Mobil Damirn berhenti di sebuah toko pakaian. Ia membuka pintu mobilnya lalu mempersilahkan Yehana untuk turun.
"Ayo, Yehana ...."
Yehana keluar dari mobil, ia menatap bangunan dua lantai di hadapannya. "Kenapa kita ke sini Damirn?" Tanya gadis itu polos.
"Apa kau tidak bosan terus memakai dress lusuh? Dengar Yehana, dengan pakaianmu yang di atas lutut itu, seseorang akan sangat mudah berbuat jahat padamu, termasuk aku ...." ucap Damirn dengan senyum khas miliknya pada Yehana. Yehana terdiam sejenak, namun sedetik kemudian gadis itu tersenyum.
"Kau, tidak mungkin akan berbuat jahat padaku Damirn" ucap Yehana seraya memegang tangan besar Damirn.
Perkataan Yehana berhasil membuat Damirn menatapnya lekat. "Ucapanmu terdengar begitu yakin."
Yehana mengangguk, "Aku memang yakin ...."
"Kenapa bisa sangat yakin?"
"Karena kau orang baik." Yehana tertawa kecil, ia mendongak, ikut menatap bola mata Damirn.
"Jangan terlalu naif..." Damirn membawa pandangannya ke depan, "kalau aku mau, aku bisa saja membunuhmu sekarang juga." Ucap Damirn yang terdengar serius.
"Itukan kalau kau mau. dan, tentu saja kau tidak mau, 'kan?"
Damirn tersenyum miring, "Bodoh!"
♥♥♥Jakson berjalan tergesa menuju ruangan tempatnya bekerja. Ronald menelfon beberapa saat lalu, katanya ada hal penting yang harus mereka berdua bicarakan.
"Ada apa Ronald?" tanya Jakson setelah ia sampai di dalam ruangannya.
Ronald yang sebelumnya duduk, kini berdiri. Ia menghampiri keberadaan Jakson yang berdiri beberapa senti dari tempatnya berada.
"Hai Dokter Jakson. Sudah lama, ya ...." ucap Ronald basa-basi.
Jakson mengangguk samar, "ya, sudah tujuh tahun kita tidak bertemu. Sekarang, ada apa? Kenapa tiba-tiba kau menemuiku?"
Ronald menghela nafas panjang, "Apa benar sudah tujuh tahun?" ia memegang lengan atas kirinya yang buntung. "Rasanya lenganku ini masih perih dan berdarah, Dokter."
Jakson mengerti akan arah perkataan Ronald, ia berjalan menuju kursi dinasnya. "Jadi, kau juga sudah bertemu Damirn?" Tanyanya.
Ronald mengangguk, retina matanya mengekori langkah Jakson.
"Ya, barusan aku bertemu dengannya. Di Perpustakaan tempatku bekerja ...."
Ronald duduk di kursi tamu yang terletak di sebrang meja Jakson. "Dokter... apa masa tahanan Damirn sudah berakhir?" Tanya Ronald serius.
"Itu tidak mungkin Ronald, Damirn di tahan secara ilegal. Ketimbang di bilang sebagai masa tahanan, Damirn lebih tepatnya di kurung dan di biarkan mati di sana."
Ronald terdiam, sempat hening sejenak.
"Lantas, kenapa Damirn bisa ada di sini Dokter? di tempat yang bahkan sangat jauh dari sana." Tanya Ronald kemudian. Jakson hanya terdiam, ia menatap lekat Ronald.
"Itu karena ...."
♥♥♥
Damirn duduk di sebuah kursi di tepi gantungan-gantungan baju. Matanya terlihat redup.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMIRN ✔ (END)
Mystery / ThrillerKarya pertama dan tidak akan di revisi. "Aku bukan Psikopat Yehana!" Damirn Folx