Greysha berusaha keras untuk mendudukkan dirinya tapi seberapa keras pun ia berusaha tubuhnya tetap saja tidak bisa mengikuti keinginannya.
Axel yang melihat usaha keras Greysha pun menghela nafas.
"Mau ku bantu?" tawar Axel."Tidak," Greysha menggelengkan kepalanya.
Axel menghela nafas lalu berjongkok di depan Greysha.
"Aku akan membantumu," Axel membelai pipi Greysha menggunakan ibu jarinya.
Sebenarnya Greysha terlalu lelah untuk menolak tawaran Axel. Jadi ia membiarkan saja Axel menggendongnya di belakang punggung kokoh pria itu.
"Kita mau kemana?"
Tanya Greysha saat Axel membawanya menuruni sebuah tangga.
"Ke sebuah tempat yang aman untuk gadisku," ucap Axel menyeringai.
"Aku bukan gadismu!" sela Greysha.
"Cepat atau lambat kau akan jadi gadisku," ucap Axel lembut.
Entahlah. Greysha kadang merasa bingung dengan sifat Axel 2 hari kemarin ini ia bertemu dengan sifat Axel yang tidak pernah di duganya, lalu kemarin, ia bertemu dengan perempuan aneh berambut merah bernama Miranda yang sepertinya adalah musuh Axel.
"Kita dimana?"
Greysha meneliti sekelilingnya dengan bingung saat Axel menurunkannya di sebuah lorong panjang.
"Lorong Black,"
"Lorong macam apa ini," cibir Greysha. Pantas saja namanya lorong Black. Lorong ini bernuansa serba hitam dengan sedikit penerangan yang remang-remang
Axel terkekeh mendengar cibiran Greysha. Tanpa ragu Axel merangkul pun dah Greysha. Membuat gadis yang hanya sebatas lehernya itu terkejut bukan main.
Greysha dengan cepat memberontak.
"Ssstttt kau tidak mau menabrak sesuatukan?. Kalau ya, jangan banyak memberontak," bisik Axel yang berhasil merendam jiwa memberontak Greysha
Axel terkekeh melihat ke terdiaman Greysha.
"Kapan kita sampai," tanya Greysha jengah. Sudah lebih dari lima menit mereka menyusuri lorong ini. Tapi bahkan mereka belum sampai juga.
"Sebenarnya ada jalan pintas, tapi," ucap Axel menggantung.
"Tapi apa?"
"Tapi aku sengaja memakai jalan yang lebih jauh karena aku ingin lebih lama bersamamu," ucap Axel tersenyum tipis.
Greysha membulatkan matanya karena terkejut sekaligus jengah dengan laki-laki di hadapannya.
Karena kesal Greysha melanjutkan langkahnya meninggalkan Axel dibelakangnya.
Langkah Greysha berhenti saat matanya terpaku pada sebuah pintu. Mereka sudah berada di ujung lorong. Dan terdapat dua pintu, pintu pertama berwarna coklat emas, terlihat sangat tidak cocok untuk ruangan beraura gelap ini. Pintu kedua adalah sebuah pintu tunggal berwarna hijau yang sudah rusak, dari celah-celah yang sudah rusak itu Greysha bisa melihat sinar matahari yang menandakan pintu keluar ada di pintu kedua.
"Ayo," kata Axel menggenggam tangan Greysha.
"Kemana," tanya Greysha terpaku pada pintu berwarna coklat dengan nuasa berwarna emas itu.
"Keluar dari tempat ini," ucap Axel sambil menutup mata Greysha.
"Lepas," ucap Greysha berusaha melepaskan tangan Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lord Vampire's Lover
Фэнтези"Apa yang kau inginkan?" "Kau," "Huh?" "Yang aku inginkan adalah kau My Love Greysha," ******* Sejak awal Greysha tahu, ada yang aneh dengan Axel. Dia terlalu mencolok dan mempesona, bahkan kata sempurna belum cukup untuk mendeskripsikan seorang Axe...