Bukan tidak lagi indah senja yang kau tatap sore ini, bukan berarti telah sirna segala rasa dan hancurnya semua harapanku untuk ingin hidup bersamamu. Jika kau bertanya, rasa ini masih ada dan akan tetap aku simpan, langkah kaki ini masih sama disini tak pernah terpikir untuk benar-benar beranjak.
Aku akan tetap mencintaimu dengan caraku. Seperti ketika aku menunggu jingga senja didalam bayangmu, sekalipun aku paham jika nantinya aku akan kalah dengan langit malam yang merebutnya, meski mengerti aku tidak akan lama menatapnya.
Aku sama sekali tidak menyalahkanmu, aku tidak memaksamu untuk memiliki perasaan yang sama. Aku pernah meminta, hanya memohon supaya kamu mengerti. Namun jika kau memilih menjawab tidak bisa, aku pun tidak mampu untuk berbuat lebih. Semua hal yang dipaksakan tidak akan berujung baik bukan?
Tak masalah bagiku, sebab di setiap paragraf pada ujung cerita yang dilengkapi bersamamu ini selalu tertulis senyum manis milikmu. Sebuah senyum yang dapat menghapus segala resah dan rasa khwatir saat ku baca ulang cerita ini. Sesederhana itu aku merasakan bahagi.
Maka dari itu izinkan aku tetap mengagumimu dalam tulisan dan masih mengharapkanmu walau tanpa kepastian. Sekalipun jawabanmu itu tidak, tak peduli lagi aku masih menaruh hati dan akan tetap bertahan di sini. Sendiri.
12/12/2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja yang hilang
RomanceSenjalah yang telah mengajarkan untuk bisa mengikhlaskan kehilangan