya wujud kita sama ya? Mungkin bedanya mereka minum darah sedangkan manusia minum air.

Baiklah terserah, vampir bisa makan makanan manusia tapi tidak bisa meminum air putih. Mereka hanya bisa minum teh dan kopi.

Sejenak aku berhenti di depan pintu lalu menarik napas dan menghembuskannya perlahan. "Vio--ah--maksudku Yang Mulia ada di dalam?"

Nyonya Elie menatapku agak sinis lalu mendengus malas. Ia hanya berjalan menjauh dariku dan dia tidak menjawab pertanyaanku! Dia tidak menjawab pertanyaanku! Dia tidak menjawab pertanyaanku! Astaga! Aku ini memang manusia biasa, tapi di sini aku adalah Ratu!

Baiklah! Daripada aku memendam emosi lebih banyak lagi. Aku segera meminta dua Prajurit di depan pintu untuk membukakan. Kedua prajurit itu hanya diam lalu membungkuk dan membuka pintu perlahan.

Aku menggangga! Seharusnya aku tidak membuka jika saja aku tahu apa yang terjadi di dalam. Rasa sesak di dadaku teramat dalam! Pemandangan yang aku lihat saat ini membuatku benar-benar di luar kendali.

Aku melangkah dan menatap Viord yang sedang memeluk seorang gadis yang aku yakini ada salah satu pelayan di sini. Gadis itu mendesah kegirangan saat Viord meraba dan meminum darahnya.

"Viord!"

Aku yakin dia sudah sadar sedari tadi sebab dia menatapku dengan seringai menggoda di bibirnya. Aku hanya menatap malas dan menggeram, mengambil gelas yang tidak jauh dariku tempat aku berdiri lalu melemparnya ke arah si gadis dan membuat gadis itu mengaduh.

Ia mengerang seperti habis disetubuhi saja, apa-apaan erangan anehnya itu? Menyebalkan! Aku segera menatap Viord dengan tatapan teramat tajam.

"Apa yang kamu lakukan, Viord?!"

"Memang kenapa Alice? Bukannya tidak masalah aku mencumbu wanita lain? Kamu tidak menyukaiku bukan?!"

Astaga! Bukan masalah itu! "Bukan itu masalahnya vampir brengsek! Jika kamu mau bersetubuh dengan gadis sialan itu! Bermainlah di kamar penyiksaanmu saja! Aku mau makan!"

Viord terdiam lalu pandangannya menggelap. Aku tersentak saat melihat gadis vampir itu tersentak dan berteriak kesakitan lalu tubuhnya lenyap begitu saja.

Aku mundur selangkah dan mendengar pintu ruang makan tertutup dengan keras. Rasa ngeri karena melihat kematian gadis tadi di tangan Viord membuatku agak gemetar. Aku membayangkan jika saja itu aku, bagaimana?

"Apa--"

Aku agak terkejut karena secara tiba-tiba tubuhku ditarik ke arahnya dengan sebuah kekuatan yang ia miliki. Tubuhku di peluknya lalu dibanting di atas meja makan.

"Dengar Alice," geramnya lembut, "aku tahu kamu tidak menyukaiku, tapi ingat statusmu saat ini. Kamu adalah istriku, kalaupun aku mencumbui gadis atau bahkan seorang pria lain. Kamu tidak perlu banyak protes! Kamu hanya diam dan menatap saja, sebab kamu adalah mainanku. Hingga ahkir hayatmu, kamu akan jadi mainanku."

Lalu aku merasakan rasa perih di leherku serta di bibirku dan kejadian itu kembali terulang.

***

Tbc

Hahahaha
Hahahahaha

My King VAMPIRE (DIBERHENTIKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang