DAMIRN 2

16.4K 1.5K 156
                                    

Suara pintu di buka perlahan, siluet laki-laki itu pun perlahan terpapar cahaya. Wajah tanpa ekspresinya mengamati isi ruangan, tepatnya seorang gadis yang sudah terbuai mimpi.

Perlahan, ia berjalan mendekat. Dengan sangat senyap, di tangan kanannya terdapat sebuah pisau daging yang tampak begitu tajam. Pria itu sejenak mengamati tubuh gadis kecil yang terbaring di atas ranjang serba putih. Ia mengangkat pisau di tangannya, kemudian mengarahkan pisau tersebut ke arah leher sang gadis, sangat dekat. Sehingga kalau pisau itu ia turunkan sedikit lagi, pisau itu akan segera menancap ke leher gadis di hadapannya.

Namun, satu hal yang sangat tak pria itu duga. Gadis yang tadinya tertidur membuka mata, mata gadis itu membesar saat melihat laki-laki di sampingnya sedang mengarahkan pisau ke lehernya.

"Dami---"

Craaaaaakkkkkkkk!!

Gluduk...

Kepala gadis malang itu terjatuh menggelinding di lantai marmer, darah bercucuran menciptakan bercak di mana-mana.

♥♥♥

"Haaaaah... hahhhh..."

Yehana membuka mata, keringat dingin membasahi dahinya. Nafas gadis itu tercekat, mimpi yang barusan ia alami terasa begitu nyata.

Yehana bangkit, ia terus memegangi lehernya. Tenggorokannya terasa kering, ia perlu minum. Namun, celakanya ia tidak tau di mana letak dapur di tempat yang ia tinggali saat ini. Walau begitu, Yehana tetap nekad keluar.

Berjalan menyusuri koridor, membuka pintu demi pintu yang tidak Damirn gembok.

Saat Yehana membuka pintu kelima, ia di kejutkan dengan sosok Damirn di dalamnya. Persis di dalam mimpinya tadi, Damirn sekarang tengah memegang sebuah pisau daging.

"Yehana..."

Yehana sedikit mundur, tatapan Damirn saat ini membuatnya takut.

"A-apa yang kau lakukan di sana Damirn?"

Damirn melirik pisau di tangannya, "Aku baru selesai memotong daging, untuk sarapan pagi. Kau sendiri, kenapa sudah bangun jam segini?"

"A-aku haus..." cicit Yehana, ia menelan ludah.

Damirn melepaskan pisau yang ia pegang di atas wastafel, ia menghampiri keberadaan Yehana.

"Mari, ikut aku" Damirn menggengam lengan Yehana, mengiring gadis itu untuk mengikuti langkahnya. Dua kali belokan, Damirn lalu membuka sebuah pintu. Segera ia membawa Yehana masuk, membuka kulkas di sana lalu menuangkan air ke dalam gelas untuk Yehana.

"Minumlah..." ucap Damirn sambil menyodorkan segelas air pada Yehana.

Segera Yehana meminum air yang diberikan Damirn padanya.

"Apa kau mimpi buruk?" Tanya Damirn, Yehana mengangguk.

"Seberapa buruk?"

"Sangat buruk!" Jawab Yehana cepat.

Damirn menyeringai samar, "Benarkah?" tanyanya lagi.

"Iya...! Di- di mimpi itu, aku melihatmu..." Yehana menatap wajah Damirn yang sedang mendengarkan cerita nya, Damirn terdiam.

DAMIRN ✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang