CHAPTER • 5

9.9K 764 4
                                    


Greysha melangkahkan kakinya dengan perasaan jengkel setengah mati. Ternyata Axel dan sepupunya sama-sama gila, kecuali Sarah tentunya.

"Masih ingat rumah rupanya, " sindir Karin.

Greysha hanya melongos tidak peduli.

"Seharusnya kau mendoakan aku, agar hidupku bisa tenang kembali, " Ucap Greysha yang di tanggapi Karin dengan bingung.

"Kau seperti orang yang baru saja menemui malaikat maut saja," ucap Karin telak.

Greysha mendelik ke arah Karin.

"Kalau aku bilang aku baru saja bertemu malaikat maut berwujud manusia tapi ternyata dia itu vampir apa kau percaya," ucap Greysha.

"Tentu saja tidak," kesal Karin.

Greysha hanya mengangkat bahunya, acuh. Lalu berjalan menuju ke kamarnya yang berada di lantai tiga untuk istirahat.

Greysha membuka pintu kamarnya. Sungguh ia merindukan kamarnya.

"Huh, aku sangat merindukan kamarku," ucap Greysha dramatis lalu menutup pintu kamarnya.

"I miss you my bedroom," Greysha meloncat ke arah ranjangnya dengan riang.

"Betapa aku merindukan ranjang ku yang empuk ini," ucap Greysha mengelus selimutnya dengan sayang.

Tok!

Tok!

Tok!

Bunyi ketukan di jendela kamarnya membuat Greysha menghentikan kegiatannya. Dengan perasaan was was Greysha melangkah kearah jendela. Telinga Greysha masih berfungsi, ia jelas sekali mendengar bunyi ketukan yang berasal dari jendela kamarnya. Tapi siapa yang akan mengetuk jendelanya malam malam begini?, di tambah lagi kamarnya berada di lantai dua mansion.

Greysha mengigit bibirnya ketakutan. Kalau saja ia bisa, ia akan ber teleportasi.

Tok tok tok!!!

Okay, sekarang tak ada pilihan lain, Greysha akan membuka nya. Tentu saja dengan modal nekat.

Sretttt

Dengan was was Greysha membuka gorden kamarnya, tapi tidak ada apa-apa.

Baiklah. Bulu kuduk Greysha mulai meremang, memikirkan banyak kemungkinan buruk yang benar-benar menakutkan. Hembusan nafas di tengkuknya membuat tubuh Greysha menegang.

"Oh hay sweetheart, "

Tubuh Greysha semakin menegang mendengar suara itu. Suara itu milik Axel!!!. Axel terkekeh pelan merasakan tubuh kaku Greysha. "Huh, apakah kau tidak ingin menyapa ku dulu sayang? " ucap Axel dengan seringai nya.

"Ke-kenapa kau ada disini?"

"Huh, aku merindukanmu sayang," ucap Axel santai.

"Jangan gila!. Kita tidak memiliki hubungan apa-apa!" desis Greysia kesal. Lama-lama menghadapi makhluk menjengkelkan seperti Axel benar-benar menguras emosinya.

Alis Axel terangkat mendengar ucapan Greysha. "Apakah aku perlu status untuk merindukan seseorang. Itu semua tidak perlu Greysha sayang"

Dengan susah payah Greysha melangkah mundur.

"Satu langkah lagi kau mundur, maka akan ada pertumpahan darah di rumah ini Greysha sayang, " Axel memperlihatkan seringai kemenangan nya.

Greysha menatap Axel nyalang. Ingin rasanya Greysha menendang Axel dari jendela. Biar saja Axel nantinya masuk rumah sakit karena jatuh dari lantai dua rumahnya.

"Fine!. Jadi apa yang kau inginkan?" pasrah Greysha.

Axel terkekeh senang melihat kepasrahan Greysha. Axel lalu mengode Greysha untuk memberikan jari telunjuk nya pada Axel. Greysha sebenarnya ingin menolak. Tapi ancaman Axel yang seperti nya tidak main-main membuat Greysha hanya bisa pasrah menyodorkan jari telunjuknya pada Axel.

Axel tersenyum licik. Awalnya Axel hanya mengecup jari telunjuk Greysha, tapi lama kelamaan Axel mulai mengisap, dan yang paling parah Axel mengigit jari Greysha hingga berdarah.

" Awwww,,"

Greysha meringis saat Axel menyedot darahnya dengan rakus.

"A-pa yang kau lakukan,"

Greysha semakin meringis saar Axel semakin brutal menghisap jarinya, lebih tepatnya darahnya. Tapi kemudian mata Greysha membulat menyadari satu hal. Axel mengghisap darahnya, itu artinya Axel adalah, Vampir! ,atau mungkin Axel adalah manusia kanibal. Memikirkan hal itu saja sudah membuat Greysha merinding. Dengan sekuat tenaga Greysha menendang perut Axel. Sontak saja tendangan Greysha membuat hisapan Axel terlepas.

Greysha mengigit bibirnya menahan sakit pada jari telunjuk nya. Sementara Axel yang mengelap sudut bibirnya yang terdapat sedikit darah segar. Bahkan Axel sama sekali tidak bergeming di tempatnya, seolah-olah tendangan dari Greysha hanya seperti tendangan dari kaki bayi padahal Greysha sudah mengunakan tenaga full.

Greysha berlari ke arah pintu kamar. Berharap ia bisa segera lari dari mahkluk semacam Axel. Tapi gagal !, pintu kamarnya terkunci, padahal Greysha yakin ia tak mengunci pintu kamarnya. Tapi bukan Greysha namanya kalau namanya menyerah begitu saja, tak habis akal Greysha berlari menuju jendela kamarnya. Sementara Axel, laki-laki itu hanya duduk santai di ranjang Greysha, sambil memperhatikan tingkah Greysha yang menurut nya sia-sia saja.

Dari jendela kamarnya, Greysha dapat melihat pemandangan di bawahnya dengan cukup jelas. Jika saja Greysha melompat, mungkin Greysha akan mengalami patah tulang yang sangat parah. Atau mungkin kematian. Tapi apa pedulinya!, yang penting Greysha tidak menjadi makanan Axel. Greysha memejamkan matanya,mulai bersedia untuk melompat. Sambil menutup matanya Greysha merapalkan doanya dalam hati.

"Baiklah ini saatnya," ucap Greysha lalu melompat sambil memejamkan matanya.

Satu detik.....

Dua detik.....

Tiga detik.....

Empat detik.....

Lima detik.....

Enam detik.....

Tujuh detik.....

Delapan detik.....

Sembilan detik.....

Sepuluh detik.....

Tapi Greysha tidak merasakan apa-apa.

"Buka matamu Greysha,"

Suara itu,....

Tidak!. Greysha sudah mati!, ya Greysha yakin itu. Logika Greysha menolak tegas, kenyataan bahwa ia masih hidup padahal ia melompat dari lantai tiga. Kalaupun ia masih hidup Greysha yakin ia akan mengalami patah tulang yang sangat parah ataupun koma.

"Jangan berpikiran yang tidak-tidak. Kau akan tetap ada bersamaku walaupun kau sudah mati,"

Dengan cepat Greysha membuka matanya yang pertama kali Greysha lihat adalah dada bidang yang di bungkus dengan kaos berwarna hitam. Secepat kilat Greysha mendongak kan kepalanya, melihat si pemilik dada itu.

"Axel, " ucapan lirih Greysha membuat Axel tersenyum menyeringai.

"Dengarkan ini Greysha, kau akan tetap bersama ku walaupun sekalipun kau mati. Dan jika kau mati, aku sendiri yang akan menjemputmu di surga ataupun di neraka. Karena aku sudah memilihmu," bisik Axel di telinga Greysha.

Tubuh Greysha kaku, mahkluk seperti apakah Axel ini?

Bersambung.......


Ini update untuk bulan ini ya....
Jangan kangen aku ya soalnya aku mau hiatus sampai bulan Mei...

Salam Reva

Indonesia, 23 Februari 2019



The Lord Vampire's Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang