CHAPTER • 18

2.3K 141 7
                                    

Yuhuuuu balik lagi, jangan lupa vote dan komennya yah

Yuhuuuu balik lagi, jangan lupa vote dan komennya yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Edward ⬆ ganteng kan ahay ahay 🙃

*****

Edward menghela nafasnya, memandang langit-langit ruangan yang terukir mewah, tempat ia berada sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Edward menghela nafasnya, memandang langit-langit ruangan yang terukir mewah, tempat ia berada sekarang.

"Mereka akan segera menikah?, apakah kita benar-benar tidak akan datang?"

Pandangan Edward sekarang berganti kearah para tetua yang sedang berbicara dengan rajanya.

"Tidak," jawab sang raja dingin.

"Tapi ini untuk kehormatan kita tentu saja yang mulia," ucap tetua dengan rambut pirang panjang itu.

"Benar," ucap seorang perempuan dengan rambut blonde nya yang berjalan perlahan.

"Mau apa dia ke sini, apakah tidak punya malu," cibir seorang tetua satunya dengan rambut putih beruban nya.

Sementara gadis yang di bicarakan hanya menunduk, antara malu dan sakit hati, tapi yang paling mendominasi adalah sakit hati.

Edward sebenarnya ingin marah dan menghajar raja itu, bagimana mungkin ia masih bisa bersikap biasa saja saat matenya di hina terang-terangan di depan matanya sendiri.

"Skyla kenapa ke sini?" Suara datar dan dingin itu membuat gadis bernama Skyla mengubah wajah sedihnya menjadi tersenyum.

Bagaimana pun dia adalah perempuan kuat, dan ia tidak akan terlihat lemah di depan matenya sendiri. "Aku merindukanmu," ucap Skyla tertawa kecil. Wajah lembutnya terlihat semakin mempesona dengan senyum manis itu.

"Aku merindukan senyum itu," ucap Edward berbisik pada dirinya sendiri.

Sementara Raja yang duduk di tahtanya hanya memasang wajah datar tanpa repot-repot berniat membalas ucapannya pasangannya.

"Kita akan datang kan?," tanya Skyla mengubah percakapannya. Sekaligus berusaha menanamkan pemikiran pada dirinya sendiri kalau pasangannya sedang dalam mood yang buruk oleh karena itu ia tidak membalas ucapannya.

The Lord Vampire's Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang