CHAPTER • 4

10.2K 767 7
                                    

Greysha terjaga dari tidurnya. Memijat pelipisnya yang terasa pening, itulah yang di lakukan Greysha, berharap rasa peningnya sedikit berkurang.

Greysha memandang sekelilingnya, ada di mana dia?.

Nafas Greysha semakin berat saat merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya dengan erat.

"Ehm, kau sudah bangun sweetheart ?"

Hembusan nafas hangat di belakang tengkuknya membuat tubuh Greysha meremang. Si pelaku hanya menyeringai, tanpa mau melepaskan atau merenggang kan pelukannya.

"Axel, lepaskan, " mohon Greysha.

Axel hanya menggelengkan kepalanya. Axel semakin merapatkan tubuhnya dengan tubuh Greysha.

"Tidak mau, kau terlalu manis sweetheart, "sahut Axel.

Dengan gerakan sensual Axel menjulurkan lidahnya, menjilati leher putih dan mulus milik Greysha.

Sialan!. Ingin rasanya Greysha menendang Axel dari tempat tidur milik Axel sendiri. Greysha akan senang hati melakukannya, kalau saja tubuhnya tidak menjadi kaku seperti sekarang.

" Apa yang kau lakukan pada tubuhku, Axel? " desis Greysha.

Axel tidak menjawab, ia masih asik dengan kegiatan nya, menjilati leher putih dan mulus milik Greysha.

Tok! Tok! Tok!.

Suara ketukkan dari luar membuat Axel mengeram, merasa kesal karena kegiatannya di ganggu. Dengan berat hati Axel bangkit dari tempat tidur nya, lalu melangkah ke arah pintu.

Greysha memejamkan kan matanya. Sungguh rasanya ia lelah dengan semua ini. Greysha mengalihkan pandangannya kearah pintu kamar. Axel sedang beradu mulut dengan, seorang gadis yang Greysha yakin adalah Sarah.

"Ck, Nenek sihir satu ini memang menyebalkan Sweetheart, " adu Axel pada Greysha.

Greysha tidak menyahut, ia hanya memandang Axel dengan tatapan memohonnya.

"Ada apa?. Katakan apa yang kau inginkan, akan ku kabulkan, " ucap Axel yang membuat senyum Greysha muncul.

"Tapi tidak dengan pergi dari sini, " lanjut Axel membuat senyum Greysha memudar.

Greysha membuang pandangannya ke samping, ia bosan melihat wajah Axel. Walaupun harus Greysha akui bahwa Axel memang tampan, ralat, sangat tampan.

Axel terkekeh kecil melihat kelakuan Greysha yang menurutnya sangat lucu. Tanpa aba-aba Axel menarik tangan Greysha. Greysha yang mendapatkan serangan mendadak dari Axel jelas saja tidak dapat berbuat apa-apa.

Greysha meringis kecil, dahinya terasa cukup sakit karena bertabrakan dengan dada bidang Axel.

"Ayo turun. Sepupu-sepupuku sudah menunggu kita untuk sarapan. "

Ucap Axel melepaskan pelukan nya lalu merangkul bahu Greysha. Greysha hanya diam, melawan pun rasanya percuma, tenaga Axel tak sebanding dengan tenaga nya.

*****

Saat Axel dan Greysha menuruni tangga, Greysha dapat merasakan kalau hampir setiap pasang mata menatapnya, lebih tepatnya menatap tangan Axel yang sedang merangkul bahunya.

"Kalian lama sekali, " decak Kent saat Axel dan Greysha sudah sampai berada di anak tangga terakhir.

Axel tak menyahut, ia hanya memberikan seringai misterius kepada sepupunya itu.

"Melihat seringai milikmu itu benar-benar membuat perasaanku tidak enak, Axel, " Steve berucap malas.

"Kalian benar-benar membuat kami menunggu, " ucap Sarah memutar bola matanya malas.

"Sarah, " panggil Greysha.

"Ah ya? " sahut Sarah bingung.

"Kenapa aku bisa ada di kamarnya Axel? " tanya Greysha dengan tatapan menyelidik.

"Kau kemarin pingsan, jadi Axel berinisiatif membawamu kekamar nya, " ucap Steve lancar.

"Benarkah? " desah Greysha merasa tak percaya dengan jawaban Steve.

"Apa kau tidak percaya padaku? " Steve menatap tajam Greysha, membuat Greysha bergidik takut.

"Aku percaya, " ucap Greysha akhirnya. Walaupun sebenarnya ia sangat tidak percaya. Pasti ia sudah di apa apakan dulu oleh Axel.

"Melihat di antara kalian bertiga, sepertinya hanya Steve yang masih cukup waras. Sebaiknya kau mengantar Greysha pulang, Steve! "

Perintah Sarah tak terbantahkan.

"Tapi kenapa Steve? " tanya Axel tak setuju.

"Sama saja dengan bunuh diri kalau aku meminta kau ataupun Kent untuk mengantar Greysha pulang, aku tidak percaya kalau Greysha akan pulang dengan kondisi utuh, " ucap Sarah sinis.

Kent hanya diam, bagi Kent, ia malas meladeni si nenek lampir Sarah. Bisa-bisa ia terkena mantra.

"Aku akan mengantarmu pulang, " ucap Steve yang di angguki oleh Greysha.

*****

Selama perjalanan pulang ke rumah Greysha. Baik Steve ataupun Greysha tidak bersuara sedikitpun.

"Sudah sampai, " ucap Steve.

"Ah ya. Terima kasih, " ucap Greysha kikuk.

Greysha baru saja akan keluar dari mobil kalau saja Steve tidak menahannya.

"Tunggu, " cegah Steve.

"Ada apa,? " tanya Greysha gugup.

"Sebaiknya mulai sekarang jangan dekat-dekat dengan kami kalau kau tidak mau menyesal, " kata Steve ambigu.

"Maksudnya? "

"Aku tak akan mengulangi nya lagi untuk kedua kalinya, " ucap Steve dingin.

Greysha hanya mampu tersenyum setengah hati. Dengan perasaan dongkol Greysha keluar dari mobil mewah Steve.








682 kata

TBC...

Minggu, 2 Desember 2018.

Huaaaa 😭😥😢. Cuma bisa ngetik sampai segitu.

Tadinya mau di panjangin. Tapi hari ini rencananya mau fokus belajar buat UAS besok.

Jadi maafkan daku ya 😭😥😢.

See you later........

The Lord Vampire's Lover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang